"Saat kita memiliki masalah, jangan berharap masalah akan menjadi mudah. Tapi berharaplah kita bisa menyelesaikannya." - Lalisa Fredella
Author POVSETELAH kepulangannya dari rumah Jungkook, Lisa langsung menghampiri kamar orang tuanya. Dibukanya pintu kamar itu dengan pelan, see? tidak ada orang di dalam sana.
"Ayah! Bunda!" Teriak Lisa menggema di dalam rumah besar itu.
"M-maaf non, tuan dan nyonya baru saja pergi ke rumah sakit. Penyakit jantung tuan kambuh." Ucap wanita paruh baya yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
"J-jadi penyakit ayah kambuh lagi?" Tanya Lisa tergugup.
"Iya non." Jawab wanita itu dan setelahnya Lisa berlari keluar rumah dengan mengendarai mobilnya menuju rumah sakit tempat biasanya ayahnya di rawat.
Lisa mengendari mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, hingga tak banyak kendaraan lain yang mengumpat untuk Lisa.
Tak sampai 10 menit Lisa sudah berada di parkiran rumah sakit, Lisa berlari menuju meja resepsionis.
"Permisi sus, ruangan tuan Jiyong?" Tanya Lisa dengan tergesa.
"Beliau masih di ruang UGD, dilantai tiga." Ucap suster itu, setelah mengucapkan terimakasih Lisa dengan segera menuju lantai tiga dimana ruang UGD berada.
Lisa berlari menusuri koridor lantai tiga, sesekali ia mengusap air matanya yang jatuh melewati pipi tembamnya.
Dilihatnya sang bunda yang sedang terduduk di kursi tunggu di depan ruang UGD sambil menunduk lesu.
"Bunda~" Ucap Lisa dengan suara paraunya menghampiri Sandara atau yang lebih dikenal dengan Dara itu, dan duduk tepat disampingnya.
Dara menoleh dan langsung memeluk anak gadis satu-satu itu, keduanya menangis dalam pelukan.
"Gimana keadaan ayah, bun?" Tanya Lisa melepas pelukan bundanya.
"Dokter belum keluar, kita tunggu sebentar lagi." Jawab Dara yang diangguki oleh Lisa.
"Keluarga tuan Jiyong?" Ucap dokter yang baru saja keluar dari ruangan.
"Kami dok." Jawab Dara sambil berdiri, diikuti Lisa dibelakangnya.
"Anda bisa ikut dengan saya?" Tanya dokter pada Dara.
"Tentu. Lisa kamu jaga ayah ya?" Ucap Dara yang diangguki oleh Lisa.
"Kondisinya sudah membaik, mungkin ada sesuatu hal yang membuat beliau kaget hingga penyakitnya kambuh. Tapi itu tidak parah kok. Sekarang beliau bisa langsung dipindahkan ke ruang inap. Saran saya hindarkan tuan Jiyong dari berita atau percakapan berat yang membuat penyakit jantungnya kembali kambuh." Ucap dokter yang bernama Jongin itu saat ia dan Dara sudah berada di ruang dokter.
"Terimakasih dok, kalau begitu saya mau lihat kondisi suami saya dulu." Pamit Dara.
"Dokter bilang apa bun?" Tanya Lisa saat Dara baru saja memasuki ruang inap Jiyong.
"Engga ada yang perlu di khawatirkan, cuma dokter nyaranin kalo ayah ga boleh denger berita yang membuat penyakit jangungnya kambuh." Jawab Dara sambil menghampiri Lisa yang berada di samping Jiyong yang sedang terlelap akibat pengaruh obat.
"Bun, ada yang Lisa mau tanya." Ucap Lisa sambil menatap Dara.
"Ini pasti tentang perjodohan kamu dengan Jungkook kan?" Tanya Dara seperti telah membaca isi pikiran Lisa. "Bunda harap kamu mau nerima perjodohan itu, itu permintaan ayah kamu. Kamu tau kan kondisi ayah sekarang?" Lanjut Dara membuat Lisa seketika terdiam.
Ia tak mau menerima perjanjian konyol yang ayahnya dan ayah Jungkook janjikan. Tapi ia juga tak mau menerima kalau nanti ayahnya akan kembali sakit dan mungkin lebih parah akibat penolakan keras yang ia lontarkan.
"Aku akan menerimanya bun." Ucap Lisa yang langsung mendapat pelukan dari Dara.
🔘🔘
*flashback*
Pukul 1 dini hari, dan Jungkook baru saja pulang ke rumahnya. Ia membuka pintu dengan keras membuat semua orang keluar dari kamarnya masing-masing.
"Jungkook!" Bentak Taeyang selaku papa dari pria bernama Jungkook itu.
"Aish, aku kira kalian sudah pada tidur." Ucap Jungkook saat melihat kedua orang tuanya berdiri di hadapannya.
"Darimana saja kamu seharian ini?" Tanya Hyorin yang berada di sebelah Taeyang.
"Ma ini kan hari libur, kalo hari libur itu dipake buat liburan." Jawab Jungkook sambil berlalu dan duduk di ruang tengah. Kedua orang tuanya mengikuti langkah Jungkook, sedangkan yang lain kembali masuk ke dalam kamar.
"Kamu itu sudah besar jungkook, kamu seharusnya berubah bukan malah semakin menjadi seperti ini. Kalau kamu seperti ini mungkin rencana papa akan secepatnya terlakasana." Ucap Taeyang membuat Jungkook mengernyit bingung.
"Rencana? Rencana apa?" Tanya Jungkook bingung.
"Rencana untuk menikahkanmu dengan anak teman papa." Jawab Taeyang membuat Jungkook melotot kaget.
"Nikah? Sama siapa? Kenapa harus menikah?" Tanya Jungkook kaget. Siapa yang tidak kaget jika tiba-tiba dirinya diharuskan menikah dengan orang yang tidak ia cinta, oh bukan bahkan tidak ia kenal sekalipun.
"Lalisa, dia anak sahabat papa, om Jiyong. Kamu tau om Jiyong kan?" Tanya Taeyang yang dijawab anggukan dari Jungkook.
"Kenapa harus menikah? Aku masih sekolah." Ucap Jungkook beralasan.
"Kami tau kamu seperti ini karna kurangnya perhatian dari kami. Mungkin dengan menikah, jadi ada yang memperhatikan kamu lebih dari kami. Dan untuk masalah sekolah kamu ga usah khawatir, itu semua papa yang urus." Jawab Taeyang.
"Aku gak kenal dia. Aku gak mau!" Bantah Jungkook dengan keras.
"Kamu harus menikah dengan dia Jungkook." Kini Hyorin yang angkat bicara.
"Tapi aku tidak mencintainya ma, bahkan aku tidak mengenalnya." Keukeuh Jungkook.
"Jika kamu tak mau melakukannya untuk mu tolong lakukan itu untuk mama." Pinta Hyorin dengan suara paraunya membuat Jungkook menghela nafas gusar.
Asal kalian tau kalau senakal apapun Jungkook ia tak bisa membatah ucapan ibunya, Hyorin. Bagi Jungkook ucapan Hyorin adalah keramat baginya, bagaimanapun keadaaanya ia selalu mengikuti ucapan Hyorin.
"Aku serahkan ini pada kalian. Aku mau tidur." Ucap Jungkook meninggalkan kedua orang tuanya dan berlalu menuju kamarnya di lantai dua.
"Aku akan berbicara pada Jiyong." Ucap Taeyang pada Hyorin, lalu keduanya memasuki kamar lagi karna ini masih pukul 1 dini hari lebih.
⚪⚪⚪
Tbc....
Semoga ada ide buat semua cerita aku. Vomment guys
KAMU SEDANG MEMBACA
I Call It Love [L.K]
FanfictionJungkook Adellio, seorang siswa terkenal di SMA Flamingo School yang harus memenuhi takdirnya yang di jodohkan oleh orang tuanya saat ia baru saja mengijak kelas 11 dengan wanita yang sama sekali tidak ia kenal. Lalisa Fredella, seorang siswi cantik...