03 - Rio

15.3K 733 7
                                    

Rio POV

"Kalo sikap lo gini terus, biar gue yang tanggung jawab buat bahagiain dia"

"HEH?" Ucapku tak percaya

"Ya biarin gue bahagiain dia, ngga kebayang gue betapa menderitanya dia selama 2 tahun ini lo perlakuin kaya gitu" jawabnya lagi dengan mantap seulas senyum terlintas di bibirnya

"Ahah lo mau sama bekas gue? Sahabat lo sendiri?" jawabku sambil tertawa, tertawa yang di buat-buat karna shock dengan ucapan varo tadi

"Bekas apaan? Lo bahkan blum sentuh dia kan?" Jawabnya lagi lagi membuat aku shock, tapi benar juga aku memang belum pernah menyentuhnya
Tapi kenapa aku harus shock? Aku tak peduli dengan wanita itu terserah siapa yang ada di hidupnya, terserah dia di sentuh dengan siapa, terserah dia tidur dengan siapa. Ah bodo deh aku ngga peduli

Bentar, tidur dengan siapa? Apa yang dia lakukan selama ini? Apa yang dia kerjakan selama 2 tahun di kesehariannya? Siapa saja yang berhubungan dengannya? Apa dia tidur dengan orang lain? Seperti aku yang ketika sedang "ingin" aku tidur dengan wanita bayaran atau dengan Meppy. Meppy mantan sekaligus kekasihku hingga saat ini yang sangat aku cintai. Aku benar-benar tak tau dan tak mau tau sedikitpun tentangnya, aku tak peduli, yang jelas aku saat ini bahagia dengan kekasihku, toh kalo dia sudah tak tahan dia akan pergi dan aku bisa benar-benar bahagia denga Meppy. Toh yang penting keperluan dan kebutuhanku selalu dia urus dengan baik dan aku juga tak pernah lupa untuk memberikan uang bulanan untuknya.

'Ahhhhh kenapa ini? Kenapa aku mulai memikir kan dia?' gumamku dalam hati

"Hm ya udah ambil aja kalo dia mau sama lo, bagus malah gue jadi bisa cepet nikah sama meppy dan bahagia selamanya" ku balas dengan senyum sinisku agar varo tahu bahwa ucapannya tak akan mempengaruhi apapun untukku

"LO!" Bentak varo dengan mata membulat serta menunjukan telunjuknya ke hadapan wajahku
"Gue tau lo bejad, tapi gue ngga nyangka sahabat yang paling gue sayang sejahat dan se picik ini" lanjutnya sembari meninggalkan ku sendiri di ruanganku

Langkah kaki varo terhenti di depan pintu

"Deal ya, gue yang akan bahagiain fio, gue harap lo ga akan nyesel nantinya" ucap varo yang setelah itu kembali meninggalkan ruanganku

"Arggggggh"
"Kenapasih dia harus bahas wanita itu"

"huuuuuuft"

Aku baru teringat, tadi pagi aku memintanya untuk memasakkan sesuatu untukku. Apa apaan aku ini? Aku memang sedang sangat ingin makan soto padang dan rendang ayam dari beberapa hari yang lalu, mau meminta mami untuk memasakannya tapi aku sangat malas menjawab pertanyaan mami yang terus-terusan bertanya tentang momongan, kemarin aku sempat meminta meppy untu memasakannya untukku tapi dia bilang dia sedang sibuk, yaudah terpaksa aku minta ke istriku.
Heh istri? Ya si fio itu lah, sebelumnya aku tak pernah meminta apapun padanya, dia mungkin akan kebingungan membaca note dariku, tapi aku yakin dia akan menurutinya. Yaaa liat saja nanti malam.

Author POV

'dering handphone'

"Hm, kenapa sayang?"

".........."

"Hah? Ketemu dimana? Kok bisa sih"

".........."

"Trus kamu ngga macem-macem kan sama dia"

".........."

"Bukan gitu sayang, kan gaenak di tempat umum nanti kalo orang yang kamu kenal ada yang liat gimana? Emang kamu mau di kampus kamu jadi bahan gosip?"

".........."

"Heh cantik? Engga lah aku ngga tergoda sama sekali sama dia"

".........."

"Beneeeer, kamu udh kenal aku berapa tahun sih? Yaudah aku pulang dulu yah nanti aku telpon lagi"

"tut tut tut"

Meppy menelpon rio, dia menceritakan tentangnya yang bertemu dengan fio dan terang-terangan meppy langsung melabrak fio.

'Sikap ke kanakannya memang masih belum berubah, terus bagaimana keadaannya sekarang yah? Dia pasti hancur saat tau aku masih berhubungan dengannya' gumam rio dalam hati

"arggghhh kenapa sih dari tadi dia terus yang gue fikirin" jerit rio frustasi sambil mengacak rambutnya

Varo POV

Aku berjalan menuju ruangan rio, ada beberapa berkas lagi yang mesti ia tanda tangani. Saat di depan pintu aku mendengar suaranya yang manis dengan kata-kata yang manis. Siapa lagi kalo bukan meppy? Tapi saat aku masuk dia sudah berhenti dan teriak frustasi

"Lo kenapa?" Tanyaku sambil meletakkan berkas yang harus dia tanda tangani di mejanya

"Lo kapan masuknya? Meppy tadi ketemu bini gue" jawabnya malas

"Lah kok? Trus fio di apain?" jawabku penasaran karna aku tau sikap wanita itu. Sebenarnya Meppy wanita yang baik, tapi entah lah semenjak rio menikah dia agak berubah menjadi wanita yang sedikit tak punya hati, walaupun kebaikannya tetap masih tersisa sedikit di hatinya. Mungkin

"Dia ngelabrak gitu trus bilang kalo gue masih berhubungan sama dia, duh kok gue ngga tega ya? Hancur banget keknya dia, gajadi deh gue makan soto padang sama rendang ayam" jawabnya dengan wajah lesu aku tau dia pasti sedang kepikiran sesiatu

"Wait lo ngga tega? Bukannya lo seneng ngehancurin dia?" tanya ku menyelidik

"Paan sih lo, ya iya sih tapi kan dia udh cukup gue bikin ancur masa harus nerima kenyataan pait lagi sih" jawabnya masih dengan wajah lesunya

"Hm jangan-jangan" ucapku sambil tersenyum licik

"Lo gausah aneh-aneh deh"

"Yaudah mending lo pulang lo pastiin keadaannya, lo peluk lo tenangin" ucapku lagi sambil mengedipkan sebelah mataku

"Ngga mungkin dia keluar kamar saat gue pulang, gue aja udah setahun ngga ketemu dia"

"Jadi lo pengen peluk-peluk dia nih?"

"Ah ngga gitu juga gue cuma.... Hem, eh gini deh lo aja kerumah gue mau ngga? Lo liat aja keadaannya, ya lo korek-korek dikit lo bantu tenangin lah" usulnya membuat ku tak percaya, bagaimana mungkin? Rio mau mempedulikan fio? Selama ini kan dia tak peduli sedikitpun dengan gadis itu

"Gue salah denger ngga sih" tanya ku meyakinkan

"Gue serius, tolongin gue va gatau deh hati gue kek yang ngga tenang gitu tapi gue juga takut kalo nanya langsung"

"Haha gengsi lo selangit! Lo tuh khawatir!" jawabku dan bergegas pergi ke ruanganku.

"Woy mau kaga lo?"
Teriaknya saat aku sudah keluar dari ruangannya

Aku yakin dengan semua yang fio lakukan selama 2 tahun ini, dia mulai luluh.

HIDING FROM MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang