Chapter 16

10.1K 721 346
                                    

**Karena kalian pada nagih hide&see jadinya aku up ff ini, koleris pending dulu ya, tapi gg lama kok. Happy reading ya~**

.

.

.

.

.

Seperti benar-benar marah, sampai di apartment Sehun hanya mendiami Luhan, bahkan ketika Luhan masih menangis pun tetap dia abaikan karena kesal melihat Luhan yang tidak pernah mendengarkan nasihatnya.

"Sehun-ah maafkan aku", menghapus air matanya yang menyedihkan Luhan menghampiri Sehun di balkon kamar, memeluk pria itu dari belakang dan berdoa agar Sehun tidak menepis pelukannya, "Maaf ya? aku bukannya tidak mendengar nasihatmu, aku hanya tidak sabar saja Sehun-ah, maafkan aku ya?"

Diam dan tetap memunggunginya, Luhan di buat mendengus melihatnya. Jika saja tidak sedang serius Luhan mana sudih memohon maaf bahkan berpura-pura menangis terisak seperti wanita lemah yang takut melihat kemarahan suaminya.

Awalnya dia memang menangis karena shock setelah hampir terjatuh mencium batu-bata yang keras, tapi berhubung Sehun terus mendiaminya jadilah dia melanjutkan tangisnya berharap Sehun akan iba padanya dan menghapus air matanya. Tapi apa yang Sehun lakukan? dari di mobil bahkan sampai sekarang Sehun hanya diam membisu entah apa yang sedang pria itu pikirkan.

"Hun-ah hiks, maafkan aku", ooh dia akan berterima kasih pada drama sore favoritnya yang membuat dia begitu pandai berakting bahkan dengan ajaibnya bisa mengeluarkan banyak air mata. Tapi memang pada dasarnya hati Sehun terbuat dari batu sehingga pria itu tidak terketuk sedikitpun bahkan di saat mata Luhan sudah terasa perih karena di paksa menangis.

"Ya sudah jika kau tidak mau memaafkan ku, aku pergi saja"

Sret

Bibirnya dia kulum, menahan senyuman yang ingin merekah saat Sehun menarik tangannya guna menahan kepergiannya, "Aku marah padamu karena kau tidak hati-hati, bagaimana jika tadi kau terjatuh dan terjadi yang tidak kita inginkan pada kandungan mu? Kau terlalu lincah sayang, kau tidak boleh melupakan jika kau sedang hamil, kau mengerti hm?", Sehun menunduk, menghapus air mata buaya istrinya yang sangat pandai breakting. Dia bukannya tidak tahu jika Luhan hanya berpura-pura, hal itulah yang membuatnya terus diam dan menguji sampai di mana batas kesabaran istrinya.

"Ara, maafkan aku. Aku memang sudah keterlaluan karena sering melupakan kehamilan ku"

"Jika kau ke sana lagi dan terjadi hal yang buruk pada kandungan mu, aku tidak akan memaafkan mu Luhan"

"Sesungguhnya kau mengkhawatirkan ku atau mengkhawatirkan anak mu?"

Sehun menarik Luhan ke dalam pelukannya, Luhan dan si kecil sama-sama berarti untuknya, seharusnya Luhan tidak perlu mempertanyakannya, "Mau berjanji pada ku?"

"Janji apa?"

"Jangan pernah pergi ke sana tanpa seizinku, meskipun kau bersama Baekhyun dan Kyungsoo sekalipun aku tidak akan mengizinkan mu Luhan"

"Aku janji, aku tidak akan ke sana lagi"

Sehun menarik nafas lega, setidaknya apa yang Chanyeol duga jika Luhan akan bertemu dengan banyak pria tampan di sana tidak akan terjadi. Jujur saja, selain mengkhawatirkan kondisi Luhan dia juga khawatir jika sang istri akan menemukan pria lain di sana. Seperti apa yang Chanyeol katakan, anak-anak Yonsei terkenal dengan visual mereka yang mengagumkan, dan istrinya yang pandai menarik perhatian pria tentu tidak akan kesulitan dalam mencari mangsa, "Ya sudah, sekarang kau istirahat ya? masih ingat kan apa kata dokter jika kau tidak boleh lelah"

Hide and SeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang