Penutupan acara pekan olah raga, artinya gerbang menuju kebebasan yang hakiki. Ya, liburan semester!! Hurrayy!!! (Tebar bunga)
Tetapi setelah itu akan datang pintu neraka. Kelas 12.
Untuk itu sebelum kita melangkah menuju kebebasan yang berujung neraka, marilah kita berkumpul dan kongkow* manja. Horray...!!
Dan disinilah aku dan geng cunguks-ku berada. Di seberang halte sekolah, di tempat beralas tikar dengan meja panjang kecil dan mangkuk-mangkuk berisi sesuatu yang mengepulkan uap. Warung Bakso Pak Kus.
"Bentar lagi pemilihan OSIS baru ya?" celetuk Indra.
"Yoi, finally bebas hidup gue." balas Dion.
"Nanti kalo udah kelas 12, lo jangan sok sibuk ye, Ram, sedih banget gue gak bisa nge-geol bareng lo lagi." ratap Indra yang dibalas tatapan horor dariku, Riri, Rama, dan Dion.
"Apa?" tanya Indra polos seperti tak berdosa.
"Gue kok jijik ya, dengernya." ujar Dion.
"Gue jadi curiga kalo selama ini perkiraan gue bener." ujarku sambil melihat Rama dan Indra bergantian.
Pletak..
Rama menghadiahi kepalaku dengan pukulan sendok miliknya.
"Aw.. Sakit njir." ringisku.
"Ini kepala perlu banyak-banyak digetok kayak gini biar waras." ujar Rama kesal.
"Lo juga Ndra, lebay beut* sih, lo. Gue juga jadi merinding, nih. Lo kalo punya kelainan jangan sama gue, deh. Sama Dion aja, noh. Dia kan segala macem doyan." ujarnya lagi.
"Lo ngomong lagi gue sambelin mata lo." ancam Dion yang hanya dibalas kekehan mengejek oleh Rama.
"Hai guys! Sorry, baru nimbrung, hehehe." sapa Rara menyusul kumpulan absurd ini.
"Eh, ada Razka. Tumben sendirian?" goda Rama dengan melempar senyum aneh.
"Enggak, siapa juga yang sendirian? Tuh, Ferdi masih beliin gue minum." ujar Rara sambil mengarahkan dagunya ke arah penjual Es degan di samping halte.
"Gimana? Jaidi muncak*, nih? Enak dong, ye?" kali ini Indra yang menggoda Rara dengan senyum aneh.
"Jadi, dong. Nyokap gue kan baik." jawab Rara dengan sumringah.
Aku melirik pada Riri mengiriminya sinyal pertanyaan, "bener?" yang dijawabnya dengan anggukan malas. Dan aku hanya ber-oh ria.
"Ferdi, sini! Duduk sini!" panggil Rara sambil menepuk tempat kosong di sampingnya.
Ferdi datang dan meletakkan 2 gelas es degan ke atas meja. Kemudian mengambil tempat di depan Rara, yaitu disampingku. Suasana menjadi agak canggung dan aneh. Semuanya kompak terdiam, hanya terdengar cekikikan kecil dari Rama dan Indra.
Aku melirik pada Riri yang asyik dengan webtoon, dan akhirnya aku memilih nimbrung dia membaca webtoon, daripada terjebak di situasi aneh menjadi obat nyamuk di kencan Rara dan Ferdi.
"Jangan digeser dulu 'napa, Ri, gue belum selesai baca, nih." protesku karena Riri menggeser halaman webtoonnya terlalu cepat.
"Suka-suka gue, dong. Lagian lo kan punya ponsel juga, ada webtoonnya juga, buka sendiri, kek." protesnya balik.
"Hehe.. Lagi hemat kuota internet*, nih gue. Lagian yang kita baca kan sama. Jadi lebih enak kalo numpang sama lo hehe." ringisku.
"Dasar cu-pang* lo!" ejeknya.
"Cu-pang itu kunci hemat." belaku.
"Eh, apaan nih cupang-cupang? Hayoloh..hayoloh.." timbrung Rama.
"Paan sih, lo. Cuci otak sana! Omes* banget jadi orang." kata Riri.
Suasana menjadi agak ramai kembali karena guyonan omes Rama, Indra, dan Dion, yang membuat kami semua tergelak. Bahkan Pak Kus yang nemerhatikan kami sampai geleng-geleng karena kekonyolan kami.
Aku hendak melahap bakso ku yang tinggal sebiji dan sudah tertusuk garpu, siap mendarat di mulutku. Sebelum tiba-tiba sebuah tangan menginterupsi kegiatan nikmatku. Dan memasukkan baksoku ke mulut sang empunya tangan.
Aku hanya melongo melihat orang disebelahku. Dan Ferdi hanya membalasku dengan cengiran sambil tetap mengunyah baksoku yang malang.
Aku melirik Rara, dia hanya senyum-senyum gak jelas. Aku heran dia nemu dimana sih laki-laki macam begini. Bisa-bisanya orang di sebelahku ini sekurang ajar itu didepan pacarnya ck..ck..ck.
Tbc...
_____________
*kongkow : nongkrong
*beut : slang word dari "banget"
*muncak : pergi ke puncak (gunung)
*kuota internet : limit pemakaian penggunaan internet
*cu-pang : cuma-numpang
*omes : otak mesumHalo... ^^
Maaf banget baru update hehe^^
Terima kasih banyak sudah mau baca cerita absurd ini. Kamsahamnida yoropeun ^^
Minta vote atau kritik-saran boleh? Kamsahamnida ^^
Maaf, kalo ceritanya berkesan lambat, karena saya masih belajar step by step hehe ^^
Sekali lagi
Terima Kasih Semuanya...^^Sincerely,
Sherla
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPER
RandomNamaku Sheila Adinata, kelas 12 E. 17 tahun, jomblo dan sehat. Aku tidak pernah merasa buruk hanya karena status jombloku diantara monyet-monyet yang mengumbar cinta. Aku merasa memang belum saatnya dan aku harus menjalani hidup dengan bahagia. Toh...