Masa Indah

8.3K 974 148
                                    

Keadaanku sudah cukup pulih hari ini, dan aku sudah diperbolehkan untuk pulang oleh dokter. Haa, aku rindu rumah, rindu kamarku, rindu kasur empukku.

Bunda tengah membereskan baju-bajuku dan memasukkannya ke dalam ransel kecil. Sementara aku duduk diatas brankar seraya mengayunkan kaki. Bukan tidak mau membantu bunda, cuman bunda melarangnya. Aku baru sembuh katanya.

Cklck!

Ayah datang setelah dari bagian administrasi. Terhitung sudah hari keempat aku disini.

"Udah beneran pulih?" tanya ayah.

Aku menangguk.

"Seokjin udah siuman. Dan rencananya besok surat pemanggilan dia keluar."

"Ayah beneran laporin ini?"

"Anak ayah sampe kaya gini apa ayah harus diem aja lalu maafin si brengsek itu dengan mudah?"

"Ayah kan kenal baik orang tuanya."

"Biarin! Kalo pun hubungan kami memburuk juga ayah ga peduli. Yang penting dia dapet pembalasan yang setimpal juga."

Aku hanya bisa diam. Wajar sih kalau ayah mengambil tindakan tegas seperti ini. Putri sulungnya dilukai cukup parah, masa iya dia hanya diam?

Ngomong-ngomong soal Seokjin, jujur aku marah dan kesal padanya. Aku tidak akan memaafkannya sampai dia datang padaku lalu minta maaf.

Setelah semua selesai, kami berjalan ke lantai bawah menuju parkiran. Tadinya ayah menawarkan agar aku naik kursi roda saja. Tapi aku menolak karena tubuhku terasa sudah sangat baik.

Saat sampai di parkiran ternyata ada Mingyu yang baru saja mau masuk.

"Eh, aku terlambat ya?" tanyanya lucu.

"Engga ko. Pas malah!" jawabku.

"Benar sudah sehat?" dia kembali bertanya. Tangannya menyingkap poniku sedikit, lalu memperhatikan luka-luka diwajahku yang tertutup plester.  "Lukanya belum kering betul, ya?"

"Kata dokter sih cuman tinggal pemulihan luka aja. Bagian dalem aman ko, sehat terkendali."

Dia tersenyum lalu beralih pada ayah. "Yah, boleh tidak Mingyu ajak Sungyoung jalan-jalan sebentar?"

"Kemana?"

"Keliling aja."

"Mingyu bawa motor?" tanya ayah.

"Iya. Mingyu belum punya mobil, yah."

Ayah tertawa kecil. "Ya udah. Hati-hati ya! Jangan lama-lama! Uyong baru sembuh."

Mingyu mengangguk mantap lalu berterima kasih. Kemarin-kemarin dia ga bilang mau ajak aku jalan-jalan. Dikira cuman mau jemput.

"Kita mau kemana?" tanyaku yang kini berjalan dengannya ke tempat motornya diparkir.

"Keliling aja. Aku mau ngomong sesuatu."

Lalu kami melesat pergi. Entah kemana yang penting aku dengannya.

****

Ternyata dia membawaku ke pinggir sungai Han. Ga terlalu ramai. Sejuk karena anginnya yang bertiup sering. Kami duduk dibangku tepat menghadap sungai.

"Mau ngomong apa?" tanyaku pada Mingyu yang sedari tadi asik melihat air sungai.

Dia menoleh, tersenyum seraya mengusap.lembut kepalaku. "Mau tau satu fakta?"

"Apa?"

"Aku sayang kamu."

"Udah tau!!"

Mingyu 2017 ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang