Extra Part

47.5K 2.1K 32
                                    


Maaf yah author ngga bisa bwt epilognya, mengingat cerita ini ngga ada prolognya.

Tapi, jangan kecewa dulu..
author punya extra part untuk kalian^^

***Happy reading***

"pa.. dedenya nendang" abby dan daniel saling pandang, kemudian tersenyum melihat tingkah niel yang sedikit ketakutan saat abby membawah tangan mungil itu ke perutnya yang sudah sangat besar..

mengingat minggu ini abby sudah masuk bulan yang kesembilan. Danielpun mengikuti hal yang sama.

"itu tandanya, ade nyuruh kaka untuk cepat bobo biar papa mau jengukin si dede.." langsung saja satu cubitan melayang dipinggang daniel.

"Kalo begitu kaka mau bobo asal sama dede.." ujar niel polos. Danielpun meringis mendengarnya, sedangkan abby langsung tertawa mendengar celotehan niel yang kali ini panjang mengingat putra mereka  irit bicara sama seperti ibunya.

***

Abby terbangun tengah malam ketika merasakan tangan kekar daniel mulai merayap disekujur tubuhnya, padahal tubuh mungil niel sebelumnya menjadi pembatas diantara mereka berdua.

"aasshh.." erang abby tertahan, merasakan bibir daniel mulai bermain-main di sekitar leher abby.

"daa..aahh..niel.. kumohon, hentika..aaahhn..adha niel"

"Niel udah aku pindahin dikamarnya, abby sayang.."

Sungguh, pria ini tak bisa lagi menahan keinginannya untuk tidak segera menyetubuhi abby, mengingat sudah hampir dua minggu ini dia puasa dari tubuh istrinya karena pekerjaannya juga si kecil niel yang tidak mau tidur sendiri.

Semenjak abby keluar dari rumah sakit beberapa bulan yang lalu, Daniel langsung mencari rumah untuk keluarga kecilnya.

dan malam ini pun berakhir dengan pergulatan kecil mereka..

.

.

Masih jam 5 pagi, namun daniel langsung terbangun karena mendengar suara isakkan dari istrinya.

"daniel..sshh..cepat bawah aku ke rumah sakit, perutku... sshh... perutku rasanya sakit sekali"

"Astaga abby! Air tuban mu sudah pecah.." daniel terpekik melihat cairan bening mulai mengalir keluar dari selakangan abby. Rasa kantukpun hilang seketika digantikan dengan rasa panik.

Tanpa pikir panjang lagi, pria ini pun langsung mengangkat dan membawah tubuh abby ke rumah sakit dengan mobil hanya dengan selimut tebal yang menutupi dan melingkari tubuh abby yang hampir polos.

daniel sangat panik, rasa takut dan was-was kini menyelimuti hatinya melihat abby yang tak berhenti meringis sambil mencekram lengannya dengan erat.

Niel..

"Astaga! daniel.. cepat telpon mama ssshh, niel sen..diri di...rum..ahh!" abby berusaha menghiraukan sakitnya, ketika nama niel berputar-putar dikepalanya.

Daniel berusaha untuk bisa mengontrol perasaannya agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Sambil mengaktifkan wireless di telinganya, pria inipun langsung menghubungi mamanya.

***

Bianzia Queensly Pitter

Daniel terus mencium puncak kepala abby, sebagai rasa trima kasih karena telah memberikannya seorang putri yang lucu juga sangat cantik.

Pria ini tak bisa membayangkan bahwa besar nanti, anak-anaknya pasti akan menjadi rebutan banyak orang. Mengingat mata hijau tosca queensly juga kedua lesung dipipinya, terlihat sangat indah menghiasi wajah mungilnya.

Incorrect ErrorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang