"Kemakmuran menghasilkan banyak kawan, tetapi kemalangan mencobai mereka apakah mereka dapat bertahan sebagai kawan sejati."
-Chandra Putra Dwinata.
"Gak tau kak, pokoknya harus cepetan. Nanti telat! Dede ntar di hukum udah ini waktunya upacaranya dah mulai lagi," jawab Annisa kepada saya."Yaudah sana ke luar, apa mau lihat kakak ganti baju nih," ucap sembari bercanda terhadap Adik tercintanya.
Annisa kembali berjalan menuju ruang makan. Lima belas menit kemudian, saya datang bergabung untuk sarapan dengan rambut yang masih acak-acakan. Setelah itu saya langsung mendekati meja makan.
"Good morning! Mama jelek." Ucap saya kepada Mama tercintanya.
"Morning too ganteng," ucap Selvi dengan lemah lembut terhadap saya.
"Mah tadi ade pengen dicium sama abang," adu Annisa kepada Mama tercintanya.
"Abang jomblo udah berapa lama sih? Hahahaha," tanya Selvi sembari tertawa.
"Ada yang bilang saya jomblo kurang lebih satu abad, ada yang bilang jomblo baru seminggu, ada yang bilang 1000 tahun lamanya, ada yang bilang baru kemarin menjomblo," jawab saya kepada Mama tercintanya.
"Kok ngakak sih, siapa sih yang bilang?" tanya Selvi terhadap saya.
"Biasa mah haters, kan abang fansnya banyak," jawab saya kepada Mama tercintanya.
"Mah tadi ade pengen dicium sama abang," adu Annisa kedua kalinya kepada Mama tercintanya.
"Bawel nih, gak kakak anterin ke sekolah nih," Ancam saya terhadap Adik kesayangannya sambil mengambil roti yang ada di Meja Makan.
"Tadi abang ngomong jelek ke Mama?" tanya Selvi kepada saya sambil menatap saya.
"Aduh Mah, jangan keseringan natap abang gitu dong, abang kan takut nanti mama naksir kan repot," ucapan berbau candaan yang di lontarkan Saya terhadap Mama tercintanya.
"Kalau Mama naksir tar Ayah kamu gimana," tak kalah candaan yang di lontarkan Mamanya.
"Buat Bu Lingsi mah, pembantu kita, hahahaha," ujar saya sambil tertawa lepas.
"Astagfirullah."
"Abang bercanda, kok Mama malah seriusin sih," ucap saya terhadap Mama tercintanya.
"Mama juga bercanda nak," ucap Selvi sambil mengelus rambutnya saya.
"Alah abang becanda mulu sama mama, tar ade aduin ke ayah," ucap Annisa terhadap saya.
"jangan dong ade yang cantik di sini, tadi kakak mau nyium ade loh, coba aja ade seumuran sama kakak, nanti bisa kakak pacarin," ujar dari kakak yang kesepian.
"Makanya cari pacar sana! Udah modal ganteng gak punya pacar," ucap Annisa sambil tertawa terhadap saya.
"Ade nyadar punya pacar gak?" tanya saya sambil meletin ke Adik tercintanya.
"Najiss.. jiss.. jiss dimeletin sama kakak yang jelek," ucap berbau candaan yang dilontarkan Annisa terhadap saya.
"Baru deket doang sama ketua osis," jawab Annisa terhadap saya.
"Udah-udah jangan pada banyak ngomong. Cepetan berangkat! Ayah nungguin kamu noh, pasti kebingungan. Sekalian anterin ade kamu ke Sekolah naik mobil," perintah Selvi kepada saya.
"Ayu kak!" perintah Annisa kepada saya.
"Nama kakak Chandra, bukan Ayu kapan kakak ganti jenis kelamin," ucap saya terhadap Adik tercintanya kemudian saya bertanya kepada mamanya, "tap imah siapa yang ngendarai mobil?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra.
Teen FictionNamanya begitu Indah Bagaikan sepucuk Sari didalam bunga. Menceritakan Kisah Romantisnya Chandra Putra Dwinata dengan Sandra Indah Sari membuat kisah cintanya terganggu dengan banyaknya musuh Chandra di luar sana "Kita buat dia menderita!" "Kita bua...