Zi Tao dengan marga Huang itu sudah berlinang air mata sambil menggendong putranya yang berumur 5 tahun. Sendirian dia berkeliling mencari gadis kecilnya yang tanpa sengaja terlepas darinya ketika keadaan pasar malam sedang ramai.
Zhuyi, lelaki kecil kembaran Shuya itu juga menangis sejak tadi membuat Tao semakin panik. Dia tidak mungkin mengubungi suaminya. Dia tidak bisa. Tao tidak akan melakukan semua itu walaupun dia harus menggendong Zhuyi kemana-mana-karena demi tuhan, suaminya adalah salah seseorang yang harus dihindarinya belakangan ini.
"Tuan, apa ada yang bisa kami bantu?"
Dua orang pria tegap dengan setelan rapinya membuat Tao beransumsi bahwa mereka seorang pengawal. Dari aerphone yang dipasang ditelinga kanan mereka, juga posturnya yang tegap membuat Tao yang sebelumnya bertugas dalam intel negara mengenalinya. Dia menduga-duga bahwa mereka suruhan suaminya dan akan menyeret mereka kembali, maka dari itu Tao mencoba mengelak.
"Ah, tidak. Aku hanya sedang.."
"Maaf tuan. Tapi anda tidak perlu khawatir jika kami akan menyakiti anda. Apa anda sedang mencari seorang gadis kecil yang barang kali putri anda?"
Mata Tao terbelalak terkejut saat mendengar ucapan pengawal itu. Namun dia hanya diam, tak berkata apa-apa selain mengelus punggung putra didalam gendongannya. Dia memilih tak bersuara.
"Jika itu benar, maka anda bisa menemuinya di tepi danau. Kebetulan majikan kami sedang menjaganya disana dan memerintahkan kami untuk mencari orang tua dari anak itu."
•••••••
Tao merencanakan acara kaburnya untuk yang kesekian kali jika ini semua merupakan ide dari Suaminya. Dia berniat menghentikan waktu seperti biasa sekuat kemampuannya untuk melarikan diri dari klan Eagle itu lagi dan lagi. Semua sudah tersusun rapi diotaknya seperti yang diharapkan oleh seorang mantan intel. Tapi ketika mendengar tawa putrinya dan bagaimana dia memeluk seorang lelaki mungil disana dengan cahaya-cahaya kecil yang beterbangan, dia mendesah lega.
"Silahkan tuan."
Pengawal itu merunduk hormat kemudian menjauh dari sana membuat Tao mengangguk kecil dengan ucapan terima kasihnya sebelum mereka pergi.
Zhuyi yang berada digendongannya memaksa untuk turun, sehingga Taopun segera melepaskannya. Langkah kaki kecil itu berlari dengan lincah sambil menyebut nama saudarinya membuat Shuya menoleh dan langsung mengejarnya balik. Mereka berpelukan dan Tao berjalan untuk mendekati mereka dengan perlahan.
••••••
Chanyeol yang melihat seorang pemuda semampai mendekat kearah mereka langsung melirik Baekhyun kemudian berdiri dan menarik simungil itu untuk ikut berdiri disebelahnya.
"Terima kasih untuk kebaikanmu. Aku benar-benar putus asa saat tidak menemui putriku dimana-mana. Aku fikir aku tidak akan bisa hidup lagi jika dia benar-benar menghilang. Aku pasti sudah merepotkanmu."
Tao mengusap lengannya sambil merundukkan wajahnya merasa bodoh dengan dirinya sendiri. Dia ingin membawa kedua anaknya kemari untuk bersenang-senang setelah pindah ke Korea Selatan dan menetap daerah ini. Tapi tanpa sengaja salah satu anaknya menghilang membuatnya merasa bahwa dia bukan orang tua yang cukup baik.
"Tidak apa, tuan. Sekarang Shuya sudah baik-baik saja dan kau bisa melihatnya kembali. Namaku Baekhyun, dan kau tidak perlu sungkan denganku begitu. Aku suka menjaga anak kecil."
Baekhyun tersenyum teduh membuat Tao membalas senyumannya kembali.
"Namaku Zi Tao. Panggil saja aku Tao, Baekhyun-si."
Tao memperkenalkan dirinya namun tiba-tiba saja matanya teralihkan oleh sesosok tinggi nan tegap yang berada disebelah Baekhyun.
"Oh ya, dia ini-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Time To Turn [ChanBaek]
Fiksi Penggemar#CHANBAEK #ANGST #Part Complete WARN! BxB AREA! MPREG! ••• Byun Baekhyun, salah satu bakal penerus klan Aegle 'sang pengendali cahaya' yang terpaksa menerima kekalahannya terhadap alam semesta. Bukan tentang pertarungan atau kematian. Melainkan tent...