Pergi atau Kembali
--
Athaya
--
Aku terpaku sejenak ketika melihat Adrian, mantan pacarku yang masih aku sayangi itu kini berdiri di antrean samping kananku. Aku tertunduk setelah tersenyum kikuk padanya.
Dari ekor mataku, Adrian terlihat tenang-tenang saja dan menjawab pertanyaan dari pramuniaga. Dia tersenyum saat pesanannya selesai dan tak lama kemudian, pesananku juga selesai. Aku mengucapkan terimakasih pada pramuniaga itu, Adrian melakukan hal yang sama kemudian kami meninggalkan antrean.
"Kamu... Sendirian?" tanya Adrian sambil berjalan beriringan denganku.
"Memangnya kenapa?" ujarku balik bertanya.
"Ya... Kalau kamu sendirian, aku ga perlu cari meja lagi kan?" Dia tersenyum. Senyum yang biasanya aku lihat setiap hari.
"Iya sendirian," ucapku sambil berjalan menuju meja yang biasa kami tempati.
"Punya kamu?" tanya Adrian ketika melihat se-cup McFlurry milo yang sudah meleleh. "Milo ya? Kamu kan ga suka."
"Iya, aku pingin tau rahasia dari McFlurry milo," jawabku sambil menyuapkan sesendok McFlurry oreo ke dalam mulutku. Adrian menyeritkan alisnya ketika mendengar jawabanku, ciri khas Adrian saat ia tak mengerti apa yang aku ucapkan. "Maksud aku, aku pingin tau aja kenapa ada orang yang lebih milih McFlurry milo dibanding oreo."
"Terus... Kamu udah nemu jawabannya?"
"Sampai saat ini belum. Abisnya, McFlurry ga bisa ngomong. Kalau tanya ke orangnya aja, boleh?" Adrian menahan senyum mendengar jawabanku.
"Lucunya..." ucap Adrian dengan tangan yang sepertinya hendak mengusap rambutku, namun tangan itu hanya melayang dan tiba-tiba mendarat di tengkuknya sendiri. "Maaf, kebiasaan," katanya salah tingkah.
"Ga apa-apa."
"Apanya yang ga apa-apa?"
"Kebiasaan kamu, ga apa-apa," jawabku sambil tersenyum malu kemudian menyisipkan sejumput rambutku pada telinga kiri.
"Aku suka kamu kayak gitu."
"Kayak gitu gimana?" tanyaku bingung.
"Kamu makin cantik kalau benerin rambut kayak tadi."
Aku tersenyum miring, kemudian mendengus dan berkata, "Gombal banget males."
Dia tertawa kecil, lalu bertanya, "Kamu ga jadi nanya kenapa aku suka McFlurry milo?"
"Jadi." Katakanlah aku bodoh masih bersikap biasa saja pada laki-laki yang katanya jenuh denganku ini. Hujatlah aku jika memang aku salah karena membiarkannya semakin masuk ke dalam hatiku. Tapi salahkan dia yang bersikap seolah masih ada apa-apa di antara kami dan tersenyum seolah perpisahan tak pernah terjadi. "Kamu kenapa lebih suka McFlurry milo daripada McFlurry oreo?"
"Karena... Lebih gampang diaduk."
"Sesederhana itu?"
Dia mengangguk. Pantas saja alasan dia memutuskanku juga sama sederhananya dengan alasan ia menyukai McFlurry milo. Aku jadi ingat, semua tentang Adrian memang sederhana, dan aku menyukainya. Aku selalu suka saat tanganku berada di dalam saku jaketnya, aku juga selalu suka saat kami menikmati lagu bersama, aku suka semua tentang Adrian. Tapi mungkin, aku belum cukup untuk membuatnya bertahan bersamaku.
"Kamu ga makan?" tanya Adrian setelah cukup lama kami terdiam dan memakan McFlurry masing-masing.
"Ini namanya apa? Tidur?" jawabku sambil mengangkan cup McFlurry-ku.

KAMU SEDANG MEMBACA
LiNo (Lima November)
Cerita Pendek"Tidak seperti orang-orang yang menyukai bulan Desember, aku lebih menyukai bulan November. Karena di bulan itu, dia hadir. Hadir di alam semesta, hadir juga di duniaku." -Aprilia Firdausya- LiN...