BULLSHIT!

783 96 1
                                    

"Lo harus dengerin dulu penjelasan dia Shel!" Nada suaranya meninggi.

"Ssttt sabar Gar, jelasin pelan pelan ke dia" kata Bre menenangkan sahabatnya itu.

Ya,pagi pagi sekali  dua sejoli itu sudah berada di ruang tamu rumah Ashel.

"Gak ada yang perlu kalian jelasin lagi ke gue, emang lo semua tau gimana kejadiannya?! Emang lo tau gimana perubahan sikap temen lo itu ke gue? Hahhh? Jawab!" Ashel tak kala berapi apinya.

"Ya tapi apa salahnya lo selesain baik baik? Coba lo minta penjelasan dari dia Shel. Kita disini bukan mau ikut campur. Kita mau kalian berdua baik baik aja" kata Bre tenang. Ya dia memang orangnya seperti itu. Pengertian, tak seperti Edgar yang selalu marah marah.

"Gak perlu! Sampe kapan pun dalam keadan apapun gue gak bakalan mau!"  Kata Ashel dengan matanya yang sedikit berair.

"Tapi Shel. Sebenernya Sky ituu sayangg..." Belum sempat ia mengakhiri kata katanya bentakan sudah keluar dari mulut Ashel.

"BULLSHIT!!! Mending sekarang lo berdua pulang! Gak usah temuin gue lagi! Dan jangan harap gue bakal nerima temen kalian itu lagi" kata Ashel seraya berdiri didepan kedua laki laki itu.

"Oke kalo itu mau lo, kita pergi. Tapi gue bilang sekali lagi sama lo! Semoga lo gak terlalu cepat ngambil keputusan yang bakal buat lo nyesel nantinya" kata Edgar penuh penekanan sambil menunjuk nunjuk Ashel.

"Kita balik ya. Makasih waktunya, semoga lo bisa berfikir jernih" sambung Bre sebelum ia mengikuti langkah Edgar yang sudah berjalan lebih dulu.

Ashel terduduk di sofanya ketika dua laki laki itu pergi. Tangis yang ua tahan sedari tadi pun akhirnya tak terbendung lagi. Tangisnya pecah begitu saja.

Sumpah serapah pun keluar dari mulutnya tanpa sadar.

"Gue gak bakal percaya lagi sama orang kaya lo Sky, mana janji lo? Semuanya kosong! Jangan harap gue bakalan balik lagi ke elo!" Katanya disela sela isak tangisnya.

Uftra yang melihat adiknya menangis itu pun akhirnya mau tak mau harus ikut campur.

"Ada apa sih dek? Abang liat kamu pulang dari Jerman kok jadi sering murung, kenapa? Cerita sama abang?" Kata Uftra sambil merangkul adiknya itu.

Tangis Ashel makin menjadi didalam dekapan abangnya itu.

"Udah jangan nangis lagi, adeknya abang kan kuat! Mana coba senyumnya?" Kata Uftra mencoba menenangkan adiknya itu.

Ashel masih tak berkutik didalam pelukan abangnya.

"Coba geser bentar, abang mau nyelamatin barang barang dirumah kita, kalo kamu gak berhenti  berhenti nangisnya, bisa bisa rumah kita kebanjiran" kata Uftra menghibur adiknya dengan guyonan recehnya itu.

"Iiihhh abang apaansiihh gak lucu tauuu!" Kata Ashel menatap abangnya itu.

"Yang lucu tuh kamu, nangis aja bisa sampe banjir kaya gini" katanya sambil memperlihatkan bajunya yang sudah basah karena air mata Ashel.

"Yaudah mending sarapan dulu, ntar sore kita jalan jalan mau gak?"

"Mauu,tapi selesai aku kerumah temen ya, aku ada tugas kelompok nih"

"Okeee dehh"

Mereka pun berjalan beriringan menuju meja makan dan melahap makanan mereka.

Disaat mereka sibuk dengan sarapannya. Tiba tiba bel menggema di seisi rumah. Cepat cepat bi Lili membukakan pintu. Ketika melihat siapa yang ada dibalik pintu itu Ashel langsung berlari ke ambang pintu.

"Mama papaaaaa" katanya seraya memeluk kedua orang tuanya itu.

Uftra pun berjalan mengikut adiknya itu.

"Mamaa papa, Ashel kangen tauu!"

"Papa juga kangen sama kamu" balas Adlig. Papa Ashel.

"Itu bunga dari papa ma? So sweet banget sih papa" kata Ashel ketika melihat buket bunga yang dibawa oleh mamanya.

"Gak tau Shel, nemu didepan pintu. Disini sih tulisannya buat kamu" kata mama Ashel memandangi bunga itu.

"Hah? Buat Ashel ma? Coba sini liat"

Lalu ia menerima bunga itu dari tangan mamanya.

To: my sweet heart, Ashel.

Maafku bukan sekedar kata.
Cintaku bukan sekedar rasa.
Kasihku bukan sekedar cerita.

From: Tersangka, Sky.

Rahangnya mengeras ketika membaca itu. Dibalikkannya bunga itu kepada mamanya.

"Buat mama aja, Ashel gak suka!" Katanya sambil berlalu ke lantai atas tempat kamarnya berada.

"Kenapa itu adek kamu?" Kata mama heran melihat sikap Ashel.

"Gak tau ma,emang dari kemaren kaya gitu" adu Uftra perihal sikap adiknya itu.

"Biasa lah mah, palingan juga berantem berantem kecil sama yang di Jerman. Kaya kitu dulu juga gituu" kata Adlig menggoda istrinya itu.

"Maless deh ganggu orang pacaran" kata Uftra sambil berlalu melanjutkan sarapannya.

Yuhuuuuu...udah di up yaaa, semoga suka. Jangan lupa vote dan komennya.

See you

When you see meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang