Bab 17 - Kebenaran

1K 60 0
                                    

Aku sudah berada di mobil Nathalie dan sedang menceritakan kemarahan ku semalam. Untung saja marah ku berhasil mereda setelah aku bisa melihat bangunan mall yang berdiri magah tepat di hadapanku. Aku masuk bersama Nathalie tentu saja, kami mulai memutari mall dari bawah sampai atas dari pojok sampai pojok. Bukankah memang cewek jika di mall tak pernah kenal lelah?

"mamahku ingin bertemu kau, dia menyuruhku mengajakmu menginap di rumah kami" kata Nathalie memecah keheningan saat kami makan di sebuah restoran di mall.

"boleh juga, aku sudah lama tidak bertemu tante Evelyn, aku akan menelpon mama ku sekarang"

Aku mengambil hp ku dari dalam tas dan mulai mencari kontak mama. Tak butuh waktu lama dan kata kata yang banyak untuk mama mengijinkanku menginap di rumah Nathalie, karna mama dan tante Evelyn adalah teman dekat.

Jam menunjukan pukul 8 malam dan kami harus segera pulang. Aku adalah tipikal orang yang harus ke toilet sebelum pergi ke mana mana, jadi aku berjalan menuju ke toilet. Setelah selesai dari toilet aku mengahadapkan mukaku ke kaca di toilet. Benar benar aneh, lampunya mati seketika, aku tak menyangka mall sebesar ini tak memiliki persediaan genset. Lampunya menyala kembali sesaat sebelum aku akan mengambil hp untuk menghidupkan senter. Kembali Alex mengejutkan ku saat ku lihat melalui cermin di toilet.

Saat itu aku benar benar terkejut dan aku tak bisa menahan amarahku ketika aku mengingat lipstik Sephora yang baru saja Alex rusakkan.

"apa sih maumu? Kau sudah merusakkan lipstik ku, menerorku, kenapa? Kau mau minta bantuan? Aku sudah lelah, kau memberiku petunjuk yang abu abu semuanya tidak jelas, lagian apa untungnya aku menolongmu?" aku marah dan langsung pergi meninggalkan toilet.

Aku sudah di mobil Nathalie dan sedang menuju rumahnya sekarang. "aneh, mall besar kenapa gak punya genset ya?" kesalku.

"kenapa? Emang tadi lampunya mati? "

"lho emang kamu ga ngerasa Nath?"

"engga, lampunya gak mati kok tadi"

Aku hanya menghela napas. Dan diam selama perjalanan menuju rumah Nathalie. Sekitar 20 menit berlalu dan kami akhirnya sampai ke rumah Nathalie. Aku mengobrol sedikit agak lama dengan tante Evelyn, banyak yang kami ceritakan.

Aku masuk ke kamar Nathalie, aku menuju ke kamar mandi. Aku melewati meja belajar Nathalie dan benar benar terkejut dengan apa yang aku temukan. Berangkas emas itu ada di sana. Aku tidak tahu apa itu berangkas yang sama dengan yang Alex maksud.

"Nath, ini punyamu? Dapat dari mana?"

"ohh ini, aku di kasih sama teman mantan pacar aku. Dan nama temen aku sama kaya hantu yang sering kamu ceritain ke aku Alex. "

Aku benar benar terkejut "kamu tau apa isi berangkas ini?"

"engga, dia ga kasih tau kodenya"

Tanpa pikir lama aku langsung membuka diary ku lalu memencet kode yang saat itu pernah Alex berikan. Benar, berangkas nya terbuka. Di dalamnya ada surat juga recorder. Aku dengan cepat membuka surat tersebut.

Untuk Alexander,

Kau memang sebaya denganku namun pengalamanku lebih banyak dari mu. Jangan percaya siapapun. Mungkin saja orang yang paling dekat denganmu akan menjadi orang yang paling menakutkan.

Alex

Hanya itu isi surat yang ku temukan. Dibaliknya potongan dari diary James tertempel disitu.

Alexander,

Singapore, November 13 2017

Katherine

March, 13 2017

Aku mendengarkan apa yang ada di recorder tersebut bersama Nathalie. "Itu suara Bryan, mantanku" aku hanya mendengarkan Nathalie yang menceritakan kejadian berangkas itu bisa ada padanya."Bryan adalah mantan pacarku, kami bertemu saan smp kelas 7 dan saat sma aku berpacaran dengannya, aku tak pernah cerita padamu karna dia tak mau karir nya hancur sebagai aktris muda, saat itu dia di Indonesia dan aku baru mendengar dia bunuh diri dengan tusukan di pinggang kiri. Lalu Alex datang memeberiku berangkasi emas itu. Lalu aku mendengar Alex meninggal dengan cara yang sama. Aku menghitung itu 13 bulan."

Aku mengerti sekarang kenapa Alex datang ke aku meskipun banyak orang lain disana yang bisa melihat hantu. Dia mau menyelamatkanku. Itu semua dimulai saat aku membaca catatan di diary James di pesawat. Mulai dari saat itulah aku rasa, dan pesan 'tolong aku, aku bukan yang terakhir' karna akulah yang terakhir, yang akan dibunuh James. karna James takut aku menghancurkan rencana nya.

Sekarang semuanya jelas. Aku hanya perlu berkata pada William lalu melaporkan James ke polisi. Sekarang semangatku kembali dan aku harus kembali ke Korea. Aku menelpon William, dan menceritakan semuanya.

Four NotesWhere stories live. Discover now