Chanyeol memasuki apartemennya dengan langkah gontai dan menghidupkan lampu-lampunya saat dia baru saja pulang dari kantornya. Lelaki bersurai hitam itu memijat dahinya yang berdenyut lalu merebahkan dirinya disofa ruang tamunya. Rasanya lelah sekali. Dia bahkan lupa sudah berapa lama dia tidak pulang keapartemennya karena terlalu sibuk berada dikantor demi menyelesaikan pekerjaannya sebelum hari pernikahannya tiba.
Namun bunyi kunci apartemen yang ditekan membuat Chanyeol menegakkan kepalanya dan melirik pintu apartemennya dengan malas.
"Chanie.. aku sudah berkali-kali menghubungimu tapi kau tidak pernah mau mengangkat panggilanku." rengekan manja dari tunangannya itu entah kenapa membuat Chanyeol mendesah pelan karena merasa kepalanya semakin berdenyut kencang.
Dia ingin sekali marah dan mengusir perempuan ini keluar, tapi dia tidak bisa jika membuat orang yang dicintainya semakin marah dan mengancam hal yang tidak-tidak lagi.
"Kau tahu kan kalau aku harus menyelesaikan semuanya sebelum hari pernikahan kita tiba? Jadi relakan aku sementara sebelum akhirnya kita bisa bersama-sama untuk waktu yang lama, hm?" Chanyeol mengacak rambut Yejin dengan sayang yang dibalas perempuan itu dengan pelukan manja.
"Baiklah." Yejin tersenyum senang kemudian dia memeluk Chanyeol dengan sangat manja. "Sayang.. Apa kau tidak merindukan diriku hari ini?" tanyanya dengan tatapan nakal dan itu tentu saja membuat Chanyeol mengerutkan dahinya bingung. "Ayolah Chanie.. Lagipula sebentar lagikan kita akan menikah? Hm? Kau pasti tak akan kecewa padaku. Ya?"
Dan Chanyeol tidak tahu harus mengatakan apa.
•••••
Baekhyun terbangun dari tidurnya dengan keringat dingin yang membasahi pelipisnya. Rasanya seperti mimpi buruk, mimpi yang sangat mengerikan hingga dia terbangun dengan nafas yang tak beraturan. Tapi, tapi mimpi itu terasa nyata dan semuanya sangat menyakitkan hingga dia merasakannya hingga kesetiap jengkal tubuhnya.
Byun Baekhyun berdiri dari kasurnya dengan susah payah, meraba-raba sekitarnya dan sedikit tersungkur saat hendak mendapati lampu tidur dinakas yang malam ini tidak dihidupkan. Dia ingin menyalakannya agar ada sedikit penerangan. Suasana kamarnya memang sangat gelap sejak sore tadi karena dia mengunci kamarnya dan masih tidak mengizinkan siapapun masuk kemari, jadi tidak ada siapapun yang bisa membuatnya keluar bahkan untuk makan malam.
Prang..
Gelas dan lampu tidur yang berada dinakas tiba-tiba terjatuh karena tubuh Baekhyun yang bergetar kesakitan. Pemuda mungil itu mengerang kesakitan memegangi seluruh tubuhnya dan dia mencengkram tempat tidur yang berada dihadapannya dengan sangat erat.
"Arg.. Eomma.." ringgis Baekhyun kesakitan dengan air mata yang mengalir dipipi sambil mencengkram apapun yang bisa membuatnya merasa lebih baik. "Sakit sekali.. hiks.. eomma.."
Tapi tidak bisa. Rasanya seperti dicambuk ratusan kali dan digores tanpa henti oleh silet tajam yang sangat menyakitkan. Setiap bagian tubuhnya membuatnya meraung-raung karena kesakitan, Baekhyun bahkan terududuk dan menenggelamkan wajahnya dikasur yang ada dihadapannya.
"Siapapun tolong aku.. hiks.. Tolong.."
"Baekhyun!! Baekhyun-ah!! Kau baik-baik saja, sayang?! Katakan pada eomma kau baik-baik saja!! Cepat buka pintunya, nak!! Jangan buat eomma khawatir!! Baekhyun?!"
"E-Eomma.." Baekhyun meraung-raung seperti anak kecil dan tiba-tiba saja tubuhnya terjatuh dilantai dan terbaring dengan lelehan air mata yang terus mengalir. Wajahnya sangat pucat dan bibirnya bahkan tak bisa berkata lagi untuk kesakitannya. Dia mengerjap beberapa kali dan terus terisak sampai seseorang membukakan pintunya dengan paksa hingga matanya memberat dan tertutup dengan rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time To Turn [ChanBaek]
Fanfic#CHANBAEK #ANGST #Part Complete WARN! BxB AREA! MPREG! ••• Byun Baekhyun, salah satu bakal penerus klan Aegle 'sang pengendali cahaya' yang terpaksa menerima kekalahannya terhadap alam semesta. Bukan tentang pertarungan atau kematian. Melainkan tent...