Part 5

1.4K 63 11
                                        

03:00

Aku terbangun dari tidurku. Aku melihat jam yang ada di meja dekat tempat tidurku. Masih pukul 3. Aku berniat untuk tidur lagi. Saat aku hendak tidur, tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku pun segera mengambil ponselku. Dan ternyata ada sebuah pesan masuk. Aku pun membuka pesan tersebut.

From : Dilla

Amaa..jangan lupa sholat tahajud ya😉

Mengapa Dilla mengirimi ku pesan seperti ini? Aku bingung. Aku pun langsung membalas pesan Dilla tersebut.

To : Dilla

Emangnya ngapain kalo sholat tahajud?

Jujur, aku belum pernah melakukan sholat tahajud. Meskipun kedua orangtuaku selalu menyuruhku melakukan hal itu, tapi aku tidak pernah melakukannya.

Tak lama ponselku berbunyi lagi. Aku pun segera membuka ponselku tersebut.

From : Dilla

Biar tenang hatimu. Terus semoga apa yang kamu inginkan tercapai.


Jawabnya waktu itu. Sebenarnya aku sangat malas untuk beranjak dari tempat tidur. Aku ingin melanjutkan tidurku lagi, tetapi, entah mengapa hatiku menyuruhku untuk segera sholat.

Aku pun menuruti kata hatiku untuk sholat. Meskipun aku belum tahu bagaimana niat sholatnya, tapi, aku tetap putuskan untuk sholat.

Aku pun beranjak dari tempat tidurku. Aku pun segera berwudhu di kamar mandi. Aku pun menyalakan kran air. Aku mulai membasuh tangan, berkumur-kumur, membasuh muka, dan cara berwudhu lainnya. Setelah selesai aku pun keluar dari kamar mandi. Aku pun mengambil mukena yang ada didalam almari. Setelah memakainya aku pun segera melaksanakan sholat.

Setelah sholat, aku tak lupa berdoa. Aku berdoa semoga hari-hariku lebih baik dari sebelumnya, semoga aku bisa berubah menjadi lebih baik lagi, dan aku tak lupa mendoakan kedua orangtuaku semoga mereka selalu dalam lindungan Allah swt.


-----



"Untung gak terlambat," ucapku. Aku hari ini bangun kesiangan. Setelah sholat tahajud tadi pagi aku langsung kembali tidur. Alhasil, aku bangun jam enam lebih limabelas menit. Hingga aku lupa sarapan tadi pagi.

"Tumben baru berangkat, Ma," ucap Dilla. Aku pun meletakkan tasku di kursi. Aku pun mukai duduk menghadap Dilla.

"Bangun kesiangan tadi," jawabku.

"Gara-gara aku bangunin sholat tahajud ya?" Tanya Dilla dengan raut muka bersalah.

Aku terkekeh melihat raut wajah Dilla, "gakpapa kali Dil, aku malah seneng kok kamu bangunin aku tadi pagi."

"Tapi aku kan udah bikin kamu kesiangan," ujar Dilla.

"Gakpapa, nanti lama-kelamaan aku juga kebiasaan bangun pagi kok. Aku boleh minta tolong?" Pintaku.

"Boleh, katakan aja Ma, kamu mau bantuan apa dariku?"

"Ingatkan aku untuk selalu sholat tahajud ya, Dil? Apakah kamu mau?"

"Dengan senang hati, Ma. Aku berharap kamu bisa sholat tahajud terus ya," jawab Dilla.

"Makasih banget ya, Dil. Aku sekarang jadi lebih tahu apa yang dinamakan teman itu, teman itu akan menuntun kita ke jalan yang benar, bukan?"

"Iya, kamu benar, Ma. InsyaAllah aku akan siap untuk membantumu menuju jalan yang benar. Kita akan sama-sama meraih jannah-Nya," Dilla pun menyentuh tanganku dengan lembut. Kami pun mengeratkan jari tangan kami dengan erat. Aku pun tersenyum bahagia. Dilla pun juga ikut tersenyum dengan manisnya.

"Bismillahirrohmaanirrohim," ucap kami bersamaan. Ini adalah langkah awalku untuk berubah menjadi yang lebih baik dari sebelumnya. Aku berharap semoga aku tidak salah memilih teman kali ini. Semoga pertemananku diridhai oleh Allah Swt. Aamiin.

