Chapter 28

8.7K 634 115
                                    

Memiliki rambut hitam panjang yang tergerai rapi, membingkai wajahnya yang ayu berkilau cantik walaupun tidak ada senyum di sana, padahal ada banyak sekali yang sedang menyapanya. Kakinya yang tidak terlalu jenjang dilapisi dengan stiletto hitam senada dengan warna tas mungil yang menggantung di bahu kanannya. Tubuhnya yang mungil di balut oleh dress pendek yang akan tersingkap kapan saja jika angin berhembus sedikit lebih kencang. Ada aura tidak bersahabat yang menyelimutinya. Dia terlihat pongah terbukti dari dagunya yang terangkat sombong.

Benar, tidak salah lagi. Sehun semakin memicingkan mata untuk mempertajam penglihatannya. Luhan adalah Andromeda-nya, putri bintang yang selalu mudah terlihat. Meskipun dari jarak jauh sekalipun mata Sehun bisa melihat dengan jelas siapa yang sedang berkeliaran di depan fakultas seni.

Meskipun matahari sedang terik tapi itu tidak mengurungkan kaki panjang Sehun untuk melangkah lebar guna menghampiri sang wanita pongah. Dari ruangan Kris memang cukup jauh untuk ke fakultas seni, tapi rasa takut yang merasukinya membuat Sehun melangkah dengan semangat. Sehun takut, takut ujung dress Luhan akan tersingkap karena angin yang berhembus cukup kencang, atau takut jika istrinya yang centil akan menyingkap rok nya dengan sengaja?

Lagi pula kemana saja Sehun tadi pagi, kenapa dia baru menyadari jika Luhan menggunakan dress sependek itu untuk pergi ke kampus?

Sret

"YA!"

Setelah berdiri satu langkah tepat di belakang sang wanita pongah, tangan panjang Sehun langsung menarik rambut Luhan dan menghentikan perdebatan kecilnya dengan musuh abadinya.

"YA! OH SEHUN BISAKAH KAU SEDIKIT LEBIH LEMBUT?"

Sehun terkekeh merasakan telinganya berkedut sakit akibat teriakan Luhan. Tapi meskipun begitu dia tidak merasa bersalah sama sekali meskipun rambut Luhan yang rapi sudah tidak rapi lagi berkat jambakannya, "Kenapa kau ada di sini?", Sehun bertanya pada Luhan, tapi dengusan yang baru saja dia keluarkan itu tertuju pada Hayoung yang menjadi lawan Luhan dalam perperang lidah.

"Kau menyuruhku menemui Baekhyun, makanya aku ada di sini"

Luhan memalingkan muka, dan Sehun tahu jika Luhan sedang berbohong.

Tanpa mengucapkan apa pun Sehun membawa kakinya untuk menelusuri kelas seni yang mana merupakan tempat Baekhyun mengikuti materi kuliahnya yang membosankan. Dan setelahnya Sehun mendengus lebih kasar karena tidak menemukan Baekhyun di sana, "Baekhyun tidak ada, kau berbohong", tuduhnya tepat sasaran.

Sambil mengulum senyum di bibirnya Luhan berjinjit, mengarahkan mulutnya ke telinga Sehun guna berbisik, "Sssttt, tadi aku ingin mengintip mu di ruangan Wu seongsangnim. Tapi saat di perjalanan aku bertemu dengan mantan kekasihmu"

"Kenapa tidak di hindari dan kau bisa langsung saja menyusulku?", Sehun ikut berbisik, dan itu membuat Luhan tertawa meskipun tidak ada yang lucu.

"Sayang jika kesempatan emas ini ku lewatkan begitu saja, lihatlah wajahnya. Aku baru saja memenangkan babak pertama dalam perdebatan kami"

Sehun menjauhkan telinganya dari mulut Luhan, di lihat dari wajah Luhan yang berseri sudah di pastikan jika Luhan sudah puas bertengkar dengan Hayoung, "Kita pulang"

"Nanti saja, kenapa harus terburu-buru sih?"

"Di sini banyak pria, dan aku tidak menjamin jika matamu yang jelalatan akan cukup menatap ke arahku saja"

Luhan mencebik dengan perasaan kesal, perkataan Taeyong di lapangan basket beberapa jam lalu terngiang di benaknya, "Sehun-ah"

"Ne?"

Hide and SeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang