04 - HANCUR

14.8K 709 4
                                    

Semakin kita merasa tersakiti terlalu dalam,
Bukan kah kita sadar bahwa kita mencintai tak kalah dalamnya juga?

¤¤¤


Ucapan wanita itu masih terus terngiang di benak Fio, sudah beberapa hari setelah kejadian itu hati dan fikirannya terus tak bisa merasa tenang.

Segala aktifitasnya terganggu, fikiran tentang suaminya yang masih berhubungan dengan wanita lain terus mengganggunya

Ia bersusah payah bersembunyi dari suaminya selama ini, tapi hati suaminya tak kunjung melunak, sedangkan wanita lain begitu mudah mendapatkan hatinya

Hancur, mungkin itu kata yang tepat untuk menggabarkan perasaannya saat ini

Ia mengingat kejadian 2 tahun lalu setelah pernikahannya dengan Rio

Ia mengingat, betapa bencinya tatapan Rio terhadapnya
Ia mengingat, saat Rio tak pernah tak "membentak" nya saat mendengar suaranya meski hanya satu kata
Ia mengingat, tak pernah 1 malam pun Rio pulang dalan keadaan tak mabuk saat dirinya berkali-kali mencoba mendekati
Ia mengingat, air mata yang selalu membasahi pipi Rio saat dia mabuk
Ia mengingat, nama yang di igaukannya setiap malam di tidurnya

Ia mengingat betapa terlukanya Rio atas pernikahan ini

Ia merasa bersalah atas ke gegabahannya menerima perjodohannya dengan Rio

Ia Terluka
Terluka karna orang yang begitu di cintainya sebegini terluka karnanya

Ia menyalahkan dirinya sendiri atas ini
Maka dari itu ia memilih untuk bersembunyi agar Rio tak lagi terluka, agar Rio tak lagi menderita karnanya, agar tak ada lagi kemarahan yang keluar dari mulutnya dan tak ada lagi tatapan kebencian dari Rio untuknya

Lagi-lagi air mata menetes di pipi mulusnya saat ingatan-ingatan itu melayang lagi di fikirannya, tapi dengan cepat ia menghapusnya dengan kasar
Ia bukan wanita lemah nan cengeng, ia tak ingin kesedihan menguasai dirinya,
Ia sadar air mata tak akan merubah apapun
Ia tau hanya Doa kepada sang pencipta yang mampu mengubah segalanya

Dering telpon membuyarkan lamunannya

"Resti" gumamnya

"Hm halo" jawab fio ogah-ogahan

"Duh bu bosss, udah kebanyakan duit lo ya sampe 2 hari ngga inget ke cafe?"

"Gue lagi gaenak badan"

"Lo tuh ngga pinter boong princess, lo tuh lagi sedih bukan sakit, kedengeran kok dari suara lo, jadi ada apa lagi? Hem"

"Gapapa cuman sedikit fikiran yang ngga penting aja"

"Sejak kapan Rio ngga penting buat lo? Lo gaakan sedih kalo bukan karna dia kan?"

"Ah udah lah ngga usah di bahas"

"Gue tunggu di cafe ya ada Renan juga disini, ceritain pokonya! Bye"

"ta tapi"

"tut tut tut"

"aaaaaaargh ngeselin" teriak fio sambil menghentak-hentakan kakinya

¤¤¤

"Lo sampe kapan mau di giniin fi?" Tanya lelaki tampan yang dengan intens menatap mata fio

"Lo dosa apa ya sampe semenyedihkan ini nasib lo fi?" Ucap wanita di sampingnya yang sesekali menghapus air mata yang mengalir deras di pipinya

"Gue ngga tega sumpah, lo desserve to be happy fi!" lanjut lelaki itu dangan tatapan yang masih sama

"Udah kalian gausah sedih gitu, gue gapapa kok, gue ikhlas sama semua suratan takdir gue" fio pun membuka suara dengan senyuman khas yang tak lepas dari wajahnya

Tegar, selalu berpura-pura untuk tegar di hadapan semua orang, bahkan sahabatnya.
Ia tak mau menunjukan wajah kesedihan apalagi air matanya terhadap orang lain meskipun itu sahabatnya, kecuali saat-saat keyakinannya mulai turun sadar atau tidak sadar bendungan air di pelupuk matanya akan runtuh dan mengeluarkan air yang mengalir begitu deras.

Ia sadar menangis di depan orang lain hanya akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang jauh dari kepedulian terhadapnya, hanya keingintahuan di dalam pertanyaan itu

Ceria
Itulah penilaian dari orang-orang yang baru pertama kali melihatnya, tak akan ada yang menyangka jika ia memiliki nasib yang begitu menyedihkan, seperti saat ini.

Tak lama terdengar suara tawa lelaki yang ia kenal dari luar cafe, suara itu semakin mendekat seiring langkah kaki 3 pria tampan yang memasuki cafe tersebut. Ketiga lelaki itu duduk di pojok depan cafe, tepat di sebrang meja Fio, mereka terus bercanda yang membuat tawa mereka menarik perhatian pengunjung lain

Fio terpaku, lidahnya kelu, otaknya stuck. Ia bingung harus berbuat apa

"Ri ri rio"

HIDING FROM MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang