Bagian 13

2.3K 149 0
                                    

Aira menatap Shiorin dan Sarah jengah. Pasalnya, kedua sahabatnya itu sejak tadi mengacak-acak lemarinya hanya untuk mencari pakaian yang bisa Aira gunakan malam ini.

"Aira pasti cantik jika menggunakan ini," Ucap Shiorin sembari menatap abaya berwarana ungu muda di tangannya.

Sarah menggeleng, "Tidak Shiorin, itu tidak pantas untuk Aira. Kau tahu sendiri kan apa arti warna itu? Aira tidak mungkin memakai itu saat lamaran. Bagaimana jika ini?"

Sarah menunjuk sebuah abaya berwarna tosca yang tergantung rapi di lemari gantung Aira.

Aira mengembuskan napas lelah. "Seharusnya aku yang sibuk memilih baju yang harus aku pakai nanti, tapi kenapa kalian yang repot?" Ujar Aira.

Kedua sahabatnya itu hanya tersenyum menampilkan deretan gigi mereka. "Lagipula kalian juga belum tahu apa jawabanku nanti." Imbuh Aira.

Raut muka keduanya berubah menjadi serius. "Apa maksudmu Aira?" Tanya Sarah.

"Kau tak menolak lamaran ini kan?" Cecar Shiorin.

Aira hanya tersenyum misterius sambil mengendikkan bahunya. Dia beranjak pergi ke dapur membantu Bibi Zainab, istri Paman Ismail, memasak untuk nanti malam. Meninggalkan kekesalan yang tertahan kedua sahabatnya karena Nazeera tengah tidur siang.

***

Hafiz sedari tadi terus menatap jalanan Kyoto yang tampak lengang malam ini. Banyak pejalan kaki yang berjalan di trotoar.

Kota ini tampak indah malam ini. Banyak lampu dari gedung satu dan gedung lainnya, serta lampu-lampu jalan yang menyala. Dipinggir jalan terdapat beberapa pohon bonsai dan sakura yang sengaja ditanam pemerintah menambah keasrian kota ini.

Tak lama berselang, mobil yang ditumpangi Hafiz, Restu, dan Hendra, ayah Restu, sampai di depan sebuah rumah bergaya Jepang modern dengan beberapa tanaman bonsai dan rumput Jepang yang tumbuh di halaman rumahnya.

Ketiganya beranjak turun dari mobil. Di teras rumah, sudah ada Paman Ismail, Bibi Zainab, serta Ali yang menunggu kedatangan mereka. Setelah mengucap salam dan berjabat tangan, Paman Ismail mempersilahkan ketiganya masuk dan duduk di ruang tamu.

Shiorin yang ditugaskan membuat minuman, segera menyajikannya di ruang tamu. Tak lupa dia juga membawa beberapa kue buatan Bibi Zainab.

"Silahkan diminum!" Ujar Bibi Zainab mempersilahkan. Ketiganya mengangguk, lalu menyesap teh yang telah dihidangkan.

Usai itu, kedua keluarga itu berbincang-bincang untuk menghilangkan kecanggungan di antara mereka. Setelah dirasa cukup untuk berbincang secara santai, Hendra, ayah Restu, segera menyampaikan maksud kedatangannya dan keluarganya kemari.

"Kedatangan kami kemari ingin melamar Aira untuk keponakan saya Hafiz." Ucap Hendra. Ismail tersenyum simpul. Dia menyuruh Zainab untuk memanggil Aira.

Tak lama, Aira turun dengan Bibi Zainab. Malam ini dia nampak cantik dengan abaya berwarna biru dengan renda putih dibagian pinggang dan lengannya dan khimar berwarna putih.

"Jika itu maksud kedatangan kalian, saya menyerahkan semua ini kepada Aira. Biarkan Aira yang menjawab, karena dia yang menjalaninya." Jelas Ismail.

Aira yang baru saja datang, tentu tahu yang dibicarakan pamannya, dia semakin menundukkan wajahnya malu.

Hendra menepuk bahu Hafiz, mengisyaratkan bahwa Hafiz yang mengatakan maksud kedatangan mereka.

"Ehm," Hafiz berdehem sejenak untuk menetralkan suaranya. "Aira" Perlahan Aira mendongakkan wajahnya menatap ke arah Hafiz. Sejenak mata keduanya bertemu, tapi cepat-cepat Aira kembali menunduk.

"Aira, maukah kamu menikah denganku? Menjadi makmum dalam shalatku? Menjadi ibu dari anak-anakku kelak? Serta menjadi bidadariku di dunia dan akhirat?" Tanya Hafiz.

Aira tetrtegun mendengarnya. Baru kali ini ada yang mengucapkan sederet kalimat seromantis ini. Untuk pertama kalinya, Aira terenyuh mendengar itu. Dan perlahan, Aira menganggukkan kepalanya.

Mereka yang berada di ruang tamu sontak mengucapkan kata, "Alhamdulillah", kecuali Shiorin, karena dia non muslim, dia hanya tersenyum senang.

Semoga dia yang menjadi imam shalatku, bersujud bersama di atas sajadah menghadap kepada-Nya. Batin Aira.

Kemudian, kedua keluarga itu berunding untuk acara pernikahan Aira. Dan atas kesepakatan kedua keluarga tersebut, acara akad nikah akan digelar dua minggu dari sekarang dan dilaksanakan di Restoran ayah Aira.

Tak lupa, Ismail dan Zainab mengajak ketiganya untuk makan malam bersama.

~~~~~~~~~~~SCDNS~~~~~~~~~~~

Sorry for typo

'Sa

Sajadah Cinta Di Negeri Sakura |√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang