Kini Sky dan Reya sudah tiba dirumah sakit tempat dimana Milan dirawat. Milan yang terbaring lemah tak berdaya membuat Sky berfikir dua kali untuk pergi ke Indonesia.
"Sky lo kenapa sih? Kenapa hati lo berat banget mau ninggalin Jerman? Inget Sky,Milan bukan siapa siapa lo! Ashel lebih penting dari apapun!" Batin Sky menatap Milan nanar.
Sky beranjak dari sofa sebelah tempat tidur Milan dan mulai melangkahkan kakinya keluar ruangan.
"Sky...." Suara rendah nan lirih itu nyaris tak terdengar.
Sky membalikkan tubuhnya persis menghadap langsung kearah tempat dimana Milan terbaring.
"Sky...." Panggil Milan dengan uluran tangannya.
Dengan berat, Sky berjalan kearah tempat tidur itu.
Dielusnya pelan rambut perempuan itu lembut dengan sebelah tangannya, sebelahnya lagi ia gunakan untuk menggenggam tangan pucat gadis itu.
"Gue disini Mil" kata Sky mencoba menenangkan cewek itu.
"Jangan pergi" pinta Milan.
"Tapi gue harus pergi Mil, ada urusan lain yang gak bisa gue tinggallin" jelas Sky pada Milan.
"Tapi gue maunya lo disini Sky" paksa Milan.
"Ntar kalo gue udah kelar sama urusan gue, gue balik lagi" Sky berusaha melepas genggaman tangannya.
"Gue gak penting ya buat lo?" Milan berucap sedih.
"Lo temen yang baik buat gue Mil, lo sahabat gue"
"Please tetep disini Sky" kata Milan tetap memaksa.
Sky tak bisa terus berlama lama disini, masih banyak urusan yang harus diselesaikan sebelum pulang ke Indonesia.
Sky menarik nafasnya panjang dan mengusap kasar wajahnya yang sudah mulai kusut akibat banyak yang ia fikirkan hari ini.
"Hufffttt...oke. Sebelumnya gue mau ngucapin makasih banyak buat lo karena lo udah baik banget sama gue sama Rey. Tapi itu semua gak bisa buat lo seenaknya ngelarang kemanapun gue mau pergi Mil, karena lo bukan siapa siapa gue yang bisa ngatur hidup gue" kata Sky tegas.
"Maaf kalau sikap gue selama ini buat lo berharap sama gue. Tapi gue masih punya Ashel yang masih pantes buat gue perjuangin" kata Sky melanjutkan kata katanya dan berlalu meninggalkan Milan dengan air mata derasnya. Milan mulai terisak yang membuat Reya yang masih ada di ruangan itupu langsung menghampirinya.
"Udah kak Mil, mungkin kak Sky cuma lagi capek ajaa, maafin kak Sky ya" kata Reya berusaha menenangkan Milan.
"Dia gak salah Rey,gue yang salah,gue yang terlalu berharap sama Sky. Sky bener, gue bukan siapa siapanya dia" kata Milan masih dengan isaknya.
"Maaf kak Mil, Rey harus susulin kak Sky ke appartement. Nanti Rey bakalan kesini lagi kok,see you"
Reya meninggalkan ruangan itu dan Milan yang sekarang sudah menangis sejadi jadinya.
Di appartement Reya pun memarahi kakaknya itu habis habisan.
"Kak, lo itu kenapa sih?" Tanya Rey pada Sky yang sibuk dengan barang bawaannya.
"Kenapa apanya? Gila lo ya?" Kata Sky santai.
"Gila gila! Lo yang gila! Masih bisa lo ya santai santai kaya sekarang! Lo gak mikir kalo tadi lo baru aja nyakitin hati orang?" Kata Reya geram.
"Enggak" jawabnya seenaknya.
"Sakit jiwa lo! Lo udah nyakitin dua cewek tau gak Sky! Yang pertama pacar lo sendiri dan yang kedua Kak Milan"
"Yeee,dianya aja yang baperan. Gue baik kesemua orang kali! Lagian lo kenapa bela dia banget sih? Kakak lo itu gue apa Milan?"
"Dasar ya! Ngomong sama cowok emang gak ada beresnya! Gak pake hati tau gak!"
"Dihhh,gue pake otak! Emang lo, perasaan terus?"
Reya yang sudah naik darah pun langsung memukul bantal kearah wajah kakaknya itu.
"Rese banget sihhhh!!!!" Kata Sky tak terima.
"Terus ntar lo di Indo mau ketemu kak Ashel?"
"Mau ketemu emaknyaa!" Kata Sky gak nyantai.
"Lho? Lo ngapain ketemu emaknya?masalahnya kan lo sama Ashel?" Ucap Reya yang menganggap serius perkataan kakaknya itu.
"Ya sama Ashel lah begoooo! Makanya pake otak jangan pake perasaan!"
"Yaudah sih santai ngapa!"
"Terus ngapain masih disini? Yaelah bocah tidur gih sana" usir Sky pada adiknya.
Reya menurut perkataan kakaknya dan mengeluari ruang kamar Sky.
"Bener Sky. Lo udah nyakitin perasaan dua cewek. Dan yang lebih bodohnya lo nyakitin perasaan lo sendiri. Lo harus sering gunain perasaan lo. Karena terkadang, otak tak sejalan dengan perasaan" batinnya.
See you next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
When you see me
Teen FictionCewek itu menarik nafas panjang dan membuangnya dengan kasar. Matanya terpejam, setetes air keluar dari sudut matanya. "KEELSHEN...aku disiniii!!!"Gadis itu berteriak dan hendak beranjak dari tempat persembunyiannya. Seperdetik kemudian laki-laki d...