Dua orang cowok dan satu cewek yang berada ditengah tengah mereka kini sudah ada di depan Siegessaule, salah satu tempat wisata yang bersejarah di Jerman tepatnya di Berlin.
Ketiga orang itu menatap indahnya Siegessaule yang kian cantik apalagi ditambah lampu lampu yang terpancar dari gedung gedung tinggi di Berlin.
Mereka berbincang mengenai banyak hal.
"Eeumm,Jon,ehhh maksud gue Pras.hehee" Sky terkekeh karena ia tak biasa memanggil Jono dengan sebutan Pras.
"Apaan" kata Pras malas.
"Kayanya malem ini gue harus bener bener nyari tempat tinggal deh"
"Emang kenapa?rumah gue terlalu kecil ya?atau kamarnya gak nyaman?"
"Nggak,nggak gitu. Malah gue seneng lo mau ngizinin gue tinggal bareng lo. Tapi masalahnya gue lupa kalo disini gue tinggal bareng adek gue. Gak mungkin kan dia tinggal bareng lo juga"
"Gini aja, biar adeknya kamu tinggalnya bareng aku gimana?" Tiba tiba Milan buka suara.
Dua pemuda itu melihat Milan secara bersamaan.
"Gapapa Mil, gue gak mau ngerepotin lo"
"Iihh gakpapa kali,aku juga gak ada temen cewek dirumah"
"Seriusan?"
"Iyaa beneran"
"Tapi ntar gue bilang ke adek gue dulu yaa,soalnya dia suka malu malu gitu kalau sama orang baru"
"Iya ntar bilang aja ke aku"
Sekilas Sky melihat hazel eyes-nya Milan, terbesit nama Ashel saat ia menatap mata itu walau cuma sekilas.
Cepat cepat dia mengarahkan pandangannya kearah lain. Lalu ia permisi kepada Pras dan Milan untuk menelpon seseorang. Sky berjalan menjauh sedikit dari keramaian orang yang berada disana.
Setelah menemukan tempat yang cukup sepi, ia mencoba menelpon Ashel.
Sekali,dua kali,tiga kali,enam kali.
Tak ada Jawaban dari Ashel, Sky mulai panik. Sudah beberapa hari setelah ia pergi ke Jerman ia sama sekali tidak pernah memberi kabar kepada Ashel. Ada rasa bersalah dan rasa cemas yang menyelimuti hatinya. Ingin saja ia pulang ke Indonesia sekarang juga hanya untuk melihat kabarnya Ashel. Ditelponnya lagi Ashel sampai berkali kali. Tapi nihil, tak ada jawaban apapun dari Ashel. Sky mengusap kepala dan wajahnya kasar.Sky tak habis akal dia memberi pesan lewat line kepada Ashel.
Cayangannya Cekai: Acel dimana sayang? Maaf ya baru ngabarin,Cekai lagi sibuk banget masalahnya. Ngurusin kuliah ngurusin tempat tinggal buat bareng Reya sama ngurus tiket buat Reya kesini. Maaf yaaa...jangan ngambek,baru pegang handphone ini Cekainyaa,seriusan. Love youu.
Setelah itu Sky kembali duduk bersama temannya itu.
"Ohiya Sky btw kenapa kamu milih buat kuliah disini?" tanya Mila tiba tiba.
"Hehehe rejekinya emang disini, sebenernya ngajuin beasiswa ke Oxford juga sih,tapi yaa keterimanya disini.yaudah syukurin aja"
Milan mendengarkan Sky dengan antusias.
"Wahhh pinter dong kamuu"
"Gak ahhh biasa ajaa,lebay banget"
"Ngomong aja terus lo berdua,guenya dengerin aja dahhh, udah kaya kenal lama aja" kata Pras yang diam sedari tadi.
"Yaelah lo nya aja yang dari tadi diem mulu"
"Eeh tapi nih ya Mil ya gue bilangin, emang si Sky itu pinter banget, lo mikirnya dia umur berapa?"
"Eumm...18" jawab Milan.
"Nahhhh salahhhh"
"Lohh bukannya kalau baru tamat SMA itu 17 atau 18 yaa?"
"Sky ini umurnya 16"
"Whaaaaatttttt,16?"
"Iyaa 16,seriusan,dia itu aksklerasi jadi ya lebih cepet gitu tamatnya"
"Wahh berondong nihh" kata Milan terkekeh.
Sky terlarut dalam percakapan taman temannya sampai sampai dia tak mengingat lagi jawaban dari Ashel.
Hari sudah mulai larut,mereka pun sudah mulai mengantuk. Jadi mereka bertiga memutuskan untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
When you see me
Teen FictionCewek itu menarik nafas panjang dan membuangnya dengan kasar. Matanya terpejam, setetes air keluar dari sudut matanya. "KEELSHEN...aku disiniii!!!"Gadis itu berteriak dan hendak beranjak dari tempat persembunyiannya. Seperdetik kemudian laki-laki d...