Gitar Tanpa Senar (2)

247 22 9
                                    

Turnamen Basket

---

Abizard

---

Gue terbangun setelah kurang lebih 4 jam tertidur, ini bukan suatu keajaiban kok. Tapi Bunda selalu membiasakan anak-anaknya untuk tidak pernah meninggalkan ibadah, jadi tubuh gue sudah sangat terbiasa untuk bangun subuh. Setelah melipat sajadah dan sarung, gue mengecek ponsel dan senyum itu terukir kembali.

Alana Putri: Pasti ketiduran ya?
Alana Putri: Selamat tidur ya Abi. Dadah👋

Abizard H Nadhir: Ini udah bangun Al, maaf ya aku ketiduran hehe.

Tanpa gue duga ternyata Ala juga sudah bangun dari tidurnya, sejenak gue berpikir, dia sebenarnya tidur atau ngga?

Alana Putri: Ala juga udah bangun wkwk.

Baru saja gue akan mengetik balasan, namun Ala mengirimkan pesan lagi.

Alana Putri: Tapi bentar lagi Ala pasti ketiduran.

Abizard H Nadhir: Emang hari ini kuliah jam berapa?

Alana Putri: Aku baru ada kelas nanti jam setengah 1.

Abizard H Nadhir: Ya udah gih tidur, daripada ngantuk nanti di kampus hehe. Udah shalat kan ya?
Abizard H Nadhir: Selamat tidur kembali Ala👋

Setelah pesan itu, Ala tidak memberikan balasan. Ia pasti kembali tidur. Gue mengecek pesan lain yang masuk ke LINE dan Whatsapp. Tapi entahlah gue ngga bersemangat sama sekali untuk membuka pesan dari Bunga, pacar gue sendiri.

Bunga Fadhilah: Kamu hari ini ngga usah jemput aku.

Nah, kan. Ada yang salah dari Bunga.

Gue mengetik balasan untuk Bunga sambil berjalan keluar dari kamar ke ruang makan.

Abizard H Nadhir: Kenapa jangan? Kamu mau dianter siapa?

Dia nggak langsung membalas pesan dari gue, mungkin ia sengaja mengulur waktu. Itu kebiasaan para perempuan kan?

"Bi, kamu mau nasi goreng atau sereal aja?" tanya Bunda dari arah dapur.

"Nasi goreng aja Bunda," jawab gue sambil memilih tempat duduk di antara kelima kursi yang mengelilingi meja makan.

"Bunda, Kakak mau sereal aja," ucap Sheila yang kini duduk di samping gue.

"Iya, punya kamu udah Bunda bikinin kok Kak." Bunda mengulurkan tangannya yang memegang semangkuk sereal berbentuk bintang lengkap dengan susu hangat di dalamnya.

"Asiiik, makasih Bunda."

Gue menikmati sarapan gue sambil menonton acara kartun di televisi, sesekali gue membahas perihal sekolah bersama Bunda dan Sheila.

"Kamu mandinya jangan kelamaan ya Bi, nanti telat lagi. Kasihan Bunga." Kalimat perintah dari Bunda tiba-tiba mengingatkan gue untuk mengecek ponsel. Benar saja, ada beberapa balasan dari Bunga dan ia mengira gue mengacuhkannya karena sempat mendiamkan pesan tersebut selama 15 menit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LiNo (Lima November)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang