Chapter 10 '18+' ?

17.8K 912 213
                                    

Budayakan untuk menghargai karya orang lain :*

.

.

.

.

.

Happy reading


"Kyungsoo-ya mianhae, aku tidak izin dulu padamu untuk meninggalkan apartment, maafkan aku ya?"

Saat ini, Luhan dan Kyungsoo sedang berada di salah satu cafe yang sering menjadikan kue olahan Kyungsoo sebagai vendor di cafe tersebut. Setelah dua mata kuliahnya berakhir Luhan langsung saja mengikuti Kyungsoo berjualan kue dari satu cafe ke cafe yang lain guna menyampaikan permintaan maafnya tentang kelakuannya yang meninggalkan apartmen Kyungsoo begitu saja.

"Gwenchana, oppa sudah memberitahu ku jika kau sempat mengunjungi ku untuk pamit"

"Maaf ya, aku terlihat sangat tidak sopan"

"Kau kan memang seperti itu"

Luhan merengut, menghentikan jari-jarinya yang sedang bergerak lincah di layar phonselnya guna bertukar pesan dengan sang suami, "Pokoknya kau harus memaafkan ku"

"Ku maafkan, tapi traktir ya?"

"Call"

Kyungsoo terkekeh senang sebelum mengernyit melihat Luhan yang menyembunyikan tangannya di bawah meja, "Tukar pesan dengan siapa?"

Luhan menggeleng ribut, mata rusanya sama melototnya dengan mata bulat Kyungsoo yang sedang mengintimidasinya, "Bukan siapa-siapa"

"Bohong"

"Hehe", Luhan hanya bisa menyengir kuda pada sang tetangga, menyesal karena lagi-lagi harus bermain rahasian dengan gadis berbibir menggoda itu, "Kyung, cafe di sini sangat ramai, kue mu juga sangat laris, apa kau tidak berniat membuka toko sendiri? Buka cafe kecil-kecilan saja dulu", bola mata hazel mengagumkan itu menelusuri isi cafe yang terletak di dekat kampus mereka, letaknya yang strategis dan harga makanan yang sesuai dengan kantong mahasiswa membuat cafe itu tidak pernah sepi pengunjung.

"Inginnya memang seperti itu Lu, tapi aku tidak punya modal", Kyungsoo ikut memandangi cafe yang mengusung tema homie tersebut, tersenyum senang melihat kue manis buatannya yang tinggal separoh.

"Minta saja sama oppa mu"

"Dia juga masih kuliah, belum bekerja. Dapat uang dari mana dia"

"Orang tuamu? Jujur saja jika kau ingin membuka usaha, lumayan Kyung, keahlian memasak mu tidak boleh di sia-siakan"

Sekarang Kyungsoo percaya jika orang tua Luhan adalah seorang pebisnis, lihatlah gadis itu, mulutnya begitu semangat memberinya usul agar berani membuka usaha sendiri, "Orang tua ku juga tidak punya modal, aku sudah mengatakan keinginan ku pada mereka"

Luhan mengangguk mengerti, merasa tidak enak karena sudah menyinggung tentang orang tua Kyungsoo. Sahabatnya yang satu itu berasal dari keluarga sederhana namun sangat sejahtera, terkutuklah mulutnya yang kerap kali asal bicara, "Maaf ya, aku tidak bermaksud"

"Ara, biasa saja. Lagi pula kenapa tidak kau saja yang membuka usaha terlebih dahulu? kau berada di fakultas bisnis, orang tuamu juga sangat memungkinkan untuk memberimu modal"

Hide and SeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang