"Cinta tak dapat diuji dengan ciuman, tetapi perasaan halus adalah pengujinya."
-Chandra Putra Dwinata.
"Mau gak kamu jadi pacar aku?" tanya Chandra kedua kalinya."Mau," jawab Sandra terhadap Chandra, kemudian Chandra memeluk Sandra dan Sandra membalas pelukannya.
"Aku janji gak bakal nyakitin kamu, tapi kamu juga sama ya," bisik Chandra sembari memeluk Sandra
"Lepas atuh! Malu tuh di lihatin yang lain," ucap Sandra yang melihat ada yang belalu lalang melewati dia.
Chandra pun melepas pelukannya dan melihat di jam tangannya menunjukkan pukul 10 pagi
"Mau di sini aja apa pulang nih sayang, tar kan sekolah? Apa ke rumah kamu dulu ganti baju abis itu ke rumah aku," tanya Chandra kepada kekasihnya.
"Ke rumah aku dulu sayang. Tar jam 11 baru ke rumah kamu," Jawab Sandra terhadap Chandra.
"Yaudah kalau kamu maunya gitu," ucap Chandra yang kemudian memegang tangannya Sandra ke mobil di depannya.
Chandra membawa mobilnya dengan perasaan senang, namun ada yang aneh hari ini,pelajaran Fisika ada Pr. Chandra melewati jalan yang bolak belok namun sepi, setelah beberapa menit sampai juga ke rumahnya Sandra.
"Ayo masuk!" perintah Sandra dengan nada yang ramah untuk masuk ke rumahnya.
"Makasih sayang," ucap Chandra dengan nada yang ramah pula.
Chandra mulai melangkahkan kakinya melewati pintu hingga derap langkahnya terhenti saat menatap di sekitar ruangan yang tidak ada Kak Gino.
"Sayang, Kok gak ada kakak kamu? Tadi pagi ada dah." Chandra bertanya kepada Sandra.
Oh, tadi pagi dia ngomong, ada Kuliah pagi hari ini." Sandra menjawab pertanyaan Chandra.
***
POV Sandi Januarta
Di lain tempat, tepatnya di Rumah Aku. Masih di Tempat Tidur kesayangannya. Tidur dengan nyenyak sampai tidak mengetahui jam menunjukkan pukul 10.30.
Maranti, Mamahku heran kenapa si Ganteng gak bangun-bangun. "Apa dia lagi sakit." Maranti berucap sembari mengambil minuman didalam kulkas. Kemudian Maranti melangkah kakinya menuju kamarku, dan membuka knop pintu kamar Anak kesayangannya.
"Dek, Bangun! Dah siang nih." Maranti berucap kepadaku sembari menepok-nepok badanku.
"Mah, badan Sandi lemes," ucap Aku dengan berkata terbata-bata.
Masih terbaring di tempat tidur, membuat Maranti kasian terhadap anak kesayangannya. Tumben kalau gak sakit orangnya Petakilan, kalau sakit diem mulu kayak Ayam ngeremin telur. Kemudian derap langkahnya menuju ke dapur untuk mengambil air anget buat Sandi.
"Biar saya aja non," ucap Enjum pembantu Rumahnya Sandi.
"Ini kan buat anak saya, udah mending kamu beliin bubur aja ya buat anak saya!" perintah Miranti berucap kepada Enjum sambil membuka Dompet berisi 30 ribu.
Kemudian Pembantunya membeli Bubur Ayam di luar rumah. Dan Miranti melanjutkan mengambil air anget lalu menuangkannya di Mangkok sembari mengambil Kain ukuran kecil lalu melipatnya. Setelah itu Miranti masuk lagi ke Kamarnya Sandi dengan membawa air anget di Mangkok beserta kainnya.
"Masih sakit Dek." Miranti berucap dengan lemah lembut kepada aku.
"Mah, Sandi gak masuk sekolah dulu ya. Badan Sandi anget Mah," ucapku dengan volume yang kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra.
Teen FictionNamanya begitu Indah Bagaikan sepucuk Sari didalam bunga. Menceritakan Kisah Romantisnya Chandra Putra Dwinata dengan Sandra Indah Sari membuat kisah cintanya terganggu dengan banyaknya musuh Chandra di luar sana "Kita buat dia menderita!" "Kita bua...