Chapter 24

7.7K 689 381
                                    

"Apa separah itu? Kenapa sampai hari ini Luhan masih belum mau keluar dari kamarnya?", Baekhyun mengetuk-ngetukkan jarinya di meja makan yang terbuat dari bahan kaca, merasa penasaran tentang kondisi Luhan yang katanya tepat dua hari yang lalu di keroyok oleh musuh abadinya, "Sehun-ah biarkan aku masuk ke kamar kalian, aku tidak bisa menerka-nerka bagaimana keadaan Luhan saat ini"

"Dia akan marah pada mu Baek"

"Aku sudah berteman akrab dengan sifat pemarah Luhan", merasa tidak sabar Baekhyun mendorong kursi makan, berjalan tergesa menuju kamar Luhan dan tersenyum canggung saat Luhan menghadiahinya dengan pelototan mata sementara wajahnya mengeras pertanda tidak suka, "Hai", sapanya canggung.

Luhan membuang muka, kembali merebahkan tubuhnya di kasur yang menjadi tempat favoritnya selama dua hari terakhir.

"Lu, aku lihat kau baik-baik saja. Lalu kenapa kau tidak kuliah bahkan tidak keluar kamar?", sudah kebal mendapatkan kemarahan dari mulut Luhan yang kejam Baekhyun duduk di tepi ranjang, matanya yang sipit menelisik wajah Luhan yang dia dengar dari Sehun mendapatkan banyak tamparan dari Hayeong, "Luhanie jawab aku, jangan diam saja ayolah"

"Sshhh, kau sangat berisik Baek"

"Makanya lihat dan jawab aku!"

Bantal yang ada di samping Luhan segera Luhan timpukkan ke kepala Baekhyun yang sangat ingin tahu tentang urusannya. Semenjak dia di keroyok gadis gila sialan yang sudah menyakiti pipinya itu Luhan sengaja tidak keluar kamar, dia bahkan mengabaikan anak-anaknya karena tidak mau keluar dari tempat persembunyiannya, "Apa yang ingin kau tahu dari ku?", Luhan duduk bersila tepat di hadapan Baekhyun, tidak lagi menyembunyikan wajahnya yang rasanya masih saja terasa sakit meskipun dua hari sudah berlalu.

"Apa yang sudah gadis gila itu lakukan padamu?"

"Aku rasa kau pasti sudah mendengarnya dari mulut suamiku"

"Benar, lalu kenapa kau diam saja saat dia menghajar mu? Apa tangan dan kaki mu mendadak keram sehingga kau diam saja saat dia membuat lebam kedua pipi mu?"

"Aku di keroyok, mana bisa aku bergerak di saat dua bedebah peliharaannya mencekal tangan ku"

Baekhyun ingin terkikik ketika nada bicara Luhan meninggi, "Coba ku lihat wajahmu", tanpa perlu izin dari sang empunya wajah, Baekhyun menangkupkan kedua tangannya di rahang Luhan dan mencari sisa-sisa luka di sana, "Kau sudah sembuh"

"Memangnya siapa yang mengatakan jika aku sakit?", tepisan kasar Luhan lakukan untuk menjauhkan kedua tangan Baekhyun dari wajahnya.

"Sehun", Baekhyun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Lu, kau kan tidak sakit lalu kenapa kau tidak kuliah dan tidak keluar kamar?", Baekhyun mengulang pertanyaannya, berada berdua saja dengan Sehun di meja makan membuatnya canggung, namun itulah yang terjadi akhir-akhir ini semenjak Luhan mengunci dirinya di dalam kamar.

"Byun Baekhyun, kau tidak tahu seberapa malunya aku. Sehun menemukan ku di saat rambut ku sedang berantakan dan wajahku yang babak belur dan terlihat menyedihkan. Kau tidak tahu seberapa malunya aku karena sudah di kalahkan oleh mantan kekasih suamiku sendiri. Kau tidak tahu seberapa malunya aku saat Hayeong menampar dan menjambak rambutku dan di saat itu Sehun datang menghampiriku. Bayangkan betapa malunya aku Byun Baek, bahkan rasanya aku ingin mengubur diriku sendiri karena malu yang ku rasakan"

Baekhyun membuka mulutnya lebar-lebar, bukan karena Luhan yang berbicara panjang lebar padanya melainkan karena alasan yang Luhan berikan padanya, "Jadi, kau tidak keluar kamar bahkan tidak mau berbicara dengan Sehun itu semua di sebabkan karena MALU?"

"Hm, bahkan rasanya aku ingin menendang Sehun dari kasurku jika saja aku tidak ingat bahwa dia adalah suamiku"

Oh my fucking God Oh Luhan, Baekhyun memejamkan mata erat, kepalanya menggeleng tidak percaya atas apa yang baru saja dia dengar, "Kau tahu kan jika Haowen dan Ziyu menangis hebat karena lapar dan ingin bermain dengan mu?"

Hide and SeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang