Susu Beruang untuk Zayan
--
Nadi
--
Zayan memetik gitar dengan lembut, aku duduk di sampingnya dan memperhatikan jari-jemarinya yang menari cantik di atas senar gitar milik adikku itu. Aku menoleh ke arahnya, ia sedang tersenyum menatapku, baru saja aku akan memalingkan wajah, tapi ia memulai nyanyiannya. Tepat pada saat itu, aku seperti terhipnotis masuk ke dalam nada-nada indah yang melantun dari bibirnya.
"Your hand fits in mine
Like it's made just for me
But bear this in mind
It was meant to be
And I'm joining up the dots
With the freckles on your cheeks
And it all makes sense to me
I know you've never loved
The crinkles by your eyes when you smile
You've never loved
Your stomach or your thighs
The dimples in your back at the bottom of your spine
But I'll love them endlessly."
Kini pandangannya beralih lagi padaku dan diam di sana cukup lama, aku memutar bola mata dan membuang muka lalu menunduk, melihat ke arah kedua kakiku yang berayun-ayun.
"Hey, liat sini." Zayan menarik daguku pelan agar kembali menatapnya. Ah, bisa gila aku.
"I won't let these little things slip out of my mouth
But if I do, it's you, oh it's you, they add up to
I'm in love with you and all these little things."
"Ya elah Bang Zayan bisa ae ya, ikutan dong gue." ucap Salsa yang muncul dari dalam rumahku. Aku ingin berterima kasih kepada Salsa yang sudah menyelamatkanku dari tatapan maut Zayan. "Eh Nad, barang-barang gue ditaro di kamar lo, ngga apa-apa kan?"
"Ya kan emang harusnya di kamar gue Sal, sini-sini duduk. Gue mau ambil roti bakar dulu."
Setelah mengambil roti bakar dan membawanya ke teras, aku, Zayan, Salsa dan Zul berbincang dan bersenda gurau bersama, terkadang Zayan bernyanyi dan aku tahu pasti pandangannya sesekali mengarah ke arahku.
Tapi aku tetap berusaha untuk tidak peduli! Ingat! Aku tidak peduli karena aku yakin bukan hanya aku yang ia perlakukan seperti ini. Pasti di luar sana juga ada yang ia perlakukan persis sepertiku atau bahkan lebih daripada aku saat ini. Aku yakin aku hanya salah satu perempuan yang ia bahagiakan, bukan satu-satunya yang ia prioritaskan. Peraturan pertama saat bermain dengan Zayan adalah tidak boleh berbesar hati dan bersenang-senang dahulu, nanti menyesal kemudian. Ya, aku harus berusaha lebih keras lagi!
"Besok mau pulang bareng kita aja Nad ke Jakarta?" tanya Salsa.
"Gue Senin ngga ada matkul pagi, jadi kayaknya gue mau balik Senin subuh."
"Ya udah Senin pagi gue anter ke kosan ya, gue jemput di terminal. Naik bis kan?"
"Ngga usah Zay, gue bisa naik angkot."
"Ya elah Nad, rezeki jangan ditolak," ucap Zul yang sedang mengupas kuaci dengan menggigit bagian cangkangnya.
"Biasanya juga kalau pagi lo jemput temen sekelas lo kan Zay, si Thalia? Jadi biarin aja gue naek angkot. It's okay kaga ngapa."

KAMU SEDANG MEMBACA
LiNo (Lima November)
Historia Corta"Tidak seperti orang-orang yang menyukai bulan Desember, aku lebih menyukai bulan November. Karena di bulan itu, dia hadir. Hadir di alam semesta, hadir juga di duniaku." -Aprilia Firdausya- LiN...