Bel masuk pun berbunyi. Aku mengambil Al-Qur'an ku yang ada didalam tas. Kami satu kelaspun mulai ngaji pagi dan dilanjutkan doa akan belajar.

'Semoga ini adalah awal yang baik,' batinku.


-------

Setelah sholat Isya' berjamaah dengan kedua orangtuaku, aku pun menuju kedalam kamarku. Aku menuju meja belajar. Aku membuka buku paket pelajaran Akidah Akhlak. Aku mulai membaca dan memahami setiap isi dari buku paket itu. Dulu, aku tidak pernah yang namanya belajar. Palingan aku belajar cuma pas ada tes atau ulangan harian saja. Tapi, mulai kini, aku akan mulai belajar dengan tekun.

Saat aku membuka buku paket Akidah Akhlak tersebut, tiba-tiba ponselku berbunyi menandakan ada pesan masuk. Aku segera membuka ponselku siapa tahu itu penting. Saat aku membuka pesan tersebut, aku terkejut.

From : +62812344xxxxxx

Assalamualaikum wr.wb


Siapa yang mengirimi pesan tersebut? Dan orang yang mengirimi pesan itu bisa mendapatkan nomor ponselku darimana? Karena aku penasaran, aku lun membalas pesan itu.

To : +62812344xxxxxx

Waalaikumsalam. Siapa ya?


Setelah membalas pesan tersebut, aku meletakkan ponselku didekat buku paketku. Belum ada 1 menit aku meletakkan ponselku, ponselku kembali berbunyi. Dengan penasaran, aku pun membuka pesan itu.

From : +62812344xxxxxx

Aku Yahya. Wakil OSIS. Kamu udah tahu aku kan?


Aku terkejut, sangat terkejut. Darimana kak Yahya bisa mendapatkan nomor ponselku? Aku pun membalasnya lagi.

To :  +62812344xxxxxx

Udah. Ada keperluan apa ya kakak sms aku?


Dan lagi. Dia membalas pesanku sangat cepat. Mau tak mau, aku harus membalas pesan tersebut.

From : +62812344xxxxxx

Gakpapa. Simpan nomorku ya, nanti kalo ada pengumuman penting tentang seleksi OSIS aku bisa memberitahumu dengan mudah.


Ternyata ini tujuan dari pesannya. Oke, tidak masalah bagiku.

To : Kak Yahya

Baik kak. Ya udah, aku mau belajar dulu ya

Jujur, sebenarnya aku merasa risih jika ada yang mendapat pesan dari orang yang tidak begitu aku kenal. Apalagi dengan penuh basa-basi seperti tadi. Kenapa tidak langsung kepada intinya saja?

From : Kak Yahya

Oh yaudah. Maaf ganggu kamu belajar.


Aku pun membalasnya.

To : Kak Yahya

Gpp kok kak.


Dia membalasnya lagi. Sebenarnya aku capek membalasnya, tapi ya karena gak enak sama wakil ketua OSIS tersebut, aku hanya menuruti saja.

From : Kak Yahya

Yaudah kalo gitu. Selamat malam ya :)


'kenapa harus pake emot kayak gitu?' batinku. Aku tidak membalasnya lagi. Toh, dia juga sudah tahu apa yang sedang aku lakukan.

Aku pun melanjutkan belajarku. Saat aku sedang memahami kalimat perkalimat yang ada di buku itu, terlintas dalam benakku saat kak Yahya selalu menatapku. Kenapa dia selalu menatapku jika dia bertemu denganku? Dan juga, dia dapat darimana nomor ponselku? Kenapa tadi aku lupa bertanya kepadanya? Ah, memang penyesalan selalu datang terakhir.




"Jangan datang saat hatiku mulai mencintai-Nya. Aku tidak ingin menduakannya, aku tidak ingin Dia cemburu karena aku lebih memikirkan ciptaan-Nya dibandingkan dengan diri-Nya."

***


Vote dan commentnya ya
Oiya, kasih kritik dan saran juga ya

Next?

See you

PENANTIAN [Sedang Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang