26

119 6 2
                                    

Kehidupan Sarah mulai terkendali. Baba dan Maa pun sudah baik begitu juga keluarga Sarah yang di Indonesia, Papanya Sarah juga mengetahui jika dia bersama dengan Deepika dan aman.

Sarah dan Annisa pergi ke NDTV untuk mengambil beberapa berkas yang harus Deepika selesaikan. Sesampainya Annisa dan Deepika menemui Direktur disana.

"Deepika akan kemari setelah pulang dari Amritsar. Dokumen ini akan ditanda tangani Deepika." Ujar Annisa kepada pimpinan Direktur.

"Tolong sampaikan padanya jangan sungkan untuk datang kemari" ucap Direktur tersenyum.

"Tidak pak, hanya dia sedang sibuk dengan pekerjaannya" jawab Annisa sambil memegang dokumennya.

"Mari ikut saya untuk mengambil beberapa Sovernir milik kami" ajak Direktur itu.

"Kakak, aku tunggu disini." Ucap Sarah.

"Baiklah, aku kesana habis itu kita makan. Oke" ujar Annisa senyum simpul kepada Sarah.

Annisa pun pergi bersama Direktur itu dan Sarah duduk diruang tunggu sambil membalas pesan WA dari papa dan teman-temannya.

"Kami akan mencoba memperbaiki semuanya. Semoga dalam waktu dekat dia bisa kembali"

"Aku selalu berharap itu. Bahkan jika aku mampu, aku menemuinya"

"Sebaiknya jangan sekarang. Ayah dam ibuku akan datang kemari"

"Baiklah kalau begitu"

"Oke, aku harus pergi. Sampai nanti. Dahhh"

Suara itu tak asing bagi Sarah, dia beranjak dari duduknya dan menuju kesebuah ruangan yang menjadi sumber suara. Saat Sarah ingin mengintip keluarlah seseorang yang sangat ia kenal, Rhea Kapoor.

"Sarah?" Ucapnya kaget melihat Sarah didepan pintu.

"Aku mendengar suaramu, jadi aku mendekati ruangan ini" jawab Sarah tampak gugup.

"Oke" ucap Rhea singkat.

"Hmm, bagaimana kabarmu?" Lanjut Sarah bertanya.

"Aku baik, aku sedang mengambil laporanku disini. Oh ya sedang apa kau disini?" Jawabnya bertanya.

"Aku menemani Annisa bertemu Direktur disini" jawab Sarah singkat. Obrolan itu sangat begitu kaku.

"Lalu, hmm.. bagaimana keadaan Sonam?" Tanya Sarah yang tampak gugup. Rhea menghela nafasnya.

"Temuilah Sarah. Dia menunggumu. Siapa lagi yang mengertinya selain dirimu" jawab Rhea. Sarah tersenyum

"Tidak bisa kakak, dia telah mengusirku. Jika aku kesana, punya hak apa aku? Siapa aku? Lagi pula aku akan segera pulang ke Indonesia. Dia akan segera kembali bermain film dan menari" pungkas Sarah tersenyum.

"Semoga saja apa yang kau katakan terjadi"
"Aku hanya menitip pesan, kau kemari tujuanmu hanya Sonam, bukan? Sekarang selesaikan tujuanmu. Kau meninggalkan tujuanmu ditengah jalan. Jika tidak sekarang, kau akan menyesal besok. Diluar sana banyak yang ingin menjadi sepertimu, tapi hanya orang-orang beruntung yang dapat kesempatan sepertimu. Temuilah dia sebelum kau berangkat. Setidaknya hanya menatapnya. Karna jika tidak, bukan hanya aku dan keluargaku kehilangan Sonam, kau dan fans-fansnya pun kehilangannya" pungkas Rhea meyakinkan Sarah. Annisa pun mendekati Sarah yang sedang bersama Rhea.

"Sarah, aku sudah selesai. Ayo" ajaknya menatap Sarah.

"Hai" sapa Annisa pada Rhea tersenyum.

"Yaa" jawab Rhea juga tersenyum.

"Kakak aku pergi dulu. Sampai bertemu nanti" pamit Sarah pada Rhea. Mereka pun pergi.

