Xi Luhan, bisa kita bertemu? Tolong balasannya dan maaf karena telah menganggu kesibukanmu.
- Byun Baekhyun
_____
Baekhyun mengaduk lattenya acak saat pandangannya tampak kosong karena dia memikirkan kejadian kemarin. Sesekali dia tersenyum miring dan sesekali dia memasang wajah datarnya membuat seseorang yang baru datang dan mengamatinya dari pintu masuk mengerutkan dahinya bingung.
"Dokter Byun? Apa kau baik-baik saja?" tanya Luhan yang kemudian mengambil tempat didepan Baekhyun setelah meletakkan ranselnya. Dia baru saja kembali dari kampusnya dan kebetulan Baekhyun mengajaknya bertemu sehingga dia langsung tancap gas ketempat ini segera.
"Ah? Kau sudah datang?" Baekhyun menampilkan senyuman ramahnya walaupun sebenarnya Luhan tahu sekali kalau itu semua hanya paksaan semata. "Ngomong-ngomong Luhan, berhentilah memanggilku dokter Byun. Lagipula aku tak menyembuhkan orang lagi karena sibuk dengan penelitianku. Panggil Baekhyun saja, kulihat kita hanya berbeda beberapa bulan."
"Baiklah.. tapi apakah ada yang sedang mengganggu fikiranmu? Kulihat kondisimu sedang tidak baik dan kau terlalu pucat. Apakah ada hal penting sehingga kau tiba-tiba ingin bertemu denganku hari ini?"
Baekhyun menyandarkan punggungnya disandaran kursi kemudian menatap jendela dengan wajah sendunya.
"Aku hanya ingin membuat pengakuan. Mungkin juga hal ini bisa membuat kita menjadi teman yang akrab. Aku belum pernah sebegitu ketergantungan dengan seorang hingga menganggap mereka teman, sampai aku ingin bisa melakukannya bersama denganmu."
Luhan menaikkan alisnya penasaran dan jujur saja itu terdengar aneh ketika diserap lamat-lamat.
"Kau pasti berfikir kalau kalimatku terdengar sangat menjijikan?" Luhan tak menjawab karena dia justru menaikkan bahunya asal lalu bersiap mendengarkan ucapan Baekhyun. "Seumur hidup aku hanya berusaha yang terbaik untuk keluarga dan klanku hingga aku menganggap pendidikan dan skillku sebagai yang nomor satu. Padahal ada yang lebih penting dari semua itu, yaitu membuat hubungan sosial yang bisa membuatmu tenang karena bisa saling menggangtungkan satu sama lain."
"Kau tidak pernah mempunyai teman satupun, kau yakin?"
"Aku hanya punya saudara kandung, sepupu, dan anggota klan yang sebaya denganku. Diantara mereka tak ada yang bisa kuajak berbagi cerita. Aku terlalu tertutup bahkan pada keluargaku sendiri karena menganggap bahwa aku harus tampil sempurna didepan semua orang. Jadi aku tidak mau menunjukkan kelemahanku."
"Sendirian?"
"Ya, sampai pada dimana aku akhirnya menyerah dan menangis dengan bodohnya hari itu." ingatan Baekhyun beralih disaat dia menangis didepan hyung dan sepupunya yang lain karena merasa telah gagal. "Aku fikir aku butuh seseorang untuk menjadi tempat curhatku, dan mengingat jika aku tak bisa melakukannya dengan keluargaku, aku justru terfikir untuk melakukannya kepadamu."
"Kau ingin aku menjadi temanmu? Tempatku berbagi rahasia dan kesakitanmu?"
Baekhyun mengangguk yakin kemudian menagalihkan tatapannya dengan sorot mata serius dihadapan Luhan hari itu. "Juga kebahagiaan milikku. Bukankah begitu cara bermainnya hubungan pertemanan?"
"Ya, dan kau adalah orang pintar yang aneh dengan segala teori menyebalkanmu itu. Bisakah kau bersikap biasa dan menjalaninya saja tanpa perlu bertanya kepada seseorang seperti itu lagi? Karena mau siapapun orang itu, mau bagaimanapun orang yang akan kau jadikan teman, dia hanya datang tanpa ditawarkan karena seperti itulah hubungan pertemanan. Jadi, apa hal yang ingin kau ungkapkan kepadaku kali ini? Apakah sebuah rahasia, kesedihan milikmu, atau kebahagian yang bisa membuatku merasakan suka cita yang sama?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Time To Turn [ChanBaek]
Fanfiction#CHANBAEK #ANGST #Part Complete WARN! BxB AREA! MPREG! ••• Byun Baekhyun, salah satu bakal penerus klan Aegle 'sang pengendali cahaya' yang terpaksa menerima kekalahannya terhadap alam semesta. Bukan tentang pertarungan atau kematian. Melainkan tent...