SONAM, AKU MENYERAH

193 15 0
                                    

Sarah mendorong badannya agar bisa sampai dengan Sonam dan sebuah lengan besar milik salah satu bodyguard itu menepis tepat diwajah Sarah. Hampir Sarah terjatuh, namun ia bisa menahannya, kepalanya mulai pusing dan hidungnya memerah, pandangannya kabur. Ia tertinggal jauh dari kerumunan orang itu, makin lama kepala Sarah semakin pusing, ia mencoba berjalan ke arah penjual yang tadi, dengan langkahnya terlunta-lunta Sarah pun terjatuh dan pingsan.

Penjual Pani Puri yang melihat Sarah terjatuh itu pun langsung berlari tanpa memikirkan jualannya. Salah satu wartawan itu pun juga ikut menolong Sarah dan menggendongnya ketepian.

Penjual itu membawakan air putih miliknya, sesaat Sarah pun terbangun.

"Are u okay? (Kamu baik-baik saja?)" Tanya salah satu wartawan yang menolong Sarah.

"Tum theek ho? Kya hua behti? (Kamu baik-baik saja? Apa yang terjadi nak?)" Tanya penjual itu khawatir.

"Thank you sir, i'm okay. Thank you" ucap Sarah berterima kasih pada orang orang yang disekitarnya yang telah menolongnya.

"Be carefully yaar" ucap salah satu seseorang itu lalu pergi meninggalkannya.

"I'm okay, uncle. No problem" ucap Sarah kepada penjual itu.

"Sonam ka peechha karne ki koi zarurat nahin, aapko is tarah chot lagee hogee (kamu tidak perlu mengejar Sonam lagi, kamu akan terluka seperti ini)" ujar penjual Pani Puri itu terlihat khawatir.

Sarah tidak mengerti apa yang dikatakan penjual itu, tapi Sarah yakin ia sangat mengkhawatirkannya.

"Haan Uncle, I've tried it, if this time I fail, it's okay. No problem.. (iya paman, aku sudah mencobanya, jika aku gagal, tidak apa-apa, tidak masalah)" pungkas Sarah dengan lembutnya.

Mereka beranjak dari duduknya dan kembali ke dagangan milik penjual itu.

"My name is Kholil, u can call me Baba. Its okay, behti" ucap penjual itu yang dipanggil Baba.

"Baba, i wanna go, i want to go back" ujar Sarah kepada Baba seraya membereskan barang-barangnya.

"Go home?" Tanya Baba menatap Sarah.

"No, Sonam's house" jawab Sarah yakin.

"Kyun behti? Why u not stay with me? U have house near Sonam's house?" Tanya Baba khawatir menatap Sarah sedih.

"I don't have home in India Baba" jawab Sarah menunduk didepan Baba.

"Challo, follow me, everyday i'm here, You will meet Sonam everyday, yeh bahut danger hai, bure log aap ka apaharan karengge, mere saath aao. (Ayo ikut aku, setiap hari aku disini, kamu akan bertemu Sonam setiap hari, disini banyak orang jahat, mereka akan menyulikmu)" pungkas Baba menasehati Sarah.

"Benar kata Baba, lagi pula disini memang tidak aman. Tidak ada salahnya jika aku bersamanya, dia orang baik."

"Oke Baba" ujar Sarah tersenyum.

"Khao, tum beemar ho jaoge. (Makanlah, nanti kamu akan sakit)" ucap Baba memberikan Pani puri kepada Sarah.
Sarah memakan dengan lahapnya.

Hari-hari berlalu dengan cepatnya. Sarah tinggal bersama Baba, istri dan dua orang anak laki lakinya yang masih balita, Sarah sangat betah disana, karena ia merasa mempunyai adik dan menjadi seorang kakak. Setiap hari Sarah ikut bekerja bersama Baba di tempat dimana Sonam bekerja. Kadang melihat Sonam, terkadang lokasi shooting itu sepi. Sarah menghabiskan waktunya dengan membantu Baba dengan Pani purinya.

Sarah tampak bersedih karena sampai sekarang ia belum bisa bertemu dengan Sonam dan berbicara dengannya.

Berkali-kali Sarah memerhatikan kearah tenda putih susu yang biasa Sonam masuki, melihat sekeliling arah tempat shooting itu seraya membungkusi Pani puri dan melayani pelanggan.

Meet SonamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang