💤 Bab 3

1.3K 405 81
                                    

"Dalam cinta, orang membutuhkan dipercayai, dalam persahabatan orang membutuhkan dimengerti."
-Chandra Putra Dwinata.


"Pasti itu," ucap Sandi dengan lantangnya kemudian Sandi berucap kembali, "tumben lu semangat urusan cewek, itu si Bunga lu kemanain, di buang di kali? Hahahaha," sambil ketawa terhadap Chandra.

"Bunga bukan cewek gua inget itu," kata Chandra dengan menatap muka Sandi.

"Iya dah iya," ucap Sandi yang tidak mau berdebat dengan Sahabatnya itu.

***

"Assalamu'alaikum Wr.Wb," ucapan salam yang dilontarkan Chandra sambil melewati pintu kelas. Namun semua murid di dalam kelas bengong dan heran dengan ucapan Chandra tadi.

Braak!

"Bukannya jawab salam! Malah diem bae, punya mulut gak kalian?" kata Ady sambil mengambil air botol punyanya Lesty lalu meminumnya sampai habis tidak tersisa. Kemudian Teman-temannya di dalam kelas langsung menjawab salam dari Chandra, kenapa karena Teman-temannya tau bahwa Chandra adalah Agung kepala sekolah baru ini.

"Eh kok air punya gua habis?" tanya Lesti dengan nada kesal kepada Adyatma.

"Maaf tadi gua haus, hehehehe," jawab Adyatma terhadap Lesti

Setelah itu Chandra pun melewati cewek bagaikan bidadari tak bersayap, eh itukan lagu. Yang barusan nabrak di lapangan tadi. Cewek itu duduk di depanya, di samping Lesty, Chandra menatap Sandra dengan tatapan yang beda.

"Selamat siang sayang," ucapan yang dilontarkan oleh Chandra dengan lemah lembut kepada seorang yang nabraknya di lapangan tadi.

"Sayang-sayang pala mu peyang," Ketus Sandra terhadap cowo yang bikin novelnya jatuh.

"Kalau aku peyang berarti aku pusing, kalau aku pusing tar aku sakit, kalau aku sakit gak bisa sekolah, kalau gak sekolah aku gak bisa ketemu kamu," ucapan Chandra sembari menggembel yang membuat ada perasan suka kepada seorang.

"Bacot lu," ucapan dengan ketusnya terhadap cowo yang baru pertama kali menggombalnya.

"Ini cewe kasar apa gimana sih," batin Chandra sambil menatap wajah yang cantik bagaikan bidadari.

***

Sementara itu di hari yang sama namun tempatnya yang beda, tempat yang sepi dari masyarakat, tempat yang di dalamnya terdapat para Geng motor brandalan bernama COBRA.

"Kemarin kita kalah perang sama Gengnya bocah si Chandra itu, kita harus balas dendam," Ucap Alex ketua geng motor COBRA beranggotakan sekitar 20 orang.

"Betul tuh bos kita harus menang sama si bocah itu," ucap Rio kepada Alex.

"COBRA harus menang sama SANCA!" ucap Leo yang berbau perintah sambil mengirim pesan broadcast ke anggota lainnya.

Tanpa disadari ada salah satu anggota COBRA yang satu sekolah dengan Chandra.

"Eh lex, ada yang tau nih! Cara bales dendam," kata Leo sambil memanggil Alex dengan melihat PC WhatsApp yang di jawab oleh seseorang.

"Siapa namanya bangsat?" tanya Alex kepada Leo dengan nada yang keras.

"Nanti di grup gua bilangin siapa namanya." Kata Leo terhadap Alex.

"Pokoknya Malam minggu kita serang base campnya," ucap Alex sembari mengetik pesan di grup.

"Yah gak bisa malam minggu kamfrett," batin Leo.

Chandra.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang