Tembak?

1.1K 35 2
                                    

Aku sedang di toko buku dan sedang memilih-milih novel terbaru. Ya, menerima ajakan Ferdi yang selalu menerorku sejak tadi malam. Bahkan, dia datang menjemputk sebelum sarapan hanya untuk memastikan aku mau pergi dengannya. Gila memang.

"Shei, udah?"

Aku mengangguk dan membawa novel pilihanku ke kasir.

"Bayar sekalian atau dipisah?"
Tanya petugas kasir.

"Sendiri."
"Sekalian."

Jawabku dan Ferdi bersamaan.

"Udah, sekalian aja." Ferdi mengambil alih novelku.

Sepintas aku melihat buku tebal yang dibelinya.
'SELEKSI MASUK POLRI'?

Selesai membayar, Ferdi mengajakku ke foodcourt, dia mengeluh kelaparan karena belum sarapan.

"Makanya ditawarin sarapan di rumah nggak mau."

"Malu sama camer*, dong."

"Camer? Camer siapa?"

"Calon mertua."

"Iya tau, maksudnya calon mertua siapa?"

"Mama kamu."

"Mamaku udah punya mertua masa mau punya lagi?"

Pletakk..

"Aww! Kenapa disentil sih?"

Ya, Ferdi baru saja menyentil dahi indahku. Kurang ajar sekali, kan?

"Gemes."

Aku menggosok-gosok dahiku sambil merutukinya.

"Sakit ya?  Minta dicium tuh, sini!"

"Ih, apaan sih! Genit kaya om-om."

Dia hanya tertawa.

Pesanan Ferdi datang. Aku tidak ikut memesan karena sudah sarapan dari rumah. Dia menikmati makanannya seperti orang kelaparan.

Aku meraih kantong berisi buku. Dan memeriksa isinya. Ada novelku dan beberapa buku lain yang ternyata ada banyak. Dan salah satunya buku tadi dan aku tidak salah baca judulnya.

"Lo, mau daftar Polri?"

"Uhuk.. Uhuk.. " dia tersedak dan buru-buru meraih minumannya.

"Makanya kalo makan santai aja gausah ngegas. Laper banget ya, lo?"

Aku melanjutkan melihat-lihat isi kantong tadi. Ada buku tulis dan alat tulis juga ternyata.

"Iya." celetuk Ferdi.

"Hah? "

"Ehem.. Iya gue mau daftar Polisi."

"Oh..."

"Lo, nggak pengen tau kenapa?"

"Enggak."

"Serius nggak pengen tahu?"

"Enggak sih, itu privasi lo, kan?"

"Gue nggak keberatan berbagi privasi gue sama lo."

"Emm.. Oke, kenapa?"

"Biar gue bisa nembak."

"Oh.. Oke. Cuma itu? Seriously?"

"Iya."

"Wow, gue kira lo berjiwa kepahlawanan gitu daftar polisi."

"Biar gue bisa nembak. Lo, mau nggak gue tembak waktu gue udah jadi polisi?"

"Lo mau bunuh gue??!"

"Ah, kayaknya emang harus langsung lamar aja, deh."

"Hah?"


Tbc...

________________

Hai, terima kasih sudah mau menunggu cerita ini.
Maaf sudah menghilang dari peredaran selama beberapa waktu.
Nikmati saja, ya, walaupun pendek.
Terima kasih sekali sudah mau baca.
Yang mau pencet bintang atau mau memberi komentar, saya juga ucapkan terima kasih sebelumnya.
:)❤❤

BAPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang