Chapter 11

11.4K 831 181
                                    

Sejujurnya Sehun cukup kagok melihat perubahan drastis Luhan, dari yang biasanya acuh padanya kini selalu menempeli dirinya kemana pun dia melangkah. Intinya adalah Luhan sangat manja dan tidak ingin berjauhan dengannya. Sehun sih senang-senang saja, hanya saja ada beberapa hal yang tidak Sehun sukai; mulut kasar Luhan berubah menjadi lembut, sangat manis sehingga membuat jantung Sehun selalu berdegub kencang dalam bahaya, dan Sehun tidak suka itu.

"SEHUN-AAH~"

Lihatlah sekarang, Luhan yang biasanya mengabaikannya kini mulai merengek manja padanya, tidak malu sedikitpun saat rengekannya di dengar oleh para penghuni kantin, "Ada apa? Kelas mu sudah berakhir?"

Seperti biasa, saat kelasnya berakhir wanita cantik itu langsung mencari sang suami di cafeteria untuk menempelinya dan menghirup aroma Sehun yang sangat menenangkan, "Belum, ada satu mata kuliah lagi", Luhan duduk di samping Sehun, merangkul lengannya dan menyandarkan kepalanya di bahu tegap Sehun setelah ia meletakkan satu cup ice cream rasa strawberry dan permen kapas di atas meja.

"Kenapa hadiah dari penggemar mu belum kau makan? Kau kenyang?"

"Tidak, aku hanya takut menjadi gemuk. Aku pikir aku harus menyuruh Seokjin berhenti mengirimi ku hadiah"

"Memangnya kenapa?"

"Jika aku benar-benar sedang hamil aku tidak boleh terus-terusan makan-makanan manis itu, setidaknya Seokjin harus memberiku makanan bergizi agar bayi ku tumbuh baik di dalam sini", Luhan menunjuk perutnya, memberikan cengiran polosnya pada Sehun yang tidak memahami modus yang sedang ia berikan.

"Geurae, sekarang aku yakin jika kau benar-benar sedang hamil", Sehun ikut mengusap perut datar Luhan, berdebar saat kedua tangan Luhan langsung melingkar erat di pinggangnya. Dan apa-apaan ini? Kenapa dia mendadak kaku hanya karena Luhan yang sedang tersenyum amat manis padanya, "Kenapa?", Sehun bertanya heran, tertarik mencolok kedua bola mata Luhan yang sedang mengerjap polos menggodanya.

"Tidak ada, hanya ingin melihat wajah suami ku saja"

Di saat Luhan terkikik senang Sehun justru memalingkan muka, menyembunyikan wajahnya yang terasa panas dengan senyum yang dengan kurang ajarnya mudah tersungging hanya karena godaan wanita luar biasa cantik itu.

"YEAY AKU MENANG", sang pengacau datang bersama senyum sumringah di wajahnya, tidak merasa bersalah sama sekali saat kedatangannya sudah mengganggu pasangan suami istri di depannya yang semakin hari terlihat semakin manis, "Lu, hari ini kalian bisa makan sepuasnya, aku yang akan mentraktir mu"

Masih menempelkan kepalanya di bahu Sehun, Luhan menatap curiga pada wajah berseri Baekhyun, "Dapat uang dari mana kau?"

Baekhyun terkikik kecil, wajar jika Luhan curiga padanya, pasalnya sejak mereka saling mengenal bisa di hitung dengan jari betapa langkanya dia mentraktir Luhan, "Aku menang taruhan melawan Hayoung"

"Taruhan apa?"

Baekhyun menoleh ke belakang, tersenyum miring pada Hayoung yang sedang berapi-api melihat adegan mesra di depannya, "Aku bilang Sehun pasti sedang di kantin bersama mu, tapi Hayoung justru mengatakan bahwa Sehun sedang bermain dengan Chanyeol, karena tebakan ku benar jadilah aku yang memenangkan pertaruhan konyol kami", mata sipit itu melirik Hayoung lagi, "Hei medusa, tepati janji mu untuk mentraktir ku"

Yang di panggil kepala ular melemparkan sumpit ke kepala Baekhyun, mendelik kesal pada Luhan yang sedang menatap polos dirinya, "Aku perhatikan beberapa hari ini kau terus menempeli Sehun, apa kau tidak memikirkan perasaan ku dan Minhyun?"

Luhan menggeleng santai, tangannya semakin erat memeluk pinggang Sehun, "Kata orang aku sedang ngidam, dan calon anakku sepertinya sangat menyukai kekasih mu yang sangat tampan, jangan marah ya, bayiku akan mengutuk mu jika kau menghalangi keinginannya"

Hide and SeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang