SONAM IS MY LIFE

249 25 1
                                    

Sepulangnya dari sekolah, Sarah sibuk dengan semua barang dagangannya yang ingin dipaketkan. Membungkus dengan kertas coklat dan menempelkan solatip dengan rapih agar pelanggannya tidak kecewa dengan hasilnya.

Baad Mein Na Kehna Kuch Bhi
Pehle Hi De Doon Warning
Party Chalegi Till Six In The Morning
Jee Bhar Ke Naach Le Baby
Nach Nach Ke Tod De Sandal
Aunty Police Bula Legi
Toh Yaara Tera Kal Lega Handle

Terdengar lagu Abhi Party shuru hui hai meramaikan kamar Sarah. Yaa, Sarah memang masih sedih dan sering teringat kata-kata Papa nya kemarin. Karena ingin merubah suasana hatinya, dia sengaja memutar lagu India yang membuatnya menari dan menjadi semangat. Sering sekali dia melakukan hal itu.

Satu persatu ia tulis di bagian bawah barang yang telah terbungkus alamat pembeli yang telah memesan.

"Sarah, makan dulu nak. Kamu belum makan dari tadi kan.." ucap Sang Ibu masuk kedalam kamar Sarah.

"Nanti Maa.. Sarah masih bungkusin baju.. kalo udah aku kebawah.." jawab Sarah terus menggunting solatip itu.

Mamanya duduk dikasur melihat anaknya yang telaten membungkus barang barang itu.

"Kamu masih kekeh mau ke India?" Tanya mamanya melihat Sarah yang bekerja keras untuk bisa sampai ke India.

"Emangnya kenapa ma? Mama mau bantuin Sarah ngomong sama Papa?" Jawab Sarah malah balik tanya.

"Papa kamu tuh gamau sesuatu terjadi sama kamu, Papa sama mama cuma punya anak kamu doang"
"Disana itu kamu gatau kan mau kemana, kalo kamu kesasar siapa yang mau nolong, kalau kamu sakit siapa yang mau tanggung jawab??" Ucap mama Sarah yang resah dengan keinginan anak semata wayangnya itu.

Sarah selesai mengerjakan pekerjaannya itu, dia masih diam belum membalas ucapan mamanya itu.

"Saarr.. Saraaahh.. Sarah..." panggil mamanya dengan lembut sambil memerhatikan Sarah yang bolak balik membereskan kamarnya.

"Ma, bukannya selama ini Sarah selalu menuhin tanggung jawab Sarah?? Sarah tau bagi waktu antara belajar main sama dagang. Sarah udah biasa, memposisikan diri Sarah harus bagaimana"
"Sampai detik ini Sarah masih bisa dapet nilai tinggi walaupun Sarah juga dagang, ngurusin transferan, ngurusin pelajaran, Sarah bisa handle semuanya.."
"Cuma karena India, Mama sama papa ga percaya sama Sarah.."
Pungkas Sarah membuat mamanya terdiam.

"Maa, selama ini Sarah udah menuhin semua tanggung jawab Sarah sebagai anak, sekali aja maa, Sarah pengen menuhin keinginan Sarah...." lirih Suara Sarah.

"Walaupun dimata papa sama mama, ga berarti, buang buang waktu, ngabisin uang, ga ada gunanya, menurut mama sepele, tapi itu berarti buat aku maa.."
"Seperti halnya, selama ini, mama dan papa cari uang untukku, untuk sekolahku. Mama dan papa tau, Sarah belum tentu jadi orang sukses, Sarah belum tentu pintar, Sarah belum tentu cerdas. Tapi itu keinginan kalian kan untuk bisa menyekolahkanku. Bukan karena kata orang aku ini bodoh, idiot dll. Lantas Ayah langsung memutuskan untuk memberhentikan sekolahku kan?!!"
"Bukan ga berarti itu gada gunanya, kadang Sarah cuma penasaran bagaimana bisa kesana.."
"Papa sama mama menyekolahkanku untuk bisa menggapai keinginanku, lalu dengan sekejap mama dan papa menghancurkan keinginanku itu, apa itu namanyaa??"

Sarah mencoba menahan kesedihannya yang dicampur amarahnya  dengan keluar dari kamarnya. Dia mengambil secentong nasi dipiringnya dan mengambil lauk ayam goreng. Dia melahap makanannya dan mencoba meredam amarahnya.

Selama ini Sarah memang selalu mendapat peringkat dikelasnya, terlebih kelasnya adalah kelas unggulan. Tak mudah bersaing mengalahkan teman temannya yang juga sangat pintar ditambah lagi Sarah juga aktif berdagang. Dia selalu menyeimbangi segala urusannya, agar dia mempunyai arti dimata Ayahnya dan bisa memenuhi keinginannya untuk sampai ke India.

Selesai makan, papanya pulang dari kerjanya, papanya adalah seorang karyawan diperusahaan cukup terkenal di Indonesia.

Papa Sarah hanya memerhatikan anaknya terdiam dari tadi, sambil membawakan kopi pun belum menyapanya.

Mamanya datang menghampiri keduanya, dan Sarah sesegara kembali kekamarnya. Seakan - akan semua adalah musuh Sarah. Mereka sama sama terdiam.

Sarah terdiam dimeja belajarnya, duduk sambil melamun melihat kotak pensil miliknya seraya mendengarkan lagu Tum Saath Ho.

Dia memikirkan kenapa semuanya menjadi seperti ini, karena papa mamanya tidak mengizinkannya untuk pergi, kenapa harus dia marah pada mereka. Tapi kenapa papanya tidak mengerti keinginannya itu.

"Sonaamm.. pengen gua tuh ketemu lu.. susah kayak gini. Cuma mau liat negara lu, gua musuhin mama sama papa. Gua ga bisa nyerah sampai sini aja... buat apa selama ini gua ngelakuin itu semua.. sia sia.. ya Allah.. tolong.."batin Sarah mengeluh

Tiba tiba papanya datang dari arah pintu.

--------------------Bersambung------------------

Semoga suka 😍😍
Jangan lupa kritik dan saran
Jangan lupa like 🖒🖒🖒🖒🖒

Meet SonamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang