Chapter 33

6.2K 651 150
                                    

"KU-TU.... BU-SUK"

Sekali lagi bocah berusia enam tahun itu membaca ulang nama yang tertera di layar phonsel ibunya yang sejak tadi berdering nyaring, jari-jarinya yang mungil ragu antara harus memberikan phonsel itu pada ibunya yang sedang sibuk di dapur atau mengangkat sendiri telpon dari orang yang tidak dia kenal tersebut.

Drrrtttt

"KU - TU - BU - SUK"

'Kutu Busuk', ia membatin heran sebelum berteriak memanggil sang ibu tatkala suara dering phonsel itu kembali memekakkan telinganya.

"IBU, ADA TELPON"

"DARI SIAPA HAOWENIE?"

"DARI KUTU BUSUK"

Dan dalam sekejap suara dering phonsel yang sedang di genggam Haowen tersamarkan oleh suara tawa Luhan yang menggema. Buru-buru satu-satunya wanita cantik yang ada di kediaman Oh tersebut keluar dari dapur demi menemui Haowen dan mengambil phonselnya-,

"Iya Sehunie"

Dan si sulung mengernyit dengan alis berkerut tatkala ibunya menyebut nama pria yang sudah dia patenkan menjadi saingan terberatnya dalam mencari perhatian wanita cantik di hadapannya.

"Tidak ada mampir ke sana kemari, jika jogging mu sudah selesai kau harus segera pulang ke rumah. Kau dengar Oh Sehun?"

Pip

Setelah memutus panggilan singkatnya dengan Sehun yang sedang jogging keluar Luhan melirik si sulung yang masih betah berdiri di sampingnya sambil memperhatikan dirinya. Luhan yang peka dan mengerti dengan keingin tahuan anaknya yang besar segera menjelaskan sambil duduk berjongkok agar tubuhnya sejajar dengan Haowen.

"Kau benar, tadi itu telpon dari ayahmu"

"Lalu kenapa namanya kutu busuk bukan Ayahnya Haowen/Ziyu atau Sehunie seperti bibi Baek menamai kontak uncle Chan?"

Terkekeh, Luhan mencubit pipi anaknya yang gembil. Dari dulu sampai sekarang dia memang tidak pernah merubah nama Sehun di kontaknya menjadi nama yang lebih manis. Awalnya Luhan ingin mengubah nama kontak Sehun menjadi Ayahnya Haowen/Ziyu atau ayahnya anak-anak atau sehunie seperti apa yang Haowen katakan. Tapi entah kenapa sampai sekarang Luhan tidak kunjung mengubahnya, ingin mengubahnya menjadi suamiku tapi Luhan yang dulunya masih centil di buat takut jika teman kencannya akan mengetahui hal tersebut jika saja tiba-tiba Sehun menelpon ketika dia sedang berkencan. Jadilah nama kutu busuk itu selalu melekat hingga sekarang sehingga kerap kali Sehun mendengus keras karenanya.

"Ibu, Ayah di mana?"

Beruntunglah Haowen mengalihkan pertanyaannya sehingga Luhan tidak perlu repot menjelaskan tentang kutu busuk yang tertera di layar phonselnya, "Ayahmu masih jogging sayang", ini hari minggu. Memang sudah kebiasaan Sehun yang selalu menyempatkan waktu untuk jogging di setiap pagi harinya. Entah Sehun memang mencari keringat sungguhan atau alasannya saja yang ingin mencari dan melirik para wanita seksi yang juga sedang jogging Luhan tidak ambil pusing. Yang jelas tiga jam setelahnya Sehun selalu pulang dalam keadaan basah karena keringat sambil mengelus perutnya yang lapar karena belum sarapan.

"Jogging itu apa?"

"Jogging itu lari santai sayang, biar sehat, biar fit. Lihat ayah mu, hampir seharian bekerja tapi setelah dia pulang bekerja dia masih saja terlihat bugar bahkan bisa menggendongmu dan Ziyu secara bersamaan"

"Lalu kenapa ibu tidak ikut? ibu bilang olah raga bagus buat kesehatan"

"Jika ibu ikut ayah siapa yang menjaga kalian? Siapa yang akan membereskan rumah dan membuat sarapan untuk kalian? Haowenie mau menggantikan tugas ibu?"

Hide and SeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang