Bagian 20 - Rindu

11.8K 1.6K 70
                                    

Melbourne.

"Tuan, apakah keluarga kalian adalah keturunan dari pengendali?"

Baekhyun terdiam saat kepala sekolah putranya bertanya sesuatu yang seharusnya dijaga oleh Baekhyun selama ini. Dia tak pernah menyembunyikannya, tapi jika mampu maka sebisa mungkin dia merahasiakannya dari orang-orang.

"Apakah Jackson seorang Phoenix?"

"M-maksud anda bagaimana ya, Miss?" Baekhyun gemetaran dan meremas tangannya kuat-kuat sedangkan Jackson disudut sana hanya duduk diam saat Kyungsoo yang baru datang mulai mengobati luka-luka dibibirnya.

"Mr. Wylle bertengkar dengan beberapa anak di lapangan indoor. Kami tak menyalahkannya karena anak-anak memang seperti itu, bertengkar dengan temannya.. lalu berbaikan. Kami hanya akan memberikan mereka pengajaran, tuan. Tapi, saya mendapati bahwa Mr. Wylle tanpa sengaja membuat lapangan indoor terbakar karena kekuatannya. Anda pasti.. mengerti apa maksudku kan?"

Dahi Baekhyun berkerut bingung namun dia tetap saja mengangguk menjawab pertanyaan itu. "Tapi dia masih terlalu kecil, Miss. Dia tidak mungkin bisa melakukannya. Maksudku.. belum?"

Kepala sekolah itu menghela nafas lalu tersenyum kecil kepada Baekhyun. "Saya akan memberikan waktu untuk kalian berbicara. Kemudian yang perlu anda tahu bahwa itu mungkin saja jika Mr. Wylle mendapatkan kemampuan istemawanya sejak dini. Hal ini dikarenakan faktor kondisi tubuhnya memang pantas, atau karena kekuatan dari dalam tubuhnya yang terlalu besar."

Baekhyun mengangguk mengerti kemudian beranjak dari tempat duduknya untuk membungkuk kecil.

"Terima kasih atas masukannya, Miss. Saya akan mengganti kerugian yang disebabkan putraku. Dan sepertinya aku memang perlu berbicara dengannya."

••••••

Suasana salah satu meja di restoran steak itu terasa lebih canggung karena aura yang keluar dari tubuh seorang carrier dikursinya. Kyungsoo yang menyadari hal itu hanya berdehem canggung kemudian mengajak bicara putranya yang memilih duduk didepannya.

"Jackson Wylle. Bagaimana bisa kau melakukan semua itu?" tanya Baekhyun yang membuat Jackson hanya mengaduk-ngaduk makanannya dengan wajah menyesal. "Sejak kapan kau bisa melakukan semua itu?"

"Mom.."

Namun Jackson sedetik kemudian menangis membuat Baekhyun menghela nafasnya tak tega dengan putranya itu.

"I'm sorry, Mom. I didn't mean it."

"Kemarilah." Baekhyun menepuk pahanya kemudian Jackson berjalan pelan sambil mengusap air matanya untuk duduk dipangkuan carrier itu. "Kenapa kau menangis, hm? Anak laki-laki tidak boleh menangis, mengerti?"

"Hiks.. I love you so much. I'm sorry, mommy."

"Hey, kau tak malu dengan Asher disana? Lihatlah, dia sedang menatapmu sekarang. Kau hyungnya, jangan menangis okay?"

"Hiks.. Tapi mommy akan memarahiku."

"Jackson.. Mommy hanya bertanya. Mommy tak akan memarahi mu. Kali ini Jackson tidak salah. Tapi kita harus meluruskannya supaya Jackson tidak perlu melakukan semacam itu lagi ketika sedang marah. Supaya kita bisa mengendalikannya, Jackson mengerti?"

Anak itu mengangguk pelan kemudian memeluk Baekhyun dengan erat dan menyembunyikan tangisannya dileher carrier itu. "Aku sayang, mommy."

"Mommy juga sayang Jackson." Baekhyun tersenyum kemudian mengelus punggung anak itu pelan. "Nah.. sekarang Jackson habiskan makanannya, lalu setelah itu kita membahasnya bersama dirumah. Bagaimana?"

Time To Turn [ChanBaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang