SONAAKU

198 24 0
                                    

"Sonam, kini aku menginjakkan kakiku tempat berada didepan rumahmu, betapa beruntungnya aku dapat sampai sedekat ini padamu. Banyak hal yang ku lalui, yang bahkan sampai sekarang masih membuatku takut. Kisahku ini, mungkin tak semenarik dalam film apapun, tapi aku yakin ini akan menjadi hal terindah yang tidak bisa aku lupakan. Bahkan, ketika aku mati, aku sudah bisa mencapai titik ini.  Hahahaha, sekarang aku menjadi sangat begitu puitis, Aku tidak sabar bertemu denganmu."

Setelah membayar bajaj itu, Sarah tidak bisa memanglingkan pandangannya pada yang lain, dia tatap seluruh detail rumah itu, sesekali dia melihat ke jendela yang terlihat, menerka-nerka bahwa itu adalah kamar Sonam.

Sangat sepi dan teduh jalanan rumah Sonam, bahkan tidak ada security yang menjaga depan rumah Sonam. Sarah pun duduk disebrang jalan rumah Sonam, tepat disebuah tongkrongan kecil seperti pos ronda di Indonesia.

Sarah mengambil foto rumah Sonam dan mengirimnya ke papanya.
"Awesome!" Tulisnya.

Tak pernah terbayangkan jika Sarah bisa sampai posisi ini. Bisa menatap langsung rumah seseorang yang selama ini ia kagumi.

Sarah berniat untuk menunggu seseorang keluar atau masuk kedalam rumah itu, sambil menunggu, Sarah pun login permainan sangat dia sukai, 'Mobile Legends'. Banyak sekali teman Sarah yang meng inbox nya memberi ucapan selamat dan meminta oleh-oleh. Sesaat ia merindukan teman-temannya yang sangat gila dan konyol itu.

Hari sudah mulai gelap, tak kunjung seseorang keluar dari rumah itu dan Sarah masih saja fokus kepada permainannya itu. Sudah 3 kali permainan, tak ada tanda-tanda Sonam datang. Sarah berpikir untuk pergi mencari penginapan terdekat, namun setelah beranjak dari duduknya, tiba tiba banyak mobil memparkir ditepian rumah Sonam.

Sarah pun penasaran, dari mobil-mobil tersebut keluarnya banyak orang dengan membawa microfon dan kamera- kamera. Semua orang berjejer didepan pintu masuk rumah Sonam. Sarah mulai tersenyum, dia segera berlari mendekati kerumunan orang tersebut.

Dengan penuh sesak yang bahkan Sarah menjadi sulit bernafas, dorong mendorong, akhirnya Sarah pun sampai diposisi paling depan yang terhalang oleh bapak-bapak besar yang menahan banyaknya wartawan.
Tak lama mobil yang terlihat menawan yang pastinya mahal melaju masuk melewati pagar Sonam, Mata Sarah terpaku melihat seseorang yang keluar dari dalam mobil itu.

Wajah yang tak asing baginya, Mata yang selama ini teringat jelas di ingatannya serta rambut yang selalu Sarah impi impikan sama sepertinya. Seseorang itu, tepat berada didepan Sarah, meski agak sedikit jauh, terlihat sekali wajah Sonam tersenyum memandangi kerumunan orang tersebut. Sesaat Sonam melambaikan tangannya dan berbicara sesuatu yang Sarah pun tidak mengerti.

"Sonaaammm" gumam Sarah kecil terpaku melihat Sonam. Desakan itu semakin kuat mendorong Sarah untuk maju, bahkan kakinya pun tidak sanggup melangkah walau hanya sejengkal.

Sarah pun terpental jatuh karena didorong saat pintu gerbang Sonam tertutup perlahan. Wartawan itu bubar satu persatu. Sarah berdiri dari jatuhnya, mengepak ngepakkan tangan yang penuh dengan pasir.

Terlihat air matanya menetes, kemudian ia hapus dengan lengan bajunya yang panjang itu, ia bersihkan baju serta kerudung yang kotor karena pasir.

Terlihat para wartawan itu begitu kecewa karena tidak bisa mewawancarai Sonam, beda halnya dengan Sarah yang sampai menangis haru karena bisa melihat langsung  Sonam. Seseorang yang selama ini ia perjuangkan mati-matian untuk bisa bertemu dengannya.

Ditempat duduknya, Sarah menangis haru penuh bahagia, tak bisa membayangkan begitu beruntungnya dia berada disini.

Sarah mengatur nafasnya, sedari tadi dia sangat sulit bernafas dengan teratur, dia meminum air aqua miliknya.

Sarah pun mulai memandangi lagi rumah Sonam, berharap bahwa Sonam melihatnya dari sana dan mengajaknya untuk kedalam.

"Aahh mustahil itumaahhh" seru Sarah dalam hatinya berkhayal yang sulit terjadi.

Hari sudah semakin gelap, dengan ditemani permainannya itu dan sebungkus camilan, dia menikmatinya seraya menunggu Sonam.

"Matii lu... matii luu preyaaa.. mau kemanaa.. minta dikasih tauu inii.. ayoo zilong ciduk cidukk.. naahh" seru Sarah bermain Mobile Legends yang geregetan.

"Gausah maju akai gendut, ntar lu matii.. tukann di duain, sukuriinn..bodo amaatt.."

"Enemy has been slain"

"Sukuuuriiinnnn" ujarnya tertawa terbahak bahak.

Sambil memainkan gamenya, Sarah memerhatikan rumah Sonam.

"Aduuhh Sonam apa kaga bosen itu ya dirumah mulu, apakaga laper ituu ngedokem aja dirumah, nyari lauk gitu kann bisa, nyari baju, ke mall gitu, nyari paketan hahahaha" gerutu Sarah dengan tawanya yang menunggu Sonam keluar.

"Bisanya nyari masalah mulu siihh hahaha" lanjutnya sambil memainkan lagi Mobile Legends nya itu.

Hampir tengah malam, Sarah menunggu. Dia tidak mau pergi karena takut kehilangan momen seperti tadi. Sangat sepi dan lebih sunyi. Kegelapan menyelimutinya. Dia sangat takut memang, tapi rasa takutnya bisa diatasi karena keyakinannya pada Sonam.

Dengan headset ditelinganya dan kepalanya bersandar ditasnya sambil mendengarkan lagu Raanjhana Sarah pun tertidur.

"Aku tak pernah terlalu menginginkan sesuatu dalam hidupku. Tuhan telah memberikan semuanya padaku, papa dan mama yang sangat mencintaiku, teman teman konyol seperti mereka, tante yang baik hati dan Sonam yang selalu memberiku semangat. Itu adalah anugrah dalam hidupku. Jika sekarang aku bisa menemui Sonam, itu bukanlah suatu ketidaksengajaan. Tuhan telah memberiku hadiah, karena aku telah mau bersyukur pada setiap masalah dan amarahku."

--------------------Bersambung-------------------

Makasih dah mau baca ceritanya..
Kritik sarannya tulis dikomentar yaa😊😊😊
Jangan bosen bosen mampir..

Mau request sesuatu komen dibawah aja yaaa..

Jangan lupa Vote biar semangat ngelanjutin ceritanya hehehehe
Salam bollymania


Meet SonamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang