Rumahnya tidak terlalu besar. Perabot rumah juga penataannya lah yang membuat kesan elegan pada rumah James. Aku berencana menggunakan cara yang sama saat aku di rumah Alexander.
Sudah 30 menit berlalu dan belum kutemukan tanda tanda keberhasilan rencana ku. James mengelak ketika William memanggilnya untuk segera ke kantor polisi, katanya hari ini adalah hari liburnya, memang, tak ada yang bisa mengganggu James ketika Ia sedang berlibur.
Akhirnya aku pun memberi pesan pada William supaya dia datang ke rumah James dan aku yang akan mengambil diary itu. Pikiran ku sedang was-was jikalau rencanaku tidak berhasil, jadi aku selalu mengabaikan apa yang James katakan. Setiap James bertanya padaku hanya ku jawab dengan singkat seperti 'ya', 'tidak', dan 'mungkin saja'.
Bel berbunyi ketika kami sedang membicarakan tentang rencanaku akan pulang ke Indonesia. Lega batinku berkata. Tak lama kemudian terlihatlah batang hidung William di depan pintu. Saat kami ber-tiga sudah berada di ruang tengah untuk mengobrol seperti biasa, aku ijin ke toilet. Kurasa ijin ke toilet adalah modus yang selalu kugunakan mulai dari aku smp sampai saat ini. Mungkin saat smp dan sma aku ijin ke toilet untuk melihat cogan kelas sebelah, tapi beda dengan sekarang.
Sesampainya di toilet kuhidupkan lampu senter di hpku karna setelah ini pasti listrik akan mati. Ya, itu adalah bagian dari rencana ku dan William, itulah mengapa setiap orang harus selalu mempunyai 'plan B'.
Aku menyusuri setiap jalan menuju kamar James. Kamarnya ada di pojok ruangan, pintunya tidak terkunci. Aku melangkah masuk, dengan hp terus tergenggam di tanganku memberi sinar untuk sekitar. Aku mencari diary itu di kamarnya sampai akhirnya ku temukan di laci meja kerjanya. Sama seperti diary yang kubaca di pesawat waktu itu.
Aku hanya dengan sekilas membaca halaman halamannya,tak ada yang berubah. Aku bergegas memasukkan diary itu ke tas ku dan keluar sebelum lampunya kembali menyala dan James mencurigaiku.
Aku kembali ke ruang tengah dan sesaat kemudian lampunya menyala.
"kenapa lampunya?" tanyaku pada James.
"kurasa ada konsleting antara kabelnya"
---
Aku membuka diary milik James dan melihatnya bersama William. Ya, kami sudah berada di cafe dekat hotel ku, setelah dua jam kami habiskan di rumah James untuk mengobrol hal hal yang tidak terlalu penting. Benar kata William, brangkas emas itu tidak ada di James, jika tidak ada di James maupun di Alexander, lalu milik siapa brankas emas itu?. Mengenai diary itu, diary itu masih sama, tulisan awal dan tulisan di 4 catatan yang pernah aku lihat sama sekali berbeda.
Ada bekas sobekan pada halaman belakang diary tersebut. catatan yang saat itu ada 4 sekarang hanya tinggal 3, kurasa catatan yang satunya telah disobek oleh sang pemilik. Aku membuka kembali surat Alex yang sudah kufoto. Benar benar aneh. Tulisan pada diary James juga pada surat itu sama. Apa ini sebenarnya diary milik Alex?
YOU ARE READING
Four Notes
Fanfictionmenjadi detektif memang seru. tapi bagaimana jika petunjuk yang kamu dapat, didapatkan dari hantu? namaku Katherine sekarang pekerjaan ku adalah detektif terkenal. sebelum menjadi detektif terkenal, tahukah kamu aku mendapat banyak masalah? petunjuk...