Perkenalkan, namaku Han Sungyoung. Di tahun 2017, umurku 18 tahun dan duduk di kelas 12 sosial 4. Harusnya aku masuk kelas sains karena 2 hal. Pertama, menurut tes disekolah sebelumnya, aku lolos masuk sains. Dan kedua karena orang tuaku menyarankan demikian. Tapi kupikir, aku lebih menyukai sosial daripada sains.
Ayahku seorang Polisi, dan ibuku sendiri adalah mantan chef di hotel terkenal. Aku punya 2 adik, perempuan dan laki-laki. Adik keduaku adalah laki-laki, waktu itu dia kelas 6 SD sementara si bungsu masih TK.
Sejujurnya aku lahir di Seoul, aku juga sempat bersekolah sampai kelas 3 sekolah dasar. Namun ayahku dipindah tugaskan ke Daegu, kami tinggal disana selama beberapa tahun sampai akhirnya kembali ke Seoul bulan lalu.
Ayah memasukkanku ke sekolah ini atas saran temannya. Padahal yang kudengar, SMA ini termasuk sekolah yang sering terlibat tawuran. Ya bukan semua sih, ada beberapa siswa yang memang tak bisa dikendalikan lagi oleh pihak sekolah.
Aku baru masuk kesini sekitar seminggu. Beruntung sekali teman sekelasku sangat ramah dan menyambut baik kehadiranku.
Di pagi itu seperti biasanya aku duduk dipinggir lapangan.
Berjemur.
Aku suka hangatnya mentari pagi. Sehingga hampir sering aku berjemur. Ga salah, kan? Toh katanya sehat.
Sudah sekitar 4 menit aku berjemur, sembari membaca novel yang baru sampai halaman 78.
Sreeet!
Badanku tiba-tiba saja ditarik hingga aku memunggungi cahaya matahari.
Kepalaku langsung mendongkak untuk sekedar melihat siapa si iseng yang berani mengganggu aktivitasku?
"Selamat pagi!"
Ada sosok pria tinggi kekar dengan seragam yang ditutupi jaket hitam. Tampan, tapi menyebalkan.
"Pagi." jawabku sekenannya.
Dia tersenyum. "Silau!"
"Iya, memang."
Matanya beralih padaku. "Apa?"
"Sinar matahari memang menyilaukan." kataku.
"Kamu."
Aku bingung. "Maksudnya?"
"Kamu udah sangat berkilau. Ga perlu pake bantuan sinar matahari lagi. Nanti semua cowok pada buta kalo liat cewek lain. Liatnya pasti ke kamu terus."
Apa sih?
Maksudnya apa?
Gombalin orang pagi-pagi gini. Ga jelas!
Aku ga jawab. Berdiri dan niat untuk pergi.
"Sungyoung ya?" tanyanya.
Aku berbalik sebentar. "Iya."
"Tau dari mana?" lanjutku."Aku tau semua tentang kamu."
Aku hanya diam. Kali-kali dia mau lanjutin perkataannya.
Tapi dia malah diam. Lalu senyum lagi.
"Mau tau namaku?" tawarnya.
"Engga. Makasih!"
"Aku kan ga ngasih apapun. Ko bilang makasih?"
Ga aku gubris omongannya. Aku langsung balik badan dan berjalan ninggalin dia.
Dan lagi.. Langkahku tertahan karena ucapannya.
"Nanti kamu yang penasaran sama aku, Sungyoung. Tunggu aja!"
Terserahlah.
Dasar aneh! Cowok aneh dan mungkin sedikit gila.
Siapa peduli?