chapter 25

7.3K 648 290
                                    

"Luhan-ie kau mau kemana hei?"

Tidak sulit bagi kaki Sehun yang panjang untuk menangkap Luhan yang berjalan dengan kakinya yang lemas, "Kau mau kemana? Mau kabur?"

"Lepaskan aku Sehun!", Luhan menghempaskan tangan Sehun yang mencekalnya, namun itu percuma karena sedetik setelahnya Sehun berhasil menangkap tubuhnya dan memeluknya dari belakang.

"Jangan kemana-mana, ku mohon Luhanie"

"Tidak mau, lepaskan aku Oh Sehun!"

"Tidak akan, kau tidak boleh pergi kemana pun itu"

"Wae? Kenapa tidak boleh? Kau saja boleh menyakitiku lalu kenapa aku tidak boleh meninggalkan mu?"

Meskipun kesulitan karena Luhan yang terus meronta ingin kabur tapi tenaga Luhan yang kecil sangat mudah untuk Sehun taklukan, "Jangan pergi Lu, ku mohon!"

"Sehun, lepaskan aku, malu di lihat orang", bertengkar di pinggir jalan, Ooh drama sekali kehidupan rumah tangganya.

"Tidak akan ku lepaskan sebelum kau berjanji untuk tidak pergi dari rumah"

"Wae? Kenapa aku harus tinggal serumah dengan pria jahat sepertimu?"

Melepaskan rangkulannya Sehun memutar tubuh Luhan, "Memangnya kau ingin pergi kemana hm?"

Luhan mendongak untuk melihat wajah Sehun yang berdiri menjulang di hadapannya, dan seketika hati Sehun terenyuh melihat banyaknya air mata di pipi Luhan, "Kemana saja, asalkan tidak berada di sekitarmu"

Tangan Sehun sedikit bergetar ketika dia menghapus air mata di pipi Luhan dengan ibu jarinya, Luhan sangat jarang menangis hebat seperti sekarang, yang sering dia lihat hanyalah Luhan yang berpura-pura menangis demi mengemis sesuatu darinya, "Jika kita masih berdua seperti dulu kau bisa pergi kemana pun yang kau mau, tapi sekarang tidak bisa sayang. Kau sudah memiliki anak, siapa yang akan merawat mereka jika kau tidak ada huh?"

Oh dewa, kenapa Luhan bisa melupakan dua setan kecil itu. Terkutuklah dia sebagai seorang ibu yang baru saja memiliki niat buruk ingin meninggalkan anak-anaknya.

"Jika kau pergi siapa yang akan menyusui mereka? Mereka masih membutuhkan mu Luhan. Dan selamanya akan seperti itu"

"Tapi aku tidak mau melihat kau dan teman-teman mu. Kalian sudah sangat mengecewakan ku"

"Kalau begitu biar aku yang pergi dari rumah jika kau tidak ingin melihat ku. Tapi ku mohon, jangan biarkan Haowen dan Ziyu hidup tanpa ibunya"

Luhan meremat celana jeans yang dia kenakan sementara bibirnya dia gigit dengan perasaan resah. Relakah dia jika Sehun pergi dari rumah? Tapi Luhan juga belum bisa jika harus melihat wajah Sehun yang teramat mengecewakannya.

"Ku mohon Luhan-ah, pikirkan anak-anak"

"LUHAN, besar nanti anakmu akan sama dengan ku jika mereka hidup tanpa kasih sayang dari ibunya. Kau tahu maksudku"

Luhan menoleh pada Baekhyun yang sepertinya berniat ingin menambah lebam di wajah Kim brengsek Kai. Bisa di bilang memang benar jika Baekhyun hidup tanpa kasih sayang dari ibunya di karenakan ibunya yang terlalu sibuk bekerja dan mengurus adik Baekhyun sehingga Baekhyun di lupakan begitu saja.

"Haowen dan Ziyu akan senakal diriku jika kau meninggalkan mereka Lu"

Banyak setan yang sedang menghasut Luhan, lalu haruskah Luhan mendengarkan mereka? Jika dia pergi dan mementingkan emosinya sendiri lalu bagaimana dengan Haowen dan Ziyu? Siapa yang akan menyusui, memandikan, dan menyuapi mereka makan?

Luhan ingin menangis lagi rasanya, di saat seperti ini dia butuh seseorang untuk menjernihkan hatinya, dan entah kenapa hanya wajah tenang Minhyun yang terlintas di benaknya, "Aku pulang", melepaskan cekalan tangan Sehun di pergelangan tangannya Luhan memasuki mobil Sehun, mengundang Sehun untuk menarik kedua sudut bibirnya ke atas dan menarik nafas lega atas keputusannya.

Hide and SeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang