Sudah seminggu hariku berjalan membosankan seperti siswa umumnya. Bangun pagi, mandi, sarapan, berangkat sekolah, pulang sekolah, bimbel buat yang ikut bimbel, atau pulang ke rumah buat anak rumahan sepertiku, atau nongki cantik untuk panjat sosial dengan caption-caption sok sedih khas siswa kelas 12.
Sudah seminggu pula aku tidak bertemu Ferdi. Ya, semenjak terakhir kali aku mengantarkannya "berbelanja", setelah itu aku dan Ferdi tidak pernah bertemu. Tidak, dia tidak menghilang seperti cerita-cerita netizen yang ditinggal kabur gebetannya. Kadang ia masih menghubungiku melalui chat seperti biasa. Tapi entah kenapa hampir seminggu ini aku tidak pernah berpapasan dengan cowok penggombal itu sama sekali.
Sudah seminggu ini juga aku belum memasuki ruang OSIS sama sekali. Padahal, biasanya hampir setiap hari aku akan ada di sana. Pas jam istirahat, atau saat pulang sekolah menunggu jemputan. Yah, belakangan memang jemputanku selalu tepat waktu, jadi mau tidak mau ya harus langsung pulang tanpa menengok ruangan sekaligus tempat nongkrongku itu.
Saat istirahat pun juga lebih sering kugunakan untuk diam di kelas. MAGER, yah Sheila tidak akan jauh-jauh dari kata itu, apalagi letak kelas 12 yang di lantai 3 dan ruang OSIS ada di lantai dasar dekat lapangan basket. Bisa potek lututku kalau harus naik turun tangga terus. Maklum sudah tua, ya kan?
Rizkacung : Beb, dimana?
Sebuah pemberitahuan chat masuk ke ponselku.
Sheiladin : Kelas
Hari ini aku tidak langsung pulang karena jemputanku belum datang. Sebenarnya, aku memang ingin ke ruang OSIS jadi aku bilang bahwa aku akan pulang sedikit terlambat.
Rizkacung : Lo kesini deh
Sheiladin : Kemana???
Rizkacung : Markas besar dong 😎
Sheiladin : Mager 😪
Rizkacung : Kumat deh lo 😑
Rizkacung : Dicariin pak OON
Sheiladin : Hah? Ngapain?
Rizkacung : Katanya kangen 😘
Sheiladin : Najis 😖
Rizkacung : Gue suruh orang buat gendong lo kesini
Sheiladin : Hah?
Rizkacung send you a picture
Rizkacung : Pangeran berkuda putih otw kelas lo
Sheiladin : Ferdi? Gila lo ya?
Sheiladin : Gausah dijemput. Gw otw
Baru saja aku memasukkan semua barang ke dalam tasku, dan Ferdi sudah muncul di pintu kelasku.
"Hai." sapanya
"Oh.. Hai." balasku.
"Cepet banget?" batinku.
"Gue disuruh Rizka buat jemput tuan puteri di kelas ini."
"Mau banget lo disuruh-suruh sama dia?"
"Mm.. Soalnya gue juga kangen sih sama tuan puterinya."
Ferdi dan gombalannya.
"Muntah gak nih? Btw, gak ada tuan puteri di sini."
"Terus cewek di depan gue ini apa?"
"Mm...Viona*?"
"Kalo gitu gue Shrek-nya. Btw, Viona itu puteri, Puteri Viona. "
"Iya iya, gue nonton sampe tamat kok. Kuy cabut."
"Mari tuan putri. Pangeran siap mengantar Anda." ujarnya sambil menyodorkan lengannya seperti pangeran-pangeran Disney.
"Kok gue merinding ya?" ucapku sambil bergidik kemudian meninggalkannya.
"Hahaha.. Tunggu aku tuan puteri."
Akhirnya aku dan Ferdi berjalan bersisihan menuju ruang OSIS yang sebenarnya kurindukan meskipun hanya seminggu ini belum pernah kukunjungi. Sebenarnya aku lebih merindukan teman-temanku di dalamnya, yah, meskipun kadang mereka sangat menyebalkan bagiku, tapi mereka adalah obat di hari burukku.
"Shei.. " panggilnya memecah keheningan.
"Hm?"
"Lo, mau nggak jadi pasangan gue waktu promnight nanti?"
"Hah? Kenapa lo..? Lo gak kesambet kan Fer?"
"Enggak. Gue sadar kok."
"Kirain lo kesambet apaan. Lagian ini baru seminggu jadi murid kelas 12, Fer. Masih jauh banget promnight."
"Ya... Lo mau apa enggak?"
"Kenapa tiba-tiba lo nanya gitu?"
"Ya... Nggak kenapa-kenapa. Gue pengen aja. Biar nggak keduluan sama yang lain."
"Yang lain siapa? Riri maksud lo?"
"Ya... Siapa tau ada yang naksir lo tapi sembunyi-sembunyi. Kan saingan banget tuh."
"Maksud lo?"
"Jadi lo mau apa enggak?"
"....."
Tbc...
*Viona : Tokoh tuan puteri di film Shrek
________________Hai, terima kasih sudah mau menunggu cerita ini.
Maaf sudah menghilang dari peredaran selama beberapa waktu.
Nikmati saja, ya, walaupun pendek.
Terima kasih sekali sudah mau baca.
Yang mau pencet bintang atau mau memberi komentar, saya juga ucapkan terima kasih sebelumnya.
:)❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPER
RandomNamaku Sheila Adinata, kelas 12 E. 17 tahun, jomblo dan sehat. Aku tidak pernah merasa buruk hanya karena status jombloku diantara monyet-monyet yang mengumbar cinta. Aku merasa memang belum saatnya dan aku harus menjalani hidup dengan bahagia. Toh...