Kata-kata Rhea terbayang dipikiran Sarah. Setelah beberapa bulan dia ingin pergi dari masalah itu kemudian datang menyapa kembali.

♧♧♧♧

Rhea kembali ke apartemen sambil membawa beberapa makanan untuk makan malam. Dia menatap saudara kandungnya yang tengah terdiam menatap layar ponselnya.

"Sampai kapan kau akan diam menatap ponsel itu? Tidakkah kau mencoba peruntungan diluar sana?"ujar Rhea sambil menaruh belanjaannya dimeja makan. Sonam hanya terdiam.

"Stop seperti ini Sonu!! Aku lelah mengerjakan semua pekerjaanmu! Aku punya pekerjaan lain, punya urusan lain! Berhentilah ulah gilamu ini! Kau bisa pergi keluar sana" lanjut Rhea mendekati Sonam.

"Apa yang harus aku lakukan? Ayah dan Ibu pun pergi. Anand meninggalkanku. Harsh tidak menemuiku. Orang yang ku percaya bahkan tak mampu bersamaku lagi. Katakan kau mau ikut mereka semua atau masih mampu disini?" Tanyanya lirih sambil mengambil jus dilemari es.

"Kenapa kau tak mencoba memperbaiki semuanya? Kau bisa memulainya dari yang kecil Kakak!" Ucap Rhea menasehati.

"Ketika semua orang yang kita anggap penting pergi, lalu siapa yang akan mendukungku? Tenanglah, aku akan pergi. Tak ada seorangpun yang tahu"  lanjut Sonam.

"Terserah! Besok aku akan ke Dubai untuk mengurusi filmmu yang tertunda 6 bulan itu. Demi Ibu, jika kau hanya bermalas-malasan disini setelah itu aku akan membunuhmu!" Kesal Rhea.

"Tidak perlu repot, aku akan melakukan itu sendiri" jawab Sonam.

♡♡♡♡

Sesampai dirumah Baba, Deepika menelpon Sarah.

"Kau minta apa dari sini?"

"Tidak Deepy, aku tidak mau apa-apa"

"Hmm ada apa? Aku tahu kau memikirkan sesuatu, katakan"

"Tidak apa-apa. Aku baik saja"

"Tidak, kau memikirkan pamanmu itu tentang badminton minggu besok? Atau bibimu itu akan pergi ke turki sendiri? Kau mengkhawatirkan itu? Semuanya akan berjalan baik Sarah"

"Bukan Deepy, aku tahu mereka pasti bisa melakukannya. Cepatlah pulang. Pekerjaanmu sangat banyak. Kasihan kakak Annisa melakukannya sendiri"

"Biarkan saja, lagi pula ada dirimu bukan? Tugasmu berakhir 3 hari lagi"

"Iya Deepy, selamat malam!"

"Hmm.. kita akan menyelesaikan masalahmu setelah aku pulang. Aku tahu sepertinya. Babay. Good Night"

Sarah menutup telfonnya. Asfaq dan Ali menyambut kedatangan kakak tersayangnya itu.

"Kakak lelah jangan diganggu" ucap Maa pada Asfaq dan Ali.

"Duduklah Sarah, besok aku akan membelikan tiketmu" ucap Baba. Sarah pun menaruh tasnya dikursi dan duduk disamping Baba sambil memangku Ali.

"Tidak usah Baba, Deepy telah membookingnya lewat ponselnya. Itu lebih mudah" ucap Sarah.

"Oooo, Semua dilakukan dengan mudah. Besok aku akan menjual Pani puriku lewat ponsel. Lihat saja!" Ujar Baba tertawa sambil memakam kacang.

"Kau tidak pamit dengan Sonam, Sarah?" Tanya Maa sambil membawa teh hangat. Baba terdiam dan menatap Sarah.

"Jika aku sempat aku akan kesana"
"Aku mengganti bajuku dulu" lanjut Sarah lalu pergi kekamarnya.

--------------------Bersambung------------------

Thanks guys dah mau baca..
Jangan lupa Votenya yaaa...
Sukriyaa



Meet SonamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang