01 - ME

25.7K 1K 14
                                    

Aku membiasakan mataku untuk terbuka di saat matahari masih tertidur.
Semenjak menikah dengannya aku sudah harus bangun pagi-pagi sekali untuk menyiapkan sarapan pagi untuknya.

Jangan sampai di saat aku blum selesai dengan pekerjaanku dia terbangun.

Jangan.

Aku tak tahan dengan tatapan kebenciannya, dia tak suka dan tak sudi melihat wajahku, dia benci dengan kehadiranku.
Maka dari itu sudah 2tahun kami menikah tapi dia tak pernah menyentuhku, jangankan menyentuhku, mungkin dia tak pernah melihatku selama di rumah.
Kecuali saat acara keluarga yang mewajibkan kami untuk hadir bersama.
Tapi aku tidak, aku selalu mencuri-curi untuk menatapnya, di saat dia sarapan misalnya, aku selalu mematikan lampu kamarku lalu mengambil kursi untuk mengintipnya dari ventilasi di atas pintu, kebetulan letak meja makan dan kamarku tidak begitu jauh jadi aku bisa melihat wajahnya dengan jelas, setidaknya aku harus selalu memastikan bahwa suamiku makan dengan benar, itu sudah cukup bagiku. Lalu di saat dia berangkat ke kantor aku akan mengintipnya dari jendela kamarku, saat dia berjalan, saat dia membuka pagar, saat dia masuk ke mobilnya, sampai bayangannya menghilang aku akan tetap mematung di jendela. Aku pun tak pernah tenang saat dia belum pulang, biasanya aku akan menyiapkan makan malam untuknya terlebih dahulu, lalu aku langsung bergegas ke kamar dan mematikan lampuku, dan dengan was was aku menantinya di jendela kamarku seperti pagi hari, aku akan menunggunya pulang dan memastikan dia pulang dengan selamat serta memperthatikannya sampai makan malamnya di habiskan. Setelah itu baru aku akan tertidur dengan tenang.
Tapi tidak juga, di saat aku melihatnya pulang dengan wajah kusut atau pucat aku akan menantinya hingga dia tertidur pulas, biasanya dia akan mematikan lampu kamarnya sebelum memejamkan matanya, setelah 1jam saat lampu kamarnya di matikan aku akan mengendap-ngendap masuk ke kamarnya dan memastikan keadaannya secara langsung. Jika dia demam, aku akan selalu mengompres keningnya hingga panasnya menurun, setelah itu aku akan menyiapkan obat dan vitamin di meja samping tempat tidurnya agar dia bisa meminumnya saat terbangun di tengah malam atau di pagi hari.
Bahkan jika di saat pagi dia tak kunjung keluar dari kamarnya aku akan menelponnya dengan nomor yang di rahasiakan berulang-ulang sampai dia mengangkatnya, sehingga aku bisa memastikan dia terbangun tanpa dia tahu siapa yang menelponnya itu, jika dengan cara itu dia tak kunjung keluar aku akan memintanya untuk memejamkan mata dan mematikan lampu kamarnya lewat pesan singkat, mungkin dia mengerti maksudku karna dia selalu mengikuti hal yang ku minta itu.
Iya, aku akan masuk ke kamarnya dan mengantarkan bubur, susu panas serta obat untuknya, tak lupa akupun pasti membawa air dingin dan kain untuk mengompres nya. Setelah itu baru aku akan keluar dari kamarnya, akan ku ulangi kegiatan itu pagi dan malam atau mungkin besok paginya sampai dia benar-benar keluar dari kamarnya dan terlihat segar kembali.

Sejujurnya aku tersiksa dengan keadaan ini, bagaimana tidak, aku harus bersembunyi dari orang yang aku cintai. Di saat justru aku sangat ingin melihatnya dia justru muak jika melihatku. Aku ada tapi seperti tidak ada di hidupnya. Aku menyiapkan segala kepeprluannya dan dia tak pernah memandang hal itu. Mungkin baginya dia adalah seorang bujangan yang memiliki assisten rumah tangga.

Namun bagiku dia tetap suamiku, bagaimanapun aku istrinya, aku harus tetap mengurusinya, aku tetap harus menuruti kemauannya, karna istri yang baik yang nurut pada suaminya bukan? Meskipun permintaannya itu UNTUK TAK MEMPERLIHATKAN WAJAHKU KEPADANYA.

Sebenarnya mungkin aku bisa saja berpisah darinya, untuk apa aku bertahan dengan seseorang yang tak menganggapku ada? Tapi aku tak mau pernikahanku hancur karna bagiku pernikahan itu harus sekali seumur hidup, dan juga keluargaku serta keluarganya terlalu menyayangi kami dan berharap lebih pada kami, aku tak mau mereka bersedih dan kecewa terhadap kami.
Selain itu ada alasan yang lebih besar dari itu.

CINTA

Ya, aku Mencintainya.

HIDING FROM MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang