14:45
Terlihat seorang cowok sedang berjalan menelusuri koridor rumah sakit dengan langkah cepat. Langkahnya tampak sangat terburu buru, sesekali ia bertabrakan dengan bahu perawat yang tengah berlalu lalang. Ditangan kanannya ia memengang sebuah kotak berwarna merah dengan pita diatasnya.Kini cowok itu sudah berada di depan pintu kamar pasien. Ia melihat angka yang tertera di bagian atas pintu itu.
"26 tulip" ia bergumam kecil sambil melihat kedalam melalui kaca kecil yang terdapat di bawah nomor kamar itu. Ia mengetuk pintu itu dengan hati hati, tak butuh waktu lama menunggu pintu itu terbuka. Disana berdiri seorang cowok dengan perawakan tinggi, dengan kaus hitam polos dipadukan dengan celan sobek sobeknya. Matanya sembab, rambutnya yang gondrong terlihat sangat tak karuan. Miris."Masuk" katanya singkat seraya meninggalkan tamu itu.
Cowok itu berjalan canggung masuk ke dalam ruangan itu.
"Hai,Shel" cowok itu menyapa gadis yang sedang terbaring lemah diatas tempat tidur. Dengan senyum khas nya ia berhasil membuat cewek itu tersenyum kembali.
"Kamu kemana aja,Sky?
Hening. 1..2..3..
Tak ada respons dari cowok itu.
Ia maju beberapa langkah sampai ia benar benar berada di sebelah cewek itu. Disodorkannya kotak merah yang tadi ia bawa."Shel,ini buat kamu"
Rasshelle mencoba untuk duduk dari tidurnya. Dengan susah payah cewek itu berusaha mengangkat tubuhnya, tetapi ia sangat lemah. Melihat itu Sky sangat prihatin dan mencoba membantu cewek itu.
Kini,mata mereka saling beradu. Cukup lama. Sampai akhirnya Sky membuang pandangannya ke sembarang arah.
"Dibuka dong Shel"
"Iyaaaa"Rashelle menatap kedalam isi kotak itu. Alisnya terpaut.
"Diary?Pulpen? Ini semua buat apa sih Sky? Kamu pikir aku pelayan rumah makan?"
"Hahahahaaa, lucu banget sihhhh,gemeshhh tau gakk" Sky terkekeh sambil mencubit pipi kanan Ashel.
"Iiihh aku serius tauuu, ini buat apaa?aku gak ngerti?"
Sky menggenggam tangan Ashel. Raut wajahnya berubah serius. Jujur, Ashel takut.
"Rasshelle Oceana Adlig" kata katanya tiba tiba menjadi tegas.
Jantung Ashel berdegup cepat. Tak biasanya Sky memanggil nama lengkapnya kalau Ashel tidak lagi berbuat salah.
Tangan kanan Sky terangkat mengelus pelan puncak kepala Ashel, lalu turun ke pipinya dan mengusapnya dengan ibujarinya.
"Shel...mulai hari ini kamu harus biasain diri kamu tanpa aku ya" nada suara merendah.
"Sky...kamu mau kemana lagi sih? Gak cukup kemarin ninggalin aku 3 hari? Kita baru ketemu hari ini masa iya kamu mau pergi lagi? Kamu kenapa sih Sky? Mau kemana?"
Sky memejamkan matanya dan menarik nafas panjang.
"Aku mau ke Jerman,Shel. Aku keterima buat dapet beasiswa disana"
"Terus, kamu mau ninggalin aku Sky?" Tanya Ashel lirih.
Sky menggeleng cepat.
"Enggak. Gak bakal Shel. Aku janji secepatnya aku balik ke Indonesia. Aku janji""Itu diary anggap aja aku, kalau kamu lagi seneng,sedih,bete,marah,kesel,atau bahkan kalau kamu kangen sama aku, kamu bisa tulis di diary itu"
"Sky...ini serius gak sih?bercanda kan?"
Sky menggelengkan kepalanya sambil tersenyum samar. Lalu ia merogoh saku celananya.
"Ini buat kamu, disimpen baik baik"
"Ini apa?" Kata Ashel, sambil melihat botol kecil yang ada ditelapak tangannya itu.
"Ini bunga sakura, belum kembang, masih kecil. Ini aku ambil waktu aku ke Jepang kemarin. Didalemnya gak cuma bunga sakura"
"Terus, ada apa lagi? Aku gak liat apa apa?"
Sky mengambil botol kecil itu dari tangan Ashel. Lalu memperlihatkannya didepan mata Ashel.
"Liat baik baik"
"Gak ada apa-apa Sky" mata Ashel mencari cari ke dalam botol itu.
"Di dalem sini aku simpen semua rindu dan doa aku buat kamu, selama tiga hari kita gak ketemu, itu salah satu hal yang sulit buat aku. Jadi, selama disana gak pernah sekalipun aku gak rindu sama kamu, gak pernah sekalipun gak doain kamu supaya kamu cepat sembuh. Semuanya ada disini,sayang"
Ashel menatap botol itu lagi dan tersenyum.
"Kamu kapan berangkat ke Jerman?"
"Besok pagi"
"Aku anter ke bandaranya ya?"
"Gak boleh, kamu masih sakit sayang"
"Yaudah kalau gitu kamu disini aja sampe malem"
"Aku pulang dulu, kasian Reya gak ada temennya dirumah, ntar malem aku balik"
KAMU SEDANG MEMBACA
When you see me
Teen FictionCewek itu menarik nafas panjang dan membuangnya dengan kasar. Matanya terpejam, setetes air keluar dari sudut matanya. "KEELSHEN...aku disiniii!!!"Gadis itu berteriak dan hendak beranjak dari tempat persembunyiannya. Seperdetik kemudian laki-laki d...