Park Jimin alias pria yang biasa disebut Jimin itu kini sudah menduduki tingkat 2 SMA, umur nya yang muda tak sebanding dengan perlakuan nya bak pria dewasa kebanyakan.
Memilih memisah kan diri dari orang tua nya pun suatu pilihan yang sangat ia nantikan sedari masa SMP, kemuakan akan obsesi daddy nya yang mengharuskan dirinya menjadi seorang pembisnis adalah awal mula terjadi semua ini.
Bagaimana bisa seorang anak yang mau mengikuti kemauannya di paksa harus menjadi apa yang orang tua nya mau? Memang pilihan orang tua pasti yang terbaik, tapi setiap manusia memiliki kebebasan untuk memilih bukan?
Sudah 2 tahun kini Jimin terbebas, kebebasan nya pun membuatnya bahagia dan menikmati arti keindahan dunia ini menurut pandangannya.
Semua dapat ia lakukan di Korea, apa pun bisa ia dapatkan hanya dengan kerlingan matanya, wanita? Fasilitas? Teman? Semua berpihak padanya, bagaimana tidak, orang tuanya adalah pemilik perusahaan terbesar di Jepang. Walau seluruh keluarga nya asli Korea tapi bisnis keluarganya lebih banyak berkembang di Jepang. Tak perlu Jimin meminta, bahkan orang tua nya sudah paham apa yang ia inginkan asalkan dirinya akan tetap menamatkan sekolah jurusan bisnis yang telah di pilihkan orang tuanya itu, yap.. Jimin sekolah di SMA khusus bisnis ternama di Korea, awal nya menolak, tapi ancaman membuatnya tetap memilih, 'mau? Atau tidak sama sekali?' damn.Jimin pun memberhentikan mobil sport berwarna hitam miliknya diparkiran khusus yang hanya bisa ditempati oleh nya dan beberapa siswa ternama disana, lalu ia turun sambil menggenggam ransel ditangan kiri nya.
Wajah tampan, seragam mewah dengam sentuhan tatanan rambut sedikit berantakan ala Jimin menghiasi lapangan besar dalam sekolah itu, rak sedikit pasang mata yang memandang nya tak berkedip, banyak pula yang saling berbisik terkagum bak melihat pangeran tiba di istana.
"Astaga, Jimin oppa tambah hari tambah tampan haaa~" seru sepasang wanita yang kini jalan berbapasan dengan Jimin.
Saat melihat nya Jimin pun mengedipkan sebelah matanya dengan smirk yang terlihay dari wajah tampannya, "haaaaa dia mengedipkan ku oh tuhannn~" histerisnya sedikit berjingkrak bersama.
"Huh, wanita kampung," ucapnya remeh sambil terus melangkahkan kaki nya menuju kelas.
"Hei ho, tuan Park kemana saja baru masuk huh?" sapa salah satu teman kelasnya saat melihat Jimin sampai di depan pintu.
Jimin hanya menampilkan senyum seksinya, "habis merefresh otak Tae haha," jawabnya santai lalu duduk di kursinya yang memang bersebelahan dengan Tae.
"Oh ya? Wah tak mengajak ku? oke fine," Tae alias Taehyung itu memukul pundak Jimin hingga setengah terjatuh.
"Brengsek kau Kim," sinisnya lalu tertawa.
"Mana Kai?" tanya nya mengedarkan pandangannya.
"Seperti biasa, mungkin sedang morning sex di UKS hahaha."
"Fuck, wanita yang mana lagi yang di kencani?"
"I dont know and i dont care about it, biarkan saja si beruang coklat itu berkreasi hahaha," sungguh bukan Tae namanya jika tak tertawa kencang sampai beberapa pasang mata yang ada di kelasnya pun menatap aneh.
"Berisik bodoh suara mu membuat ku tuli," kesal Jimin lalu beberapa menit kemudian datanglah Kai, Sehun, beserta Joohoen menghampirinya.
"What up bro," ini Joohoen yang menyapa dengan gaya khas nya.
Jimin hanya mengangkat alisnya dan tersenyum, "dari mana kalian?"
"Biasa Jim tebar pesona pagi haha," jawab Kai terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spy Sugar (MinYoon/gs) - Finish -
FanfictionMenjadi seorang mata-mata adalah pekerjaan seorang Min Yoongi, tapi kasusnya kali ini bukan sebuah kasus yang biasa ia tangani. "Astaga tuan apa kau bercanda? Aku ini agent Spy khusus kasus pembunuhan dan kau menyuruhku menjadi mata-mata seorang boc...