Pasang Dasi

1K 40 0
                                    

D-day. Hari pertama ospek.

Para antagoners sudah berkumpul di basecamp sejak pukul setengah enam pagi. Kecuali satu orang, Ferdi. Dia baru saja menelpon bahwa motor yang dikendarainya mengalami ban bocor.

Sudah 15 menit sebelum gerbang utama sekolah dibuka dan belum ada tanda-tanda kemunculan Ferdi.
Para siswa baru sudah ramai berdiri di depan gerbang.

"Shei, Ferdi kemana, sih? Ini udah rame di depan. Bisa gawat kalo dia dilihat anak baru." tanya Andre, pendisiplin kelompok 3.

"Ya mana gue tau. Tadi katanya ban motornya bocor, kan."

"Telpon, gih!"

Aku melepas ponselku yang sedang ku charge, dan mencari kontak Ferdi.

"Pagi fellas..."

Seru suara menyebalkan dari orang yang hampir saja aku omeli lewat telepon.

"Felas, felas, pala lo! Dari mana aja lo? Udah siang juga!" omel Andre.

"Hehehe.. Kena musibah gue di jalan, men."

"Trus, naik apa lo kesini?"

"Karpet terbang! Ya angkot, lah. Masa jalan kaki, potek dong kaki gue."

"Diliatin siswa baru dong, lo?"

"Eits, enggak lah, gue lewat gerbang samping, wajah gue aman." jawab Ferdi sambil mengacungkan jempolnya.

"Eh, Bu Sekretaris, udah nungguin gue, ya?"

Aku hanya membalas dengan memutar mataku jengah.

"Hehehe, sorry ya, lama. Tadi bannya bocor tengah jalan. Bentar gue siap-siap dulu, ya." cengirnya.

"Sialan, gue lupa! Dasi! Oh my god!"

Tiba-tiba Ferdi histeris dan mengagetkan seisi ruangan.

"Berisik banget sih, lo! Nih, pake punya gue. Gue ada bawa dua." omel Nana sambil melempar dasi panjang yang belum berbentuk.

"Yah, kok yang model begini, sih. Gue ga biasa pake. Yang udah jadi ga ada, nih?"

"Banyak cincong, deh. Udah pake aja. Tuh, minta partner lo pasangin sono!" omel Andre.

"Sheila, partner gue yang baik, pasangin dasi gue dong. Gue ga biasa pake yang kayak begini."
Ejek Indra sambil menirukan suara aneh. Dan kubalas dengan lemparan botol bekas.

"Pagi-pagi udah gila."

"Shei, tolong dong."

Aku menghela napas sangat panjang.

"Oke. Sini."

"Pasangin handband sekalian, ya."

"Banyak mau ya, lo."

"Hehe.. Sekalian kan."

"Cie... Pagi-pagi disuguhin adegan drama gini kok jadi pengen ya." sorak Indra.

"Shei, lo mantannya Ferdi ya?"

Pertanyaan aneh keluar dari mulut Resti, partner Andre.

"Hah? Bukan lah." bantahku

"Berarti lo pacarnya, dong?"

"Bukan."

"Emang kalo mau nolong orang harus pacaran dulu?" Ferdi membelaku.

"Ya enggak, sih. Tapi kok gelagatnya agak gimana gitu hehe.."

"Tapi kita cocok kan?"

Dan saat itu aku sadar bahwa bukan hanya ban motornya yang bocor, kepala Ferdi sepertinya juga bocor.

Tbc....

___________

Haloo...
Terima kasih banyak sudah mau baca dan menunggu kelanjutan cerita gaje ini hehehe
Silahkan jika ada yang mau koreksi saltik
Maaf apabila cerita ini tidak seperti yang diharapkan pembaca sekalian
Terima kasih sudah mau membaca :)♥♥

BAPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang