CHANGED

188 11 10
                                    

Kemarin aku berpikir kalau aku sudah mengakhiri segalanya tetapi mengapa ini seperti awal dari semuanya. Sonam yang ku kira jauh diujung sana kini mengapa sedekat ini. Aku belum bisa berfikir panjang atas sesuatu yang akan terjadi setelah ini. Yang aku tahu, apapun yang terjadi aku akan berbuat sebaik mungkin tanpa mengecewakan siapapun.

Sarah mengangkat telfonnya dari Papanya.

"Hallo nak, kapan pesawatmu terbang?"

"Sorry papa, aku belum bisa pulang sekarang. Ada kendala yang harus Sarah selesaikan dulu."

"Ada apa nak? Apa kamu baik-baik saja?"

"Gapapa pah, Ali dan Asfaq ga mengizinkanku pulang sekarang, tunggu mereka mengizinkanku ya?"

"Ohh.. ya udah. Jaga dirimu Sarah. Cepat pulang, sayang"

(Disini logat bicara Sarah sama Papanya beda, karena mereka orang Indonesia dan kalian tau lah yaaa gimana. Beda kalo ngomong sama Sonam dan juga orang India)

Sonam memerhatikan Sarah dari kejauhan, meskipun dia tidak mengerti apa yang dibicarakannya. Tapi Sonam tau betul bahwa ada yang disembunyikannya.

"Dia sedang meminta izin pada Papanya untuk tinggal disini lebih lama" ujar Maa memberikan secangkir teh hangat untuk Sonam. Sarah pun mendekati Maa dan Sonam. Baba pun menyusul duduk disofa.

Sonam terdiam, dia mulai mengontrol dirinya untuk menjaga sikapnya didepan Baba.

"Baba, bolehku berbicara?" Tanya Sarah menatap Baba yang sedang membolak balik koran.

"Kenapa Sarah? Bicaralah" jawab Baba.

"Aku kira, aku akan mencari rumah sewa didekat sini." Ujar Sarah sedikit gugup.

"Apa maksudmu?" Tanya Baba meletakkan korannya di meja.

"Kau melakukan ini semua untuk dirinya? Apa masalahmu? Biarkan dia mengurus dirinya sendiri. Kau tidak perlu repot untuk ini" lanjut Baba kesal menatap Sonam.

"Bukan seperti itu Baba, bukankah kita harus menolong seseorang? Semenjak Sonam disini, kau menjadi pemarah, dan itu membuatku menjadi takut. Bukan itu saja, Ali dan Asfaq akan terganggu juga Baba." Pungkas Sarah dengan lembutnya.

"Simpan belas kasihmu padanya, Sarah! Dia bahkan mengabaikanmu kemarin, membuatmu terluka, hampir membuat mati ditelan api itu! Dia juga bahkan menolak Pani puriku" ujar Baba yang mengingat semuanya.

"Aku minta maaf jika perlakuanku saat itu menyakitimu tuan, aku bahkan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kau boleh memaki ku, tapi jangan memarahi anak ini. Dia hanya ingin membantuku. Dia menghormatimu, maka itu dia meminta izin kepadamu" ucap Sonam membuat Sarah sangat terkejut. Dia menatap Sonam dengan tatapan heran begitu juga dengan Maa.

"Apa tidak ada cara lain?" Tanya Baba.

"Baba, aku tidak benar-benar pergi darimu. Aku hanya pindah beberapa meter dari sini." Jawab Sarah.

"Biarlah, izinkan mereka menyewa rumah diujung gang sana. Rumah kita kecil. Biarlah mereka bersama. Jika kau berdebat terus dengan Sonam. Asfaq dan Ali juga terganggu." Ucap Maa kepada Baba.

"Baiklah, kau bisa pergi. Untukmu Sonam, cepat selesaikan masalahmu! Jangan kau merepotkan terus Sarah." Seru Baba mengingatkan.

Sarah dan Sonam merapihkan barang-barangnya.

"Aku tak percaya kau berkata tadi, Sonam" ucap Sarah tersenyum sambil membereskan bajunya.

"Aku juga tidak tahu bagaimana aku melakukannya tadi" jawab Sonam juga tersenyum.

Meet SonamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang