SARAH KI PROBLEM

117 13 0
                                    

Sarah berlari-lari mencari jalan keluar, para security dan pengawal Sonam yang menunggu di parkiran pun menghampiri Sarah yang terlihat panik.

"Nona Sarah, aku akan mengantarmu" ujar supir Sonam menghentikan jalan Sarah.

"Kalau kau bersamaku, Siapa yang mengantarkan Sonam? Tidak usah, pergilah ketempatmu" ucap Sarah menolak.

"Kalau begitu tunggulah disini, aku akan memanggilkanmu taksi secepatnya" ucap supir memberi pilihan lain.

"Baiklah, cepat!" Pinta Sarah.

Sarah menunggu dan supir Sonam itu berlari menyuruh temannya yang lainnya untuk memanggil taksi, hanya beberapa menit Sarah berhasil mendapatkan taksi dan pergi kerumah sakit.

Sesampainya Baba, Asfaq dan Ali menyambutnya dengan wajah memelas.

"Kakak, Maa sedang sakit" ujar Asfaq memeluk seraya memeluk Sarah. Sarah pun menggendongnya.

"Ada aku disini, aku akan bersamamu dan adikmu, tersenyumlah" ucap Sarah menyuruh Asfaq tersenyum. Asfaq tak mau tersenyum, mata sayunya dan raut wajah letihnya membuat Sarah bersedih. Asfaq melingkarkan tangannya dileher Sarah lalu bersandar.

Sarah dan Baba duduk diruang tunggu.

"Apa yang terjadi Baba? Kenapa Maa bisa sampai seperti ini?" Tanya Sarah dengan sedihnya.

"Dia terlalu lelah mengurus rumah dan anak-anak. Sehingga dia tidak punya waktu untuk istirahat. Dia terkena infeksi lambung Sarah." Jawab Baba meratap. Sarah terdiam, seraya mengelus-elus badan Asfaq yang tertidur dipangkuannya.

Tiba-tiba seorang suster menghampiri Baba seraya memberikan beberapa kertas.
"Tuan, ini tagihan untuk hari ini" ujarnya seraya memberi satu kertas.

"Setelah tagihannya selesai, anda harus membayar tagihan ini untuk dapat kita tangani Nyonya Shalilah. Sebelum keduanya diselesaikan, kami tidak dapat mengambil tindakan apapun" lanjut suster itu memperlihatkan kertas kedua.

"Apakah tidak bisa dicicil, suster?" Tanya Baba.

"Mohon maaf tuan, ini sudah kebijakan rumah sakit. Silahkan anda selesaikan dibagian administrasi" ucapnya lalu pergi.

Baba duduk seraya menggendong Ali yang tertidur dengan sangat lemas. Terlihat raut wajah yang letih dan putus asa. Sarah melihat tagihan-tagihan itu, dia pun merasakan bagaimana bingungnya Baba, Sarah sangat tahu bagaimana kondisi ekonomi baba yang sangat kurang.

"Baba, apakah kau mempunyai uang untuk membayar itu semua?" Tanya Sarah menatap Baba.

"Aku hanya punya beberapa saja Sarah, aku akan menjual beberapa barang dirumah itupun hanya mampu membayar setengahnya" jawab Baba sedih.

"Baba, pakailah uangku. Aku mempunyai simpanan" ujar Sarah. Baba menatap Sarah.

"Kau gila? Aku tahu uang itu adalah uangmu untuk pulang, bagaimana bisa kau pulang nantinya Sarah?! Aku tidak mau merepotkanmu" ujar Baba menolak.

"Baba, kau sendiri yang bilang jika aku anakmu, bukan? Lalu kenapa seorang anak tidak bisa membantu orangtuanya?" Ujar Sarah menenangkan Baba. Baba terdiam.

"Aku akan mencari sisanya, setidaknya kita memberi uangmuka untuk tagihan yang kedua. Maa akan segera sembuh dan kembali bersama kita" ujar Sarah lalu memegang tangan Baba yang khawatir.

Disisi Lain

Setelah acara selesai, Sonam pun pergi ke Backstage untuk mencari Sarah.

"Dimana Sarah?" Tanya Sonam pada pengawalnya yang tadi menjaga Sarah.

"Dia pamit pergi Nyonya, dia meninggalkan tempat ini sejam yang lalu" jawab pengawal itu. Tiba-tiba Deepika yang habis tampil dipanggung melewati Sonam.

Meet SonamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang