CHANGED 2

133 13 0
                                    

Ada perbedaan yang mendasar dalam diri Sonam, keegoisannya sangat kuat dalam dirinya, tak mau kalah dan kesombongannya mengalahkan hati nuraninya. Ketika ia tidak menyukai satu hal dia akan terus membencinya. Baiknya adalah Sonam mempunyai rasa kepercayaan yang tinggi yang membuatnya selalu percaya diri dalam melakukan apapun.

Sarah memandangi foto papa dan mamanya diponselnya, air matanya menetes mengenang kejadian indah bersama keluarganya. Sarah segera menyeka airmatanya ketika Sonam datang kekamarnya.

"Sarah, kau mau makan apa?" Tanya Sonam.

"Aku tidak lapar, aku tidak mau pergi" jawab Sarah membalikkan badan kearah Sonam.

"Lagi pula, tuan Anil akan pulang. Kenapa kita tidak menyambutnya?" Lanjut Sarah bertanya. Sonam duduk dikasurnya lalu memainkan ponselnya.

"Apa spesialnya, Sarah? Semua akan bersama dia. Untuk apa aku ada disana? Jika selama ini aku dan dia selalu bertengkar" pungkas Sonam.

"Sonamm" ucap Sarah terpotong.

"Aku tidak mau mendengarkan apapun darimu, aku akan pergi dan terserah kau mau ikut atau tidak" ucap Sonam lalu mengambil tasnya dan pergi keluar. Di pintu masuk, Sonam dan Sunita berpasan.

"Kau mau kemana?" Tanya Sunita menghentikan Sonam.

"Aku ada urusan bu, aku sangat sibuk" jawab Sonam tanpa menatap Ibunya itu.

"Ayahmu akan tiba, kau malah pergi. Itu tidak baik!" Seru Sunita menasehati.

"Baik? Jika aku tetap disini itu lebih tidak baik. Apa yang aku dapatkan disini? Sebuah tamparan atau ribuan makian?" Ucap Sonam sedikit kesal. Sonam pun meninggalkan ibunya.

"Aku akan ikut Sonu, Nyonya. Kau tidak perlu khawatir. Titip salamku pada Tuan Anil" ujar Sarah lalu mencium tangan Sunita lalu pergi menyusul Sonam.

Sonam dan Sarah pergi kesuatu mall. Sedari tadi, mereka  hanya terdiam di mobil.

"Kau benar mau pergi kesini? Disini banyak orang. Kau saja yang pergi biar aku dimobil" ujar Sarah.

"Kenapa? Kau tidak mau kesana bersamaku? Segitu malunya kau tidak mau jalan disampingku?" Tanya Sonam menatap Sarah tak percaya.

"Bagaimana kau bisa bicara seperti itu? Bahkan jika kau adalah narapidana pun aku akan disampingmu jika itu adalah dirimu. Aku hanya tidak enak dengan fansmu yang lain jika melihat ini" pungkas Sarah kepada Sonam.

Sonam pun segera menggandeng tangan Sarah keluar dari mobilnya. Seketika, semua orang mulai menyadari jika itu Sonam. Mereka berduyun-duyun mendekati Sonam dan Sarah. Pengawal Sonam serta Security Mall membantu menertibkan jalan Sonam. Mereka banyak mengambil foto dan berteriak-teriak memanggil Sonam. Sarah kaget dengan keadaan itu, dulu dia hanya ikut serta dalam kerumunan itu tapi sekarang dia yang berada dikerumunan itu. Sarah berjalan dengan cepatnya mengikuti langkah Sonam. Mereka berhenti ditoko sepatu dan pengawal Sonam menjaga dipintu masuk toko.

"Sarah, pilihlah sepatu untuk dipakai besok." Suruh Sonam pada Sarah.

"Apa aku benar-benar kesana Sonam? Aku tidak bisa" ujar Sarah menolak.

"Ambilkan sepatu terbaik disini untuknya." Suruh Sonam kepada pegawai toko itu. Mereka segera pergi.

"Ambilkan aku minum" ujar Sarah kepada pengawalnya.

"Sonam, ayo kita pulang. Tuan Anil akan tiba sebentar lagi" pinta Sarah.

"Sarah bukan saatnya mengatakan hal itu, cobalah seperti sepatu-sepatu ini" ujar Sonam mengingatkan Sarah dan memberikan beberapa wedges, flat shoes, loafers dll.

Meet SonamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang