INI SUDAH TAMAT 📍📍📍📍
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Di sejuknya angin petang, aku terduduk dengan anggun disebuah ayunan. Tepat ditepi pantai.
Ada senja yang hampir dilalap ujung laut disana. Tapi entah mengapa tak ada sedikitpun niatku beranjak pergi sedikitpun.
"Ma.. "
Kepalaku tertoleh seketika.
"Jieun!" dia anakku.
"Sedang apa, ma?"
Aku memangkunya. Mengecup sesekali rambut panjangnya yang terurai. "Sedang menunggu matahari ditelan waktu."
"Memangnya bisa ya?" tanyanya polos.
"Bisa." matanya mengedip lembut. "Waktu bisa menelan semuanya."
Jieun masih terlihat bingung.
"Mau mendengar sebuah cerita?"
"Tentu." jawabnya semangat.
Aku menarik nafas sejenak. "Ini kisah tentang seorang gadis dan si berandalan."
Kubuka kisah lama.
Kisah sarat keindahan.
Kisah dimana aku merasa berpijak pada lapisan teratas bumi ini.
Dengan dia.
Dia adalah Mingyuku.