Bagian 17 - Menyerah

13K 1.7K 161
                                    

Suara langkah kaki yang berisik dari lantai atas membuat Baekhyun yang sedang menyiapkan makanan terdiam dengan kerutan didahinya. Dia menoleh kearah tangga yang menampilkan raut Chanyeol yang panik dengan rambut yang berantakan.

"Astaga, Baekhyun... Ku fikir kau pergi." Chanyeol mengusap wajahnya sebelum kemudian dia berjalan dan memeluk Baekhyun sangat erat. "Kumohon jangan pergi, Baek. Maafkan aku.." wajah Chanyeol bersembunyi diceruk leher Baekhyun dan memuknya sangat erat membuat carrier itu tersenyum tipis dengan mengusap punggung Chanyeol lembut.

"Apa yang kau fikirkan, Chanyeol? Aku disini.. Aku masih ada dirumah ini. Kau tidak perlu khawatir."

"Kumohon jangan pernah tinggalkan aku, Baekhyun.." bisiknya sekali lagi dengan pelan, seiring dengan air mata carrier itu yang justru turun tanpa diminta.

"Ya.. Aku masih disini.. Aku disini, Chanyeol." Baekhyun mengusap air matanya cepat kemudian berdehem lalu melepaskan dirinya dari Chanyeol dengan senyuman lebarnya. "Aku ingin pergi kesuatu tempat. Kau bisa mengantarkanku kesana?"

•••••••

Seperti biasanya. Chanyeol pasti akan berjalan dibelakang Baekhyun sambil memperhatikan si mungil itu lekat. Hanya memperhatikan tingkahnya dengan segala fikirannya yang berkelana jauh. Membuatnya pernah berfikir disuatu hari..

'Bukankah Baekhyun itu sempurna, Chanyeol? Dia punya segalanya.. Fikiran kritisnya, ilmu dan pendidikannya, tata kramanya, kebijaksanaannya.. Setiap gerakan yang dilakukannya pasti akan menimbulkan hal positif untuk sekitarnya.. Jadi mengapa kau hanya bisa menatapnya dari jauh saja, Chanyeol?'

Tapi dia tak pernah bisa menjawabnya. Dia tak mau menjawabnya, sejujurnya. Dia memaksa bungkam walau hatinya selalu mendobrak untuk menerima setiap dari carrier itu. Si mungil yang menjadi belahan jiwanya.. separuh hidupnya yang diberikan tuhan.. yang seharusnya bisa dia jaga dengan segenap jiwanya..

"Chanyeol.. Berdirilah didepan sana! Aku akan mengambil gambar siluetmu dari sini." ujar Baekhyun sambil menunjuk Chanyeol untuk berdiri membelakangi sunset dan laut yang sibuk mendeburkan ombak. "Sudah!"

"Kau senang?" tanya Chanyeol ketika dia mulai mendekati Baekhyun. Dia mengacak rambutnya pelan membuat Baekhyun menampilkan senyuman bulan sabitnya. Sesuatu yang sangat jarang ditunjukannya kepada siapapun.

"Hm. Aku bahagia. Aku akan selalu mengingat semua ini, Chanyeol. Setiap kali aku merasa bahagia seperti ini dihidupku. Aku akan mengingatnya." Baekhyun tersenyum lebar walau bibirnya sudah gemetaran karena air matanya ingin melesak turun tanpa keinginannya, seperti belakangan ini.

"Kau ingin makan sesuatu?"

"Aku akan makan apa saja. Setelah itu mari pulang kerumah keluargaku. Aku benar-benar merindukan mereka."

"Ke mansion Aegle? Kau sudah siap?"

"Hm.. Tak akan ada banyak waktu lagi jika aku kembali menundanya.. Lagipula aku sudah baik-baik saja sekarang berkatmu. Eomma pasti senang melihatku kembali.. Taehyung juga.. Krystal dan Taeyeon noona.. Anggota klanku yang lain.. Appa.." Baekhyun merunduk dalam saat dia mengingat ayahnya. "Aku harap kesehatan appa baik-baik saja.. Sudah lama sekali aku tidak pernah mengunjunginya.."

"Ya... Appa mu pasti baik-baik saja, Baekhyun.. Dia pasti menjaga tubuhnya dengan baik demi melihat putra kesayangannya kembali dengan sehat. Kita harus membawakan oleh-oleh untuk mereka nanti."

"Terima kasih untuk semuanya, Chanyeol." Baekhyun tersenyum lembut kepada Chanyeol sebelum dia mengalihkan tatapannya kepada matahari yang perlahan tenggelam. "Terima kasih untuk waktumu yang berharga.. Terima kasih karena telah membuatku merasa bahagia.."

Time To Turn [ChanBaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang