Sudah minggu kedua semenjak aku dinyatakan LULUS bersama teman yang lainnya. Aku sedang dalam perjalanan ke salah satu universitas pilihanku untuk tes masuk. Pandangan ku terus saja keluar jendela dengan sesekali melihat harga pada yang tertera pada argo taksi. "mbak sudah sampai" lamunan ku buyar setelah bapak sopir taksi berkata seperti itu. Aku cepat cepat turun dari taksi yang kutumpangi dan langsung bergegas menuju gedung universitas itu.
Aku sudah menyelesaikan tesnya semenjak 10 menit yang lalu, tapi aku belum keluar dari ruangan. Sunyi, hanya kata itu yang bisa mendeskripsikan apa yang terjadi saat ini. Kulihat muka orang orang yang seruangan denganku, ada orang yang memegang kepalanya, ada juga yang menunjukan muka bingung. Apa tes nya sesusah itu? Pikirku saat memperhatikan orang orang dengan ekspresi mereka sendiri sendiri.
---
"bagaimana tes mu tadi?" tanya kerrie yang duduk tepat di hadapanku. Kerrie berada di ruangan sebelah saat mengerjakan tes yang sama denganku.
"lancar, bagaimana denganmu?"
"kurasa aku tak kan diterima di universitas ini, kamu pinter, dah pasti keterima"
Aku hanya tersenyum menjawab pernyataan Kerrie, "kau ingat James yang pernah aku ceritakan padamu?"
Kulihat ia sedang berusaha mengingat hingga akhirnya ada suara keluar dari mulutnya "detektif tampan yang pernah kau ceritakan itu ya, aku ingat, kenapa?"
"aku mencoba menelpon nomor yang ia berikan padaku saat aku di Korea, tapi sekarang tidak aktif"
"mungkin dia sedang sibuk, dia kan seorang detektif, ayo" katanya sambil berdiri.
Aku kembali naik taksi dengan ditemani kerrie disisiku, kami akan pergi ke mall untuk berjalan jalan sekaligus membuang rasa bosan yang melanda di hari hari liburan. Kami sampai 10 menit kemudian, Kerrie berjalan dahulu sementara aku masih sibuk mencari dompet di dalam tas untuk membayar uang taksi. Kukeluarkan selembar uang 20.000 dan 10.000 karna melihat Kerrie yang sudah lumayan jauh didepanku, aku tak mengambil uang kembalian taksi dan bergegas menyusul Kerrie.
Aku berjalan sedikit berlari untuk bisa berada di samping Kerrie. Aku memanggil namanya sesaat sebelum aku mendengar suara klakson dari arah seberang. Aku benar benar terkejut sesaat sebelum aku merasakan lemas di kaki sehingga aku tidak sempat berlari sampai akhirnya aku merasa tubuhku melayang. Kesadaranku mulai sirna sampai akhirnya pandanganku hanya segaris.
----
'titt.. tit...tit..' suara itulah yang pertama kali kudengar saat aku melihat langit langit rumah sakit bercat putih. Ada Bi Ida, Mama, dan Natalie yang kulihat saat itu. Mereka terlihat bahagia saat setelah tau bahwa aku sudah membuka mataku. "papa mu sedang perjalanan ke sini, mungkin akan telat, Ia tidak dapat penerbangan awal untuk kembali dari Singapore" ku dengar suara mama yang sedikit bergetar, aku bisa melihat muka mama yang memancarkan rona bahagia sekaligus khawatir kepadaku.
"dimana Kerrie?" tanyaku pada Nathalie karna memang yang terakhir kulihat adalah Kerrie bersama kerumunan orang yang tak kukenal. "Aku menyuruhnya pulang karna tadi dia sungguh benar benar ketakutan" jawabnya dengan muka yang hampir sama dengan mama. Bahagia dan khawatir, itulah ekspresi yang kulihat dari 3 orang yang sedang bersama ku saat ini.
YOU ARE READING
Four Notes
Фанфикmenjadi detektif memang seru. tapi bagaimana jika petunjuk yang kamu dapat, didapatkan dari hantu? namaku Katherine sekarang pekerjaan ku adalah detektif terkenal. sebelum menjadi detektif terkenal, tahukah kamu aku mendapat banyak masalah? petunjuk...