Chapter 14

11.2K 734 200
                                    

01:30 am, KST

Setelah melakukan seks panjang dengan suaminya Luhan tidak bisa memejamkan mata meskipun hari mulai pagi.

Wajahnya yang tidak lagi berpeluh masih memerah sempurna hanya karena kalimat aku mencintaimu yang Sehun ucapkan beberapa jam yang lalu.

Luhan tahu jika kalimat itu bukanlah di tujukan untuknya, tapi dengan kurang ajarnya rona di pipinya tidak mau memudar seakan Sehun baru saja menyirami hatinya dengan sekuntum bunga. Astaga, Luhan baru menyadari ternyata mempunyai suami yang manis seperti Sehun tidak lah baik untuk kesehatan hidupnya, buktinya baru seperti itu saja dia sudah insomnia seakan baru saja meneguk belasan cangkir kopi yang membuat kelopak matanya tidak ingin tertutup sedikitpun.

Luhan berbaring bolak-balik di samping Sehun sambil mengusir gaum suara Sehun yang masih terngiang di kepala. Merapatkan telinganya ke mulut Sehun guna mencari dengkuran Sehun untuk menyamarkan pernyataan cinta sang suami, tapi sayang, suaminya adalah makhluk paling tampan dalam kondisi apa pun sehingga tidak ada dengkuran yang keluar dari mulutnya yang terkatup.

"Kau curang, aku yang sebagai seorang perempuan saja mendengkur, lalu bagaimana bisa kau yang merupakan seorang pria tulen justru tidur secantik ini"

Dia menarik hidung mancung suaminya yang terlelap karena kepayahan. Berharap Sehun akan membuka mata dan menemaninya bergadang, "Hun-ah"

Aku mencintaimu

Oh sial, bahkan getaran suara Sehun terngiang kembali di telinganya seakan Sehun baru saja membisikkannya.

Merasa putus asa Luhan menyelinap ke balik selimut, menyembunyikan wajahnya di dada telanjang Sehun yang langsung memeluknya erat. Menempelkan telinganya di dada Sehun agar dia bisa mendengar detak jantung suaminya. Tapi sayang, telinganya tidak mendengar apa-apa selain suara seksi dan dalam milik Sehun, suara deru nafas Sehun pun berubah menjadi suara lembut sang suami seakan-akan pria itu saat ini sedang berbaring menatap lembut wajahnya dan berbisik di telinganya.

'Aku mencintaimu', dan Luhan pun semakin merinding dengan senyum merekah sempurna.

Setelah percobaan beberapa kali menutup mata sambil menyingkirkan kembali suara Sehun yang lembut dan seksi di pendengarannya, akhirnya Luhan mampu terlelap dan langsung bangun pagi dalam keadaan terkejut.

Ting

Tong

Ting

Tong

Rasanya baru beberapa menit Luhan menutup mata di temani sinar bulan yang mengintip di celah ventilasi, tapi saat dia membuka mata hari sudah pagi dan sinar matahari sudah menyilaukan mata.

"LUHAN, SEHUN.."

Suara teriakan di ikuti suara gedoran pintu yang tidak sabaran membuat Luhan memyibak selimut dan bangun dari tidurnya. Sebenarnya dia malas karena yang dia inginkan hanyalah tidur di pelukan suaminya. Tapi pintu ganda apartmentnya Luhan pastikan akan roboh jika dia melakukan itu.

Setelah mencari piama terusan dan merapikan rambutnya Luhan membuka pintu kamar, menekan saklar lampu dan membalas teriakan sang tamu dengan suara tak kalah nyaring, "TUNGGU SEBENTAR"

"CEPATLAH.."

Luhan membuka pintu, dahinya langsung mengernyit kebingungan melihat empat makhluk astral di depan pintu apartmentnya.

"Selamat pagi ibu hamil"

Mata rusa milik Luhan mengerjap, tanpa kata-kata dia langsung menyingkir untuk membiarkan empat cecenguk itu masuk dan mengacau isi apartemennya, "Kenapa kalian ada di sini di pagi buta seperti ini?", tanyanya setelah semua tamunya duduk dengan tidak sopan di atas sofa yang untungnya dalam keadaan suci dan bersih.

Hide and SeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang