Amarah Keelshen

800 116 1
                                    

Ashel yang sudah pulang dari rumah Keisha, kini sudah ada dijalanan yang cukup ramai. Ia semakin tak sabar dengan kemacetan jalanan Jakarta.

Sampai akhirnya dia memutuskan untuk memotong jalan agar bisa lebih cepat sampai dirumahnya. Tibalah dia dijalanan yang cukup sepi, tsk perlu berfikir lama, ia langsung menancap gas mobilnya itu.

Tiba tiba saja sebuah mobil McLaren putih menghalang jalannya.

"Apa apaan sih nih orang? Sembarangan aja" cerocos Ashel dari dalam mobilnya.

Ia mengklakson klakson mobil didepannya itu sampai kesabarannya sudah habis. Ia nekat keluar dari mobilnya dan menghampiri mobil didepannya itu.

"Oiiii! Bisa nyetir gak sih! Enak aja main berenti didepan mobil orang! Gue mau lewat!" Kata Ashel geram.

Seorang cowo keluar dari mobil sport itu, Ashel kaget ketika mendapati sosok Marcello yang keluar dari mobilnya.

Ia menyeringai yang membuat Ashel bergidik ngeri. Cello melangkah mendekati Ashel yang terlihat gemetar.

"Lo gak bisa lari lagi sekarang, gue bersumpah, siapapun yang berani nyari masalah sama gue. Bakalan abis ditangan gue!" Kata Cello sadis yang membuat Ashel mundur perahan dari tempatnya yang diikuti Cello yang semakin maju.

"Saatnya kita senang senang" kata Cello dengan wajah nakalnya.

"Eh elo jangan kurang ajar sama gue ya!" Kata Ashel sinis.

"Apaan!! Mana pacar lo si Keelshen yang anak kepala yayasan itu HAH!" Kata Cello yang memegang tangan Ashel kuat.

Ashel berusaha kabur tetapi tangannya langsung dicekal oleh Cello yang menarik paksa tubuh Ashel masuk kedalam mobilnya itu.

Ashel meronta ronta kala Cello melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Lepasin! Dasar bajingan! Beraninya sama cewek! Lo gak lebih baik dari seorang pecundang!" Kata Ashel sambil mendorong tubuh Cello yang fokus dengan jalan raya itu.

"LO BISA DIEM GAK! BITCH!" Kata Cello mendorong tubuh Ashel yang yeng tersungkur kebelakang. Lalu Cello menutup mulut Ashel dengan sapu tangannya. Beberapa menit kemudian Ashel tak sadarkan diri karena kehabisan nafas.

Ashel tersadar dan mengerjabkan matanya melihat sekelilingnya. Gelap. Cuma itu yang Ashel lihat diruangan ini. Dia berusaha berteriak meminta tolong. Tapi nihil suaranya hanya menggema diseisi ruangan.

Disinilah dia sekarang. Dibangunan kotor dan lusuh tanpa pencahayaan sedikitpun. Cuma sinar matahari saja yang masuk melewati celah celah tembok yang sudah runtuh.

Disisi lain, Keelshen sedang bermain PS dikamarnya mendapat sebuah notifikasi dari ponselnya.

Sebuah nomor tak nikenal. Ia mengernyitkan alisnya.

"Siapa?" Batinnya.

Ia langsung membuka pesan sikngkat itu.

0812xxxxxxxx
Ke bangunan sebrang sekolah sekarang!

"Siapa? Apa urusannya sama gue?" Keelshen mencoba menghiraukan pesan itu sampai akhirnya matanya membulat sempurna membaca pesan yang dikirim nomor itu lagi.

Kalo enggak, Lo gak bakal bisa liat Rasshelle lagi seumur hidup lo!

Keelshen terlonjak dan langsung mengganti pakaiannya dan mengambil kunci motornyanya dan melesat pergi begitu saja.

Pikirannya kacau, Bagaimana bisa orang itu mengambil Ashel dan apa hubungannya dengan Keelshen?

"Kok gue peduli ya sama dia? Kan bukan urusan gue juga?" Batin Keelshen.

Tapi ia tak perduli,dia tetap melajukan motornya dengan menggebu gebu.

Sampailah ia ditempat yang dimaksud. Tempatnya sepi,gelap,dan tak terurus. Keelshen cepat cepat masuk ketika mendengar teriakan dari dalam yang ia pikir adalah teriakan Ashel. Benar saja ketika ia sampai di lantai atas rumah itu ia langsung mendapati Ashel yang sedang dibekap dengan seseorang. Keelshen tak bisa melihat jelas wajah orang itu karena tak mendapat pencahayaan.

"Hahaha dateng juga lo akhirnya! Segitu penting cewek ini buat lo?" Suara lelaki itu menggema disetiap sudut ruangan.

Lalu cowok itu berjalan mendekati Keelshen.

"Cello?" Gumam Keelshen.

"Jangan fikir urusan kita kelar gitu aja!" Kata Cello sedikit berteriak.

"Terus lo mau apa?!" Kata Keelshen dengan tenang tetapi menusuk.

"Lo tanya mau gue apa? Hah?!" Kata Cello semakin mendekati Keelshen yang tetap diam.

"Gue mau abisin lo sekarang juga!" Kata Cello pelan tepat didepan wajah Keelshen.

BUKK!! Satu pukulan keras mengenai wajah tampan Keelshen.

"KEELSHENNN!" Teriak Ashel yang masih dalam ikatannya.

Keelshen yang tersungkur pun cepat cepat berdiri menatap dalam manik mata Cello penuh dengan kedendaman.

Nafasnya naik turun,tangannya mengepal, mukanya memerah,rahangnya mengeras.

Keelshen langsung membabi butakan Cello. Keelshen memukul Cello tiada ampun. Pukulan demi pukulan keras Cello terima.

BRAKK! Suara itu terdengar kuat. Suara yang berasal dari benturan keras kepala Cello yang didorong ke dinding ileh Keelshen. Cello lemas tak berdaya sementara Keelshen masih memukulnya tanpa henti, tak ada kesempatan bagi Cello untuk membalas pukulan Keelshen. Ashel menutup matanya ngeri melihat kejadian ini.

Pukulan terakhir Keelshen mendarat mulus didada Cello yang diikuti dengan lenguhan dan ringisan Cello yang tak berdaya. Keelshen berlalu meninggalkan Cello yang mulai kehilangan kesadarannya.

Dia berjalan kearah dimana Ashel terikat. Ditatapnya mata Ashel yang sudah berair itu, direngkuhnya tubuh Ashel yang sedikit gemetar. Dibelainya pelan rambut cewek itu, kini bahu Ashel mulai naik turun, terdengar juga isakan kecilnya didalam dekapan Keelshen.

"Gue takut Shen" kata Ashel masih dalam isaknya.

"Jangan takut, ada gue" balas Keelshen yang mengelus punggung cewek itu berusaha menenangkannya.

Yuhuuu...udah di up yaa, jangan lupa vote dan commentnya! See you next chapter!

When you see meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang