[Kylie] Broke Up

835 57 12
                                    


 Justin blocked you.

Gue langsung sedih, kecewa, dan pengen mukul justin ketika pengen nge-chat justin tapi justin memblokir gue jadi gue gak bisa nge-chat justin.

 Padahal ini saturday night, biasanya kalau saturday night pasti Justin lagi main di game center.

 Sebenarnya gue capek dengan sifat Justin, dia lebih memilih game nya daripada pacarnya sendiri.

Gue pengen putus dengan Justin, gue gak peduli lagi, terserah.

 Gue memutuskan untuk menelpon Justin lewat nomor ponsel nya. Ketika gue menelpon justin, yang mengangkat telepon yaitu operator yang mengatakan kalau gue gak punya cukup pulsa.

Gue segera meng-check pulsa, dan ternyata masih bisa dipakai untuk mengirim pesan tiga kali.
 
Tanpa pikir panjang, gue langsung mengetik sebuah pesan yang akan gue kirim ke justin.

Dear Justin..
 Kamu kenapa? Aku tau emang kamu sibuk banget tapi sibuknya kok bisa sampe ngeblokir aku ya? Aku cuma mau putus  sama kamu,, gak balas pesan ini selama satu jam berarti putus.

 1 detik, 1 menit, 10 menit berlalu.. justin belum membalas pesan gue. Gue berminat untuk mengetik pesan kedua.

Dear justin..
Aku capek kita PUTUS.

Lagi-lagi tidak ada balasan, saatnya gue mengetik pesan ketiga.

Pesan terakhir, kita putus.

Tiba-tiba saja handphone gue bergetar karena ada orang yang menghubungi nomor ponsel gue.

Ternyata yang menghubungi gue itu Justin, dengan rasa marah yang masih terasa gue pun mengangkat telepon dari Justin.

"Halo."

"Iya."

"Jangan putus aku gamau."

"Kalau aku nya mau."

"Tapi aku.."

"Alah mau ngomong apa? Basi kamu ah, mau ngomong tapi kamu yang memulai jadi kamu juga yang mau mengakhiri yaudah terserah malah bagus."

"Kamu kenapa?"

"Kamu yang kenapa?"

"Seharusnya kamu yang kenapa, kok marah-marah?"

"Pikir sendiri."

"Gimana mau mikir? Perasaan, aku gak buat kesalahan apapun ke kamu."

"Yaudah kalau gitu intinya putus."

"Kenapa sih?"

"Kamu beneran gak tau?"

"Iya."

"Kesalahan sendiri gak tau, kamu udah kebanyakan buat kesalahan ya? sehingga kesalahan ke pacar nya gak inget?"

"Kesalahan apa sih?"

"Kamu yang buat kesalahan, masa aku yang kasih tau juga, ya pikir sendiri."

"Pusing nih kasih tau aja ngapa sih?"

"Yaudah kalau pusing,emang gue pikirin, bodoamat."

Gue pun langsung mematikan telepon secara sepihak.

 Tiba-tiba Justin menghubungi gue lagi, bodoamat gue gak mau angkat.

Gue langsung mengnon-aktifkan handphone gue.

Bodoamat Justin, gue capek berhubungan sama lu.

                             😈😈😈😈

Setelah dua jam menangis, gue memutuskan untuk tidur.

Ketika gue mau memejamkan mata, tiba-tiba saja ada seseorang yang mengetuk jendela kamarku.

Seketika suasana langsung horror, siapa orang yang berani naik ke lantai dua kamar gue? Lantai dua kan tinggi banget dan disana juga gak ada alat bantu buat naik ke loteng.

Dan ditambah suasana sedang hujan.

Gue mengabaikan ketukan tersebut karena takut.

Tapi

Ketukannya tambah keras

Dan

Di

Tambah

Dengan suara bisikan memanggil nama gue.

Dan suaranya seperti suara cowok.

suara itu seperti suara Justin.

Gue yakin, pasti gue lagi ngelantur karena galau.

 Bisikan itu lama-lama terdengar jelas dan semakin keras dan seperti bukan bisikan lagi.

"Alah lo hantu jangan coba-coba mampir." Kata gue dengan nada bergetar karena takut.

"Gue bukan hantu please buka jendela atau pintunya."

Gue pun membuka pintu dengan perlahan-lahan takutnya itu hantu bukan Justin."

Ketika pintu terbuka lebar, Justin langsung memeluk gue dengan keadaan justin yang sedang basah kuyup karena terkena hujan ketika berusaha naik.

"Kenapa?" Tanya Justin dengan keadaan masih memeluk ku dengan erat.

"Gausah sok bego, pikir kesalahan kamu sendiri, ngapain peluk-peluk kamu bukan siapa-siapa lagi haram hukumnya peluk peluk aku." Jawab gue sambil berusaha melepas kan pelukan Justin.

Ketika Justin sudah tidak memeluk gue lagi, gue langsung membentaknya.

"Kamu pulang sekarang, muka kamu gaenak." Kata gue sambil menutup pintu dengan keras.

"Aku gak mau putus." Lirih Justin.

"Itu urusan kamu, udah ah capek." Kata gue sambil menutup gorden kamar yang terbuka.
 
Aku pamit ya, kylie." Pamit justin

Sebelum justin meninggalkan loteng kamar gue, dia sempat menaruh sekotak kado, surat, dan bunga mawar di depan pintu kamar gue.

Gue melihat dia menaruh kotak itu.

Tanpa pikir panjang, gue langsung mengambil kotak kado,surat, dan bunga mawar yang berada di depan pintu kamar gue.

Setelah itu, gue pertama-tama membuka kado dari Justin dan ternyata isinya adalah jam tangan yang modelnya sama persis seperti jam tangan di mall yang gue tunjukan ke Justin kalau jam tangan itu adalah selera gue banget. How sweets?

Kemudian, gue beralih ke surat dari justin, gue pun membuka amplop surat itu dan segera membaca surat tersebut.

Dear Kylie
Jangan marah sama sifat aku yang kayak gini, perlahan-lahan gue bakal berubah demi lu, tapi maap maap aja ya kalau kamu suruh aku berubah jadi rangers aku gak mau jadi rangers pink mau nya rangers merah. Oke kembali serius, oke langsung intinya aja ya pokoknya gue akan berubah gue bakal lakuin semua nya yang kamu mau selagi itu buat kamu senang, bukan untuk selagi itu buat kita balikan, gue anti balikan sama mantan apalagi mantan nya yang ngajak balikan, gue mau berjuang dulu baru balikan , lah tadi katanya anti gimana sih gue, tapi biarkan aku berjuang ya Kylie.

Surat gak jelas macam apa ini? Tapi surat absurd ini kok bisa bikin gue senyum mulu ya?

Pengen nuntasin cerita ini masa :( jangan lupa tinggalkan jejak ya

Mudah mudahan otak saya masih mampu menulis cerita ini, ingin menuntaskan cerita inu huft

GAMERